"Apa yang akan kau lakukan?" Hyena menatap Namjoon tajam saat ia melihat namjoon yang membantu Bibi Hwasa untuk packing kebutuhan Jimin. Jimin yang sedang bermain game di ponselnya mendadak menghentikan permainannya. Ia tahu suasana menegangkan akan segera dimulai.
Namjoon sudah mantap akan membawa Jimin bersamanya, ia sudah meminta bantuan Hoseok untuk mencari sekolah yang tak begitu jauh dari tempat kerja Namjoon, ia juga berencana untuk mengurus kepindahan Jimin dari sekolahnya disini segera setelah ia memastikan jimin sehat dan bisa berpergian jauh. Tak sedikitpun Namjoon memikirkan reaksi ibunya terhadap kepindahan jimin juga dirinya, toh selama ini pun Jimin tak benar-benar ibunya pedulikan. Selama ini, namjoon yang berperan menjadi ibu sekaligus ayah bagi Jimin. Ketika pengambilan nilai akhir selalu namjoon yang mengadirinya, begitu pula dengan segala macam peran yang seharusnya dilakukan oleh orangtua. Hyena hanya berperan sebagai kantung uang yang memenuhi segala kebutuhan jimin. Tapi saat ini namjoon sudah bertekad akan menanggung seluruh biaya yang jimin butuhkan. Ia tak butuh ibunya lagi.
"Jimin akan pergi bersamaku," terang Namjoon tanpa ada keraguan di suaranya.
"Ke Korea maksudmu?" Hyena mendecak pelan. "Tempat Jimin disini dan ia tak akan pergi kemanapun," Lanjut Hyena tak kalah lugas dari namjoon.
"Ibu dan ego mu." Namjoon terkekeh sinis. "Kau memang tak pernah berubah. Sudah cukup bu, aku tak akan memaksa ibu untuk pulang, aku tahu ibu tak akan peduli dengan apa yang terjadi diluar sana selain karir ibu. Aku tak akan memaksa ibu untuk mengembalikan semuanya, aku yang akan memperbaiki segalanya." Namjoon merasakan sesak di dadanya. Ia hanya tak habis pikir, apa ibunya tak merasa bersalah telah meninggalkan anak kandungnya yang lain dibelahan bumi sana? Apa ibunya benar-benar tak berniat mencari keberadaan Jungkook? Apa hanya ia yang ingin segalanya kembali seperti semula?
Jimin yang sejak tadi menjadi penonton mulai bertanya tanya tentang arah pembicaraan sang kakak dan ibunya, Mengembalikan apa? Memperbaiki apa? Jimin membatin. Apa yang kakaknya coba sampaikan pada sang ibu? Mengapa jimin tak menangkap sinyal apapun?
"Tak akan ada yang berubah, Namjoon. Untuk apa Jimin ikut denganmu ke Korea? Biaya tanggungan Jimin masih jadi tanggungjawab ibu."
"Biaya, huh?!" Namjoon mulai meninggikan nada suaranya, kembali tak habis pikir dengan racauan sang ibu. "Aku akan menanggung semuanya! Cukup sampai sini ibu membiayai Jimin. Lagipula, seharusnya ibu sadar, ada atau tidakpun jimin disini tak ada pengaruhnya untuk ibu. Ibu akan tetap menggilai karir ibu itu—"
Plak.
Belum sempat namjoon meneruskan ujarannya, pipinya sudah menjadi korban emosi sang ibu. "Kau terlalu berani pada ibumu! Apa ini yang kau pelajari di perguruan tinggimu selama ini, huh?!"
Namjoon yang ingin membalas perkataan sang ibu terhenti begitu ia menyadari Jimin sudah terisak di sudut ruangan. Jimin menutup kedua telinganya seraya menundukkan kepalanya. Ia benci mendengar perdebatan antara kakak dan ibunya, apalagi yang di perdebatkan itu selalu tentangnya. Namjoon lalu mendekati Jimin seraya melepaskan tangan jimin dari telinganya, namjoon memeluknya erat tak lupa mengelus punggung jimin konstan guna meredakan tangisnya.
"Sudah, Hyung. Jangan marah lagi, aku takut." Jimin berujar lirih yang masih bisa ditangkap namjoon. Ia menghela napas dalam, "Iya, maafkan hyung ya. Hyung akan bicara pada ibu lagi nanti. Sekarang kau harus beristirahat dulu di kamarmu." Namjoon memanggil Hwasa untuk mengantar Jimin ke kamarnya.
Setelah Namjoon memastikan Jimin sudah masuk ke kamarnya, Namjoon lalu menghampiri ibunya seraya berujar lirih tak ingin Jimin mendengar perkataannya, "Aku tetap akan membawa Jimin ke Korea dan mencari keberadaan Jungkook."
Mendengar nama yang selama ini ia coba lupakan, hati Hyena berdesir hebat. Irisnya bergetar tanda rasa bersalah yang kembali muncul. Ia memang gila, meninggalkan satu anaknya di belahan bumi lain karena karir, tapi Hyena hanya ingin mimpinya selama ini tercapai. Ya, aku tak salah. Hansung pasti mengurusnya dengan baik, bantin Hyena. "Lalu untuk apa kau membawa Jimin? Ayahmu tak tahu adanya Jimin, biarkan Jimin dengan ibu disini, namjoon-ah." Hyena berpikir setidaknya ia harus meminimalisir rasa bersalahnya dengan membiarkan jimin tetap bersamanya. Jika namjoon juga membawa jimin, ia tak tahu akan sebesar apalagi rasa bersalahnya. Tapi ia juga terlalu berat untuk meninggalkan segala hal yang sudah ia bangun disini, ia masih tak rela untuk mengorbankan karirnya. Ia sudah sejauh ini, dan ia tak akan sekalipun mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find You
FanfictionNamjoon memutuskan untuk menginjakkan lagi kaki nya di Korea demi menemukan adiknya yang sudah terpisah dengannya belasan tahun lalu. Berbekal memori masa kecil, akankah ia berhasil?