🎵Fiersa Besari-Waktu yang salah🎵
Petualangan hanyalah tentang kerendahan hati, bukan tentang harga atau
pembuktian diriMendaki gunung mengajarkan kita bahwa untuk memulai sesuatu harus membutuhkan keberanian supaya kita tahu bahwa diri ini pernah mencoba dan berhasil mencapai puncak
~~
🌻Happy reading🌻
"Sudah ada persiapan ?" Tanya Gita yang baru datang lalu ikut bergabung dengan rekan-rekan grup petualang di kampusnya.
"Sudah semua, tinggal berangkat saja." Kata Anya.
"Jadi, yang ikut pendakian hari sabtu besok ada 10 orang. Yang lain masih sibuk dan sebagian lagi susah dihubungi. Perlengkapan seperti tenda, nesting, logistik dan p3k udah disiapkan. Perlengkapan pribadi masing masing juga jangan lupa seperti senter, selimut, baju ganti, makanan ringan dll. Besok jam 5 sore kita kumpul disini dan langsung berangkat kalau pesronil udah lengkap." Jelas Anton si leader di komunitas pecinta alam itu.
"Ada yang ingin ditanyakan ?" Lanjut Anton.
"TIDAAK" Jawab anak-anak serempak.
"Ehh, btw mau muncak kemana kita ?" Tanya Gita pelan kepada Anya disebelahnya.
"U-NGA-RAN." jawab Anya menekankan setiap suku kata. Anton pun mendengar percakapan mereka dan hanya geleng-geleng kepala dan tersenyum ke arah Gita.
"Oh, oke." Jawab Gita yang merasa otaknya sedikit lemot hari ini. Mungkin karena terlalu banyak tugas yang dimilikinya.
Setelah rapat kecil mereka usai, Anton mempersilakan anggotanya untuk bubar karena hari juga sudah semakin sore.
"Git ?" Cegah Rizki sesaat setelah keduanya keluar dari ruangan.
"Eh, iya ki?".
"pinjam sepatu hiking nggak ?"
"Hmm..." Gumam Gita nampak berpikir sejenak.
Sambil mengobrol Mereka berjalan bersama menuju parkiran.
Gita melanjutkan kalimatnya, "ndak usah ki, makasih. Masa minjem terus. Malah pekeweuh aku. (Malah nggak enak aku)" Gita berusaha menolak tawaran Rizki namun dalam hati ingin sekali.
"Alah Git, wes koyok karo sopo wae. (Alah, Git. Sudah kayak sama siapa aja). Lagian wes gak muat kanggo aku. Pek lah yo rapopo (ambil aja juga nggak apa-apa)."
Oh, beneran ki gakpopo. Yawis makasih yo."Ucap Gita antusias. Bagus lah, artinya dia tidak perlu menyewa sepatu hiking lagi. Tapi suatu saat Gita pasti akan membeli sepatu sendiri karena sudah terlalu sering meminjam pada Rizki. Ada rasa tidak enak tentunya jika keseringan seperti itu.
Parkiran yang luas sudah nampak. Artinya, mereka harus menyudahi obrolannya sampai disini.
Dari kejauhan nampak seorang laki-laki duduk diatas motor vixion sedang memperhatikannya. Dari jauh pun, Gita sudah menyadari kalau laki-laki itu adalah Satria, pacarnya. Mempercepat langkahnya, Gita menghampiri laki laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mountain i'm in love
Roman d'amourMendaki gunung bagi sebagian orang adalah sebuah hobi. Tak terkecuali dengan Gadis bernama Gita. Dia sangat menyukai kegiatan itu, dan seluruh rangkaian perjalanannya. Namun di mata Satria, dia memiliki pandangan yang berbeda dari sebuah hal mendak...