Matahari mulai memunculkan dirinya tanda aktivitas harus mulai berjalan. Begitupun dengan dua orang yang memulainyadengan sarapan. Namjoon sesekali melirik adiknya yang sedang asyik menyuapkan makanan nya. Namjoon sedikit merasa bersalah dengan pembicaraan mereka dua hari yang lalu mengenai niat namjoon memindahkan sekolah adiknya itu. Pasalnya, jimin terlihat sangat murung sesaat setelah percakapan itu selesai hingga hari ini.
Sebenarnya Namjoon belum sama sekali mengurusi kepindahan jimin, ia masih sibuk dengan pekerjaannya. maka sampai saat ini jimin masih bersekolah di tempat yang sama.
"Apa kau sudah benar-benar baikan?" Namjoon ingin memastikan adiknya benar-benar siap untuk beraktivitas normal setelah seharian kemarin tak ia izinkan jimin nya keluar satu jengkal pun dari apartment nya. Tipikal namjoon hyung, overprotective.
Jimin mengangguk kecil menjawab pertanyaan kakaknya. Namjoon berkerut kesal, "Lihat kakakmu jika sedang berbicara, jimin."
Jimin menghela napas kasar yang tentu saja terdengar jelas di telinga namjoon. apa yang salah dengan jimin manisnya?
"Kau marah pada hyung?"
"Tidak."
"Aku sudah selesai." Jimin meletakkan sendoknya pelan, tak ingin mengganggu Namjoon yang masih menyuapkan makanan nya.
"Jimin. Duduk." Jimin tak biasanya seperti ini. ia tak lagi merajuk seperti biasa.
Jimin kembali duduk di tempatnya semula, ia tak tahu mengapa mood nya sangat hancur bahkan sebelum memulai aktivitas nya.
"Ada apa jiminie? Kau tak biasanya seperti ini." Namjoon melembutkan tatapan juga suaranya. Ia sangat paham bahwa satu-satunya cara berbicara pada jimin itu dengan kelembutan.
Jimin masih enggan menjawab. Namjoon sekali lagi mengeluarkan suaranya, "Kau bisa bicara pada hyung. Ada apa, hm?"
"A-Aku tak ingin pindah sekolah. Aku sudah punya teman disana." Jimin berbicara sambil menundukkan kepalanya, tak ingin menatap mata kakaknya. Ia takut namjoon tetap tak mengabulkan keinginnanya.
"Teman? Yang membawamu saat kau pingsan?"
Jimin mengangguk, "Bukan hanya Mingyu, ada Taehyungie hyung dan Jungkook sunbae juga. Mereka baik padaku."
Jungkook? Namjoon terhenyak mendengar nama itu, hati nya juga turut bergetar. tapi ia menepis pikiran nya. Nama jungkook di seoul ini pasti banyak sekali, ia tak ingin menggantungkan harapan pada yang belum pasti.
"Lalu siapa yang berbuat buruk padamu?" Pertanyaan ini lagi. Jimin sungguh ingin menghindarinya, tapi ia tahu bahwa kali ini namjoon tak akan melepaskannya begitu saja.
"Aku janji akan menceritakan semuanya, tapi hyung pun harus janji padaku." Namjoon tersenyum kecil mendengar penuturan adiknya itu. Jimin sudah kembali menjadi jimin manisnya.
"Yaa tergantung. Janji apa dulu?"
"Ah, Hyung~. Bilang janji dulu, baru ku beritahu."
Namjoon sedikit curiga sebenarnya, tapi wajah menggemaskan jimin lebih menghibur hatinya saat ini, jadi ia menyerah, "Yasudah, hyung janji."
"Aku akan bercerita di jalan saja. Ini sudah hampir jam 7. Aku akan terlambat jika bercerita disini."
Namjoon mengehela napas kasar, sebagian kesal tapi sebagian lagi gemas pada mochi nya ini. Akhirnya namjoon menyelesaikan sarapannya dengan cepat dan langsung bergegas menaiki mobilnya.
"Jadi bagaimana?" tanya namjoon sesaat setelah ia melajukan mobilnya. Jimin menghadapkan tubuhnya kearah namjoon seraya memerhatikan wajah kakaknya dari samping, sedikit ragu untuk memulai kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find You
FanfictionNamjoon memutuskan untuk menginjakkan lagi kaki nya di Korea demi menemukan adiknya yang sudah terpisah dengannya belasan tahun lalu. Berbekal memori masa kecil, akankah ia berhasil?