Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Renjun duduk di sofa. kakinya ia rentangkan ke atas meja di depan.
Ia hanya sedang menunggu perintah untuk melakukan hobby yang sudah ia tunggu² , sejak 4 jam yang lalu.
"Apa kau masih betah di sana?. Mataku sudah sakit melihatmu". Tanya Minhyun pada adik psycho nya yang lebih tepatnya mengkeritik.
Renjun melirik jam.
"Apa tidak ada pekerjaan lagi untukku?, jika tidak 5 menit lagi aku akan pergi".
Minhyun meraih selembaran kertas yang ada di depannya.
Ia berjalan menghampiri renjun, kertas yang dia bawa tadi, ia serahkan padanya.
" Ambil ini!!".
Renjun mendongak tanda tidak mengerti apa yang di maksud hyungnya.
"Daftar nama orang yang mungkin akan kau bunuh". "Mereka memiliki hutang. Kau harus menagih hutang itu". Lanjut minhyun.
Setelah menyerahkan kertas pada renjun, minhyun kembali ke posisi semula. Ia kembali mengerjakan proposal yang tadi sempat ia campakan.
Renjun memeriksa lembaran itu. Ia menautkan kedua alisnya.
"Hanya 10 orang?".
" Kau mau berapa hwang renjun?". Balas minhyun tanpa mengistirahatkan penanya.
"Entahlah. Akhir-akhir ini tanganku sangat gatal".
Renjun menatap telapak tangannya kosong. Beberapa menit ia gunakan untuk melamun, namun semenit kemudian lamunan itu dibuyarkan oleh suara usir minhyun.
" Sudah lewat 5 menit"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Temui aku di tempat biasa, ajak jaemin dan jisung jika perlu".
Renjun duduk di dalam mobil. Hari ini ia berencana untuk menagih satu demi satu orang yang berhutang kepadanya.
Ia sedikit tidak sabar. Berharap ada salah satu orang yang kehilangan kepalanya, bahkan ia harap lebih dari satu kepala yang berhasil ia ambil.
