4. the damn night

171 5 0
                                    

🎵Zona nyaman- Fourtwnty🎵

~~

Satria mendengus kesal ketika membuka ponselnya dan melihat beberapa pesan dari Gita berkata bahwa gadis itu berangkat mendaki sore tadi.

Satria menyambar kunci motornya lalu pergi menghampiri teman-temannya yang menuju tempat tongkrongan mereka.

Nightclub

Ya, malam minggu seperti ini pasti Aryo, Radit dan Toni berada ditempat terkutuk itu. Ia berharap teman-temannya akan menghiburnya dan melupakan masalah tentang Gita. Pikirannya hanya dipenuhi oleh gadis itu malam ini. Rasa kesal, marah dan juga khawatir lengkap menjadi satu didalam kepalanya.

Sampai disana dia tidak langsung mencari teman-temannya dan malah menuju meja bar dan memesan segelas whiskey. Berharap minuman itu akan menenangkan pikirannya.

Setiap ada masalah, dia pasti datang ketempat itu. Meski setelah itu ia akan menyesalinya karena sebelumnya telah berjanji pada Gita untuk tidak menyentuh lagi minuman-minuman setan seperti itu. Tapi, ia tidak peduli saat ini.

Sekali tenggak gelasnya langsung kosong dan meminta barista untuk menuangkannya kembali. Begitu terus hingga gelas ke 3 ia baru beralih menuju teman-temannya berada.

"Woi, bro. Udah lama nggak keliatan kao ?" Sapa Toni dengan logat bataknya dan nampak senang melihat kawan lamanya berkunjung lagi.

"Gimana, masih baik-baik aja kan sama pacar ?" Radit menimpali. Satria pun membalas dengan tersenyum kecut sambil mendecih.

"Ya, gitu lah." Jawabnya ringan.

"Udahlah, kao lupain masalah ko rang dengan pacar kao itu. Sekarang kita senang-senang disini." Kata Toni lagi. Satria hanya mengangguk dan tersenyum kecil.

~~

Gita yang baru pulang setelah pendakiannya, langsung merebahkan diri diranjang kamar kost nya. Semua badan rasanya pegal dan minta diistirahatkan. Tanpa mandi lebih dulu, dia tertidur pulas.

Tersadar. Gita meraba-raba ponsel dan melihat jam sudah pukul 10 malam. Perutnya terasa lapar karena belum makan sama sekali sejak tadi siang.

Menyadari bau kecut yang menguar dari badannya, ia segera membersihkan diri.

Setelah mandi ia pun membuka ponsel dan mengecek apakah Satria membalas chat darinya. Ternyata nihil. Tak ada balasan apapun dari laki-laki itu. Tapi sepertinya dia sudah membaca namun tak berniat membalasnya. Gita berfikir bahwa kekasihnya benar-benar marah padanya.

Gita lalu mencari foto tulisan yang dibuatnya beberapa waktu lalu, dan mengirimkannya pada satria. Berharap pemuda itu akan menyukainya.

Tak ada balasan, Gita menekan tombol dial. Setelah beberapa kali berdering, akhirnya terhubung.

"Halo, sayang."

"Udah pulang ?"  Tanya Satria to the point.

"Hmm, iya. Tadi sore udah nyampe kost kok. Terus ketiduran."

"Oh."  Satria menjawab singkat dan perasaan Gita semakin tidak enak.

"Yang, Kamu marah sama aku ?"

"Marah kenapa ?"

"Ya, marah. Karena aku akhirnya pergi muncak dan nggak dengerin omongan kamu."

"Aku tuh cuma khawatir sama kamu. Ntar kamu kenapa-napa gimana, kalo kamu ilang, gimana ?"

"Heheheh, nggak kok. Insyaallah nggak akan terjadi apa-apa. Ini juga aku udah balik dengan selamat. Kamu nggak perlu khawatir berlebihan sama aku."

Mountain i'm in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang