Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aqila pov.
Aku berjalan menuju kamar setelah pulang dari alfa__ (sensor, karna sherly nggk lagi endors).
Telingaku mendengar suara yang aneh. Suara itu muncul dari pintu merah. Ruangan yang sekalipun tak pernah aku masuki.
Suara itu semakin jelas ketika pintu tak sengaja terbuka sedikit.
Karna penasaran, aku berusaha mencuri pandang apa yang terjadi di dalam.
Aku mulai berfikiran negatif kala tercium bau amis dari dalam. Bau itu semakin tajam, dan bisa aku simpulkan adalah bau darah.
'Apa ini perbuatan renjun?'.
Tanda tanya itu tidak benar kala mataku melihat sosok tubuh pria terikat di tiang. Tubuhnya penuh darah dan kepalanya hancur sebelah.
Yang membuatku lebih kaget, ketika melihat sosok di depan tubuh pria tak bernyawa itu berdiri seorang yang aku kenal.
Dia Minhyun.
Hah?
Min...hyun oppa?
"Apa dia juga pesycho seperti renjun?".
Tubuhku sedikit mundur. Tapi dengan frontal seseorang menarik tanganku menuju suatu ruangan.
Author pov.
Aqila sedikit melawan karna bayangan minhyun yang membunuh pria di depannya dengan tidak manusiawi membuatnya takut jika minhyun akan melakulan hal yang sama terhadapnya. Dan sekarang ia sedang membayangkan orang yang menariknya adalah minhyun.
" Suuuttt.....diam!!!!, kau ingin mati?".
Suara itu membuat aqila menolehkan wajahnya. Ia sedikit menghembuskan nafasnya kala melihat orang yang berada di belakangnya adalah renjun bukan minhyun.
Tapi jika dipikir-pikir tentu saja bukan minhyun.
Ketika seorang menariknya, dia sedang melihat minhyun di dalam ruangan. Jadi tidak mungkin minhyun ada di dua tempat secara bersamaan.
Dasar bodoh.
"Renjun oppa? kenapa kau disini?".
Renjun memalingkan wajahnya menatap aqila sebelumnya ia sedang memastikan bahwa hyungnya tidak mengetahui keberadaan mereka berdua.
" Untuk menyelamatlanmu. Kamu akan mati jika terus ada di sana. Apa yang sedang kamu lihat?". Jawab renjun dengan nada sedikit tinggi.
Aqila menunduk.
"Sudahlah, sebaiknya kamu kembali kekamarmu. Dan jangan lagi perfikiran untuk melihat atau masuk ke ruangan berpintu merah itu".
" Hem...arra".
Aqila pergi. Hanya tinggal renjun yang berada di sana.
Renjun berjalan menuju ruang berpintu merah.
Ia masuk. Yang pertama ia lihat adalah hyungnya dengan mayat seorang pria.
"Ada apa?". Tanya minhyun.
" Tidak. Hanya melihat seorang iblis menyiksa orang". Jawab renjun.
Minhyun berdehem setelah itu ia melempar pisau dan satu tongkat baseball kelantai. Jika ditanya untuk apa pisau dan tongkat baseball, tentu saja untuk menyiksa korbannya itu.
"Kau tidak melihat cermin?". Tanya minhyun.
" Tentu saja. Aku terlihat sangat tampan disana". Tukas renjun.
Minhyun tersenyum miring, pandangannya masih tertuju pada mayat laki-laki yang diketahui bermarga Park.
"Kau kenal dia?". Renjun melihat objek yang di tunjuk minhyun. Matanya menyipit, untuk mastika siapa orang yang baru saja di bunuh kakaknya.
"Park Woojin?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.