Satria harus menepati janjinya. Dia akan naik gunung bersama Gita meski ia tidak suka. Ya, setidaknya dia harus berkorban demi membuat bahagia perempuan yang sangat dicintainya.Gita memilih gunung Andong sebagai destinasi mereka. Gunung itu tidak terlalu tinggi dengan ketinggian hanya 1726 mdpl. Perjalanan nanjak hanya membutuhkan waktu 2 jam hingga sampai ke puncak. Namun pemandangan yang disuguhkan disana, tak kalah indah dari gunung-gunung yang lebih tinggi lainnya.
Malamnya, Satria telah menjemput Gita untuk bermalam dirumahnya. Tentu saja Gita tidur di kamar tamu. Tujuan mereka yaitu menghemat waktu untuk sampai di magelang.
Sekalian saja mereka mengadakan preweding disana. Ya, di tempat favorit Gita.
Mereka mengajak 2 teman lama Gita yaitu Rizki dan Anya yang nantinya akan menjadi fotografer dadakan mereka.Mereka pun menyewa peralatan mendaki. Ada 2 buah tenda untuk laki-laki dan perempuan, peralatan memasak, sleeping bag, sepatu hiking, dan tracking pole. Tak lupa membawa persediaan botol air minum dan juga logistik.
Setelah janjian dengan Rizki dan anya yang menunggu di alun-alun Semarang, mereka akhirnya berangkat menuju magelang.
Perjalanan membutuhkan waktu setidaknya 2 jam. Mereka naik mobil Satria yang diantarkan oleh sopir supaya perjalanan mereka tidak terlalu melelahkan.
Sampai di basecamp Sawit sekitar jam 2 siang, mereka istirahat dulu sebelum mulai nanjak. Satria menyuruh pak supir untuk pulang dan kembali lagi kesana besoknya.
Setelah adzan ashar, mereka memulai perjalanan mereka. Satria dan Rizki membawa carrier 60 L sedangkan Gita dan Anya membawa dengan ukuran lebih kecil yaitu 35 L.
Perjalanan cukup santai, sebentar-sebentar mereka istirahat. track juga tidak terlalu sulit. Diperjalanan, mereka menjumpai banyak pendaki lain yang naik maupun turun. Silih berganti.
Pendakian pertama Satria, cukup menantang dan melelahkan. Dia heran kenapa orang-orang selalu menyulitkan diri sendiri seperti ini. Kalau bukan karena Gita, dia tidak akan mau bersusah payah mendaki gunung.
Pukul 5 lebih sedikit, mereka akhirnya sampai di puncak. Mereka segera mendirikan tenda sebelum hari berubah gelap.
Mereka datang di pertengahan tahun yaitu waktu yang tepat untuk menikmati view dari puncak gunung Andong. Area persawahan dan juga pemukiman terlihat indah dari atas. Gunung merbabu yang gagah terlihat jelas didepan mata. Di akhir dan awal tahun, puncak dipenuhi kabut tebal yang menyulitkan pendakian dan tidak dapat menikmati view yang indah.
Hari semakin malam. Udara pun menjadi semakin dingin disana. Akhirnya, mereka memasak mie instan dan membuat kopi untuk menghangatkan tubuh mereka.
Mereka menikmati view dimalam hari dengan lampu kota yang bertebaran di mana-mana.
"Makasih, ya." Ucap Gita kepada Satria.
"Makasih untuk ?" Satria nampak kebingungan.
"Untuk Hari ini. Akhirnya impian ku dari dulu sudah terkabulkan. Ini akan jadi pengalaman muncak terakhirku yang paling indah." Gita tersenyum dan dibalas belaian lembut dipucuk kepalanya.
"Ekhemm..." Anya berdehem membuat acara romantis Gita dan Satria mendadak terhenti.
"Ini makan malamnya sudah siap untuk calon pengantin baru." Anya menggoda mereka dan sukses mendapat jitakan pelan dari Gita.
"Kamu juga cepat cari calon suami, Anya. Rizki iku lho nganggur." Gita asal bicara dan membuat yang lain tertawa.
"Hahahahaa.. Rizki selera nya tinggi Git. Asal kamu tahu." Suasana menjadi cair dan tak se canggung di awal perjalanan mereka ke tempat itu.
Keesokan harinya, acara foto preweding mereka berjalan lancar. Memakai pakaian seadanya ala pendaki pada umumnya, Satria dan Gita terlihat sangat romantis. Dengan latar belakang pemandangan Gunung merbabu serta area persawahan, membuat foto mereka menjadi berbeda dari foto-foto preweding orang kebanyakan.
Selain di puncak gunung Andong, ada satu lagi puncak namanya puncak Alap-alap. Perjalanan hanya sekitar 10 menit dari tenda mereka. Melewati jalan setapak yang di kiri dan kanan adalah jurang, mereka harus berhati-hati.
Setelah mendapatkan banyak foto, mereka istirahat di dalam tenda. Anya dan Rizki masih sibuk mengabadikan momen.
"Jadi, benar kata Bapakmu. Kamu masih sering mabuk dan berkelahi ?" Tanya Gita.
"Maaf, Git. Dulu tanpa sepengetahuan mu, aku sering pergi ke bar saat ada masalah sama kamu. Ya, mencoba menghilangkan beban pikiran. Aku tahu aku salah, aku minta maaf, ya."
"Lalu siapa Angga, dan kenapa keluarganya bisa sampai menuntut Bapakmu atas kejadian itu ?"
"Waktu itu, hari dimana aku putus sama kamu dan aku sangat hancur. Aku minum 2 botol vodka dan mabuk berat. Sedangkan si Angga brengsek itu, datang mengejekku bilang bahwa bocah bau kencur seperti ku, cocoknya pergi ke pasar malam. Aku sedang emosi malah dipancing begitu, kita babak belur. Bahkan aku digotong pulang ke rumah temenku secara gak sadar."
"Jangan kayak gitu lagi ya. Aku takut." Gita tertunduk sedih.
"Iya, aku janji gak akan pergi ke tempat terkutuk itu. Sekarang ada kamu. Saat aku lelah bekerja dan pulang ke rumah, akan ada kamu sebagai tempat keluh kesahku. Jangan pernah pergi dariku seburuk apapun aku dimatamu. Aku memang cowok bajingan tapi aku janji gak akan pernah melukai seorang perempuan, apalagi istriku."
Satria memeluk Gita dengan erat, kemudian menangkup wajah perempuan itu lalu menciumnya lembut penuh perasaan.
THE END..........
Ada typo langsung beritahu ya, terimakasih sudah baca sampai akhir cerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mountain i'm in love
RomanceMendaki gunung bagi sebagian orang adalah sebuah hobi. Tak terkecuali dengan Gadis bernama Gita. Dia sangat menyukai kegiatan itu, dan seluruh rangkaian perjalanannya. Namun di mata Satria, dia memiliki pandangan yang berbeda dari sebuah hal mendak...