"Kau menghindari kami ya?"
Deg.
Itu bukan suara Tae-Hyung nya, tapi suara yang akhir-akhir ini sering ia dengar, Jungkook sunbae. Meskipun sikap Jungkook sudah mulai cair, tak urung Jimin masih sering merinding mendengar suara dingin sang kakak tingkat. Jimin mulai panik dan mengutuk dirinya sendiri dalam hati karena keteledorannya hingga ia ditemukan oleh kedua kakak tingkat kesayangannya.
"T-Tidak, Sunbae." Ah sial! Kenapa aku harus terdengar segugup itu sih?!
"Lalu kenapa kau tidak makan di kantin hari ini? Kau sakit Jimin-ah? Kali ini Taehyung mulai mengeluarkan suaranya. Terdengar khawatir juga penasaran yang cukup membuat hati Jimin menghangat. Ia tak mungkin kuat menjauhi kakak tingkatnya ini tapi Jimin merasa tak punya pilihan lain untuk saat ini. Ia sungguh tak ingin urusannya dengan Sungwon semakin panjang apalagi sampai membuat Namjoon turun tangan. Jimin merinding membayangkannya.
"Aku sehat, Hyung. Hanya... Aku—aku membawa bekal dari rumah jadi kurasa tak perlu pergi lagi ke kantin." Jimin masih saja tergagap. Ia tak biasa berbohong. Namjoon bahkan bisa menebak jika Jimin berbohong tanpa mendengar suara Jimin sekalipun. Sejelas itu.
"Ah, begitu. Lalu bagaimana dengan rencana makan siang di apartment mu itu, Jimin-ah?" meskipun Taehyung sedikit curiga dengan gelagat Jimin, tapi ia memilih untuk mengabaikannya dan beralih untuk membahas perihal undangan Jimin untuk datang ke apartment nya.
"Ah iya. Apa kau bisa datang hyung?" Jimin menatap Taehyung lalu dengan sedikit gugup menggulirkan tatapannya pada Jungkook.
"Tentu saja aku bisa. Jungkook juga akan datang, iya kan Kook?"
Jungkook yang sejak tadi tak begitu menyimak pembicaraan Taehyung dan Jimin sedikit tersentak, "A-ah, ya. Aku akan datang."
Jimin tak bisa menutupi rasa senangnya, ia tersenyum lebar hingga matanya tak terlihat yang tak ayal membuat kedua laki-laki dihadapannya gemas.
***
Hari-hari berlalu, Jimin masih mencoba untuk menghindari Taehyung dan Jungkook dengan cukup hati-hati, pasalnya Taehyung cukup peka, ia bisa langsung menyadari jika Jimin hanya membuat alasan untuk tak bertemu dengannya. Sedangkan Jungkook tak begitu banyak memberi protes terhadap alasan yang Jimin kemukakan, jadi Jimin cukup lega karena tak ditanya aneh-aneh oleh kakak tingkat yang di seganinya itu. Tanpa Jimin tahu, sebenarnya Jungkook cukup curiga dan sedikit, sedikit merasa kehilangan anak menggemaskan itu. Dengan begitu, Sungwon tak menemui Jimin lagi, hal itu membuatnya bisa bernapas sedikit lega, artinya ia bisa menyelesaikan masalahnya tanpa bantuan Namjoon.
Tapi, sekuat apapun Jimin berusaha untuk menghindar, masih saja ada hal-sal mengejutkan yang terjadi, seperti saat Taehyung dan Jungkook tiba-tiba menemuinya di kelas, atau kadang-kadang memanggil namanya keras saat ia masih di sekitar gerbang masuk, atau bahkan menemuinya di kelas sepulang sekolah. Jimin senang, sungguh dia sangat senang mempunyai teman seperti Taehyung dan... Jungkook. Bolehkah saat ini ia menyebut Jungkook sebagai temannya? Pasalnya Jungkook sudah terlihat membuka hatinya pada Jimin, tidak seketus dulu. Jika saja ia punya pilihan lain untuk menyelesaikan masalahnya dengan Sungwon tanpa harus menjauhi kedua kakak tingkatnya, ia pasti akan melakukannya. Masalahnya, Jimin merasa buntu. Ia bingung, Jimin tak ingin melibatkan Namjoon tapi tak mungkin juga ia mengadu pada Taehyung apalagi Jungkook kan?
Jimin tidak tahu apa Sungwon menyaksikan hal itu atau tidak, ia tak pernah menemukan Sungwon yang memergokinya saat bertemu dengan Taehyung dan Jungkook. Tapi sepertinya dugaannya salah, Sungwon pasti sering atau setidaknya pernah melihat Jimin sedang bersama Taehyung ataupun Jungkook. Terbukti dengan Sungwon yang saat ini mengahampirinya dengan tampang garang, sepertinya ia sedang marah.
"Kau masih tak mengerti ya?" Sungwon menghampiri Jimin bersama kedua temannya. Jimin menarik napas dalam, bohong jika ia bilang tak takut. Jimin masih jelas mengingat bagaimana Sungwon memukulinya, dan rasanya seperti di neraka. Ia tak ingin lagi mengalami hal itu. Tapi ia juga bingung apa yang harus dilakukannya. Ia tak punya ide untuk menghadapi orang seperti Sungwon.
"Aku tak mengerti maksudmu. Bisa tolong minggir?" Jimin memberanikan dirinya untuk bersuara. Ia ingin pergi secepatnya. Satu hal yang ia sesali seharian ini, ia memilih gerbang belakang untuk jalan pulangnya karena ingin menghindari Taehyung dan Jungkook. Tapi sialnya ia malah bertemu dengan Sungwon dan kawan-kawannya, terlebih tempat ini cukup jarang dilalui para siswa apalagi guru. Saat ini hanya ada mereka berempat. Bodoh sekali kau Jimin! Tinggal tunggu waktumu untuk kembali merasakan neraka. Jimin mulai merapalkan sumpah serapah pada dirinya sendiri.
"Oh, kau ingin bermain-main denganku ya?" ujar Sungwon dengan seriangaian yang membuat bulu kuduk jimin meremang.
"Apa yang kau masalahkan sebenarnya? Aku sudah menjauhi Taehyung dan Jungkook hyung seperti keinginanmu."
"Taehyung dan Jungkook hyung? Hyung? Kau memanggilnya seperti itu?" Suara Sungwon meninggi. Lalu dengan tak berperasaan, Sungwon mendorong kepala Jimin dengan telunjuknya, "Memangnya kau siapa bisa memanggil mereka dengan sebutan itu? Menjijikkan! Dasar tukang jilat!"
Sungwon menghadiahi jimin tamparan kerasnya hingga Jimin yang tak siap dengan serangan dadakan itu hampir terjerembab ke kanan. Tak ingin menambah keributan yang hanya akan membuatnya tambah menderita, jimin memberanikan diri menatap Sungwon dengan tatapan menantangnya, "Lalu kau mau apa jika aku memang sedekat itu dengan mereka? Kau iri? Kau tak bisa kan?" Entah kekuatan dari mana, Jimin berani berkata dengan lantang tanpa rasa takut. Yang ia pikirkan saat ini adalah bagaimana caranya menyelesaikan masalah ini. Jimin juga mulai berpikir untuk melawan Sungwon, masa bodoh dengan hal lain, ia tak ingin di pukuli lagi dan terlihat lemah.
"Kau berani padaku? Sudah lupa dengan pukulanku? Baiklah jika itu yang kau mau!" Sungwon memukul perut Jimin sekali, lalu Sungwon memerintahkan kedua temannya untuk menyumbangkan bogeman nya. Jimin tersungkur setelah mendapat tiga pukulan, tapi ia tak ingin menyerah begitu saja. Ia harus melawan, dengan sisa kekuatannya, Jimin melepaskan pukulannya pada wajah mulus Sungwon.
"Jika kau ingin dekat dengan mereka, seharusnya kau dekati dengan cara yang baik bukan dengan menyingkirkan oranglain. Itu hanya sikap pecundang!"
"Kau gila Park Jimin. Aku tak akan pernah melepaskanmu." Tangan Sungwon mengayun kembali, berniat untuk membubuhkan warna keunguan di wajah putih Jimin, tapi belum sempat kepalan tangan itu menyentuh Jimin, seseorang menahan tangannya dan menghempaskannya kasar.
"S-Sunbae.."
"Apa di sekolah kau di ajari untuk melepaskan kemarahanmu dengan pukulan?" tak ada nada tinggi dalam kalimatnya, hanya dingin suaranya sukses melenyapkan keberanian Sungwon tanpa sisa.
"Jungkook Sunbae, i-ini tak seperti yang kau pikirkan. Anak ini hanya sedang mencari perhatianmu!" Sungwon menjelaskan dengan suara ketakutan yang kentara, pasalnya tatapan tajam Jungkook mengurungnya.
Sisi bibir Jungkook terangkat, "Apa tidak terbalik? Bukankah kau yang sedang mencari perhatianku?"
Sungwon merasa tertampar dengan perkataan Jungkook, ia lantas menunduk beberapa saat lalu menyalangkan tatapannya pada rivalnya. Ini semua terjadi karena anak baru itu! Citraku jadi buruk di depan Jungkook sunbae, dan hal ini pasti akan merembet juga pada Taehyung Sunbae! batin Sungwon.
Menyadari tatapan Sungwon yang mengarah pada Jimin, Jungkook mengangkat suaranya, "Wah! Aku tak menyangka kau akan melakukan hal seperti ini Sungwon. Ku kira kau anak baik-baik yang tak suka menyerang oranglain, penilaianku selama ini salah ternyata." Mata Sungwon terbuka lebar, apa katanya? Jungkook sunbae mempunyai pandangan baik terhadapku?
"S-Sunbae.."
"Tapi aku sudah kecewa padamu, begitupun mungkin Taehyung. Jika kau masih berani mengganggunya, kau akan berhadapan denganku, Sungwon-ah."
***
Aku kembaliiii dengan rasa bersalah yang super besar. Maaf akhir-akhir ini aku lebih seneng jadi pembaca dibanding nerusin tulisanku huhu.
aku gak expect masih ada yang stay di cerita ini sih, tapi kalau ada yang nunggu i'll be the happiest! hehe
aku lagi nulis untuk part selanjutnya, kalau udah selesai aku bakal langsung post no edit edit biar gak lamaaaa. See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Find You
FanfictionNamjoon memutuskan untuk menginjakkan lagi kaki nya di Korea demi menemukan adiknya yang sudah terpisah dengannya belasan tahun lalu. Berbekal memori masa kecil, akankah ia berhasil?