Gita melakukan pekerjaannya seperti biasa. Seorang pasien pun masuk ke dalam ruangannya untuk diperiksa.
"Ya, silakan du-" kata Gita terhenti dengan kalimatnya. Ia mengatakan itu sambil sibuk mencatat sesuatu. Namun berhenti dengan aktifitasnya setelah mengetahui pasien yang masuk ke dalam ruangannya.
Satria ? Kenapa lagi dia ?
Satu bulan sudah, Gita tidak bertemu dengan laki-laki itu. Membuat rasa rindu dihatinya kian membuncah. Betapa senangnya ia, Satria kini muncul sendiri di hadapannya bahkan tanpa ia duga.
Namun, dia terlihat baik-baik saja. Bahkan terlihat bugar. Tak lagi ada perban yang melilit tangan kanannya seperti waktu itu. Sepertinya dia sudah sembuh.
"Satria ?" Gita tersenyum lebar dan mata yang berbinar. Tak bisa dibohongi, bahwa dia sangat bahagia melihat kedatangan laki-laki itu.
"Apa kabar, bu Gita ?" Tanya Satria berbasa-basi.
"Emm.. baik. Sudah sembuh kamu ?" Tanya Gita.
"Iya, sudah." Jawabnya dengan polos.
"Jadi apa keluhan anda mas Satria Reynanda?"
"Ah, tidak ada." Satria tak henti-hentinya tersenyum.
"Lalu, untuk apa datang ke puskesmas ?" Gita memicingkan mata tanda heran.
"Ingin bertemu denganmu." Jawabnya enteng tanpa basi-basi lagi.
Benarkah begitu ?
"Aku sedang kerja, Satria."
"Aku tahu, makannya aku kesini biar bisa menemuimu."
"Hhhhh. Kalau sudah ketemu, lalu ?"
"Boleh pinjam Hp mu, aku mau menelfon teman biar menjemputku disini." Kata Satria.
"Oh-iya, ini pakai saja." Gita memberikan ponselnya pada Satria. Seperti hafal diluar kepalanya, Satria menekan 12 digit angka lalu mendialnya via WA.
Terdengar bunyi ponsel berdering diruangan itu yang ternyata adalah milik Satria. Gita terkejut, apa yang telah dilakukan laki-laki itu. Katanya dia akan menelfon temannya tapi malah hp nya sendiri yang berbunyi. Ohh, ternyata Satria mencuri nomor Gita. Dia hanya bisa tersenyum malu-malu. Ada-ada saja kelakuannya.
"Terimakasih, nona." Kata Satria yang bangkit dari duduknya.
"Eh, tunggu Sat." Cegah Gita.
"Ada hal yang ingin aku sampaikan. Kalau kamu bisa, temui aku di taman GOR kudus. Sabtu atau minggu aku libur kerja, sebisa mu saja. "
"Ciye, ngajakin ketemuan." Satria tersenyum jahil dan Gita mendadak gugup dan salah tingkah.
"Oke, sampai jumpa lagi." Pamit Satria sambil membuat gerakan menelfon dengan jari didekat telinganya dengan senyuman smirk nya serta mengedipkan mata. Haha, jahil sekali. Ya, Dia bermaksut mengkode Gita. Lagi-lagi Gita tersipu malu namun tak bisa dipungkiri bahwa hatinya kini sedang berbunga-bunga.
~~
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari Sabtu. Ya, Satria selalu bisa di hari apa saja karena dia ijin cuti pada ayahnya dan menginap beberapa hari di kostel.
Gita menunggu laki-laki itu dengan tenang sambil mengamati sekeliling. Ya, Pembawaan gadis itu sekarang berbeda dari Gita yang dulu. Terlihat anggun, tenang, dan berkharisma, terlihat dewasa sesuai dengan usianya. Bahkan sekarang Gita telah mengenakan hijab sejak dia mulai bekerja. Mengenakan rok, dan selalu berpakaian rapih. Cantik sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mountain i'm in love
RomanceMendaki gunung bagi sebagian orang adalah sebuah hobi. Tak terkecuali dengan Gadis bernama Gita. Dia sangat menyukai kegiatan itu, dan seluruh rangkaian perjalanannya. Namun di mata Satria, dia memiliki pandangan yang berbeda dari sebuah hal mendak...