0.006

1.4K 42 4
                                    

"Hueeek!! Hueek!! Huuwaaaaa!! Hueeeekk!"

Suara itu berasal dari arah kamar mandi kamar apartement Manda dan Nichol. Pagi hari Manda dibangunkan dengan suara menggema itu, mau tak mau dia harus melihat siapa pelakunya. Dan betapa terkejutnya Manda saat melihat sang suami yang sudah pucat didepan kaca washtoufel kamar mandi. Dengan keadaan yang lemas tak berdaya.

"Nic, kenapa?" Yang dipanggil namanya menoleh kearah Manda. Manda semakin khawatir saat tatapa mata mereka bertemu. Lingkar hitam dibawah mata Nichol sangat jelas terlihat. Menandakan jika siempu sedang lelah.

"Ya Allah Nic. Pucet banget sumpah. Kenapa sih? Pusing? Ayo ayo baringan lagi dikasur"

Nichol menggeleng, "gak mau. Perut aku mual banget dari jam tiga pagi" ucapnya seraya bersandar dibahu Manda.

Manda yang tak tega melihat keadaan sang suami memilih untuk tidak protes walau aslinya sangat tersiksa menahan beban sang suami yang dibilang tak enteng. Manda mengelus surai hitam Nichol yang basah akibat peluhnya sendiri. Suhunya dingin, membuat Manda semakin khawatir.

"Kalo gitu kita sarapan dulu deh, abis itu minum obat"

Sekarang Manda sudah seperti biasa. Tak lagi menghindari Nichol sejak pulang dari rumah sakit minggu lalu. Jadi Nichol seneng deh bisa manja-manjaan lagi sama Manda.

"Aku mau lobster asem manis Da. Buatin ya?" Manda terkejut.

Matanya melotot lebar, "serius? Yang lain aja deh" Nichol menggeleng ribut.

"Gak! Maunya itu"

"Yaudah deh, aku pesen digrabfood aja" sekali lagi Nichol geleng kepalanya.

"Gak mau ih! Mau nya buatan kamu. TITIK!" Manda menghela nafasnya pasrah.

"Oke deh aku buatain. Tapi kamunya minggir dulu, gimana mau masak kalo kamunya senderan gini?"

Ajaibnya Nichol malah memeluk erat pinggang Manda dari samping, sambil geleng-geleng, "gak boleh! Kamu gak boleh kemana-mana!"

Akhirnya Manda geram juga lama-lama. Untung ganteng.

"Ish! Mau kamu apa sih Nic?!"

"Lobster asem manis buatan kamu! Apa kurang jelas?"

"Ya udah minggir. Akunya mau masak dulu"

"Gini aja masaknya kan bisa"

Jika ada jasa jual suami online tolong beritahu Manda. Ingin sekali ia menjual suaminya yang seperti ini sekarang juga.

"Gila aja sih kamu, gimana masaknya kalo kaya gini?!"

"Gak mau tauk! Pokoknya harus bisa!"

"Tau akh bodo. Gak akan aku buatin kalo egois!"

Nichol diam. Dan akhirnya dia mengalah, memilih melepas diri dari Manda dan berbaring diatas ranjang dengan menutup selurh tubuhnya dengan selimut tebalnya. Sedangkan Manda bersiap-siap menuju dapur untuk masak makanan yang Nichol mau. Bermodal kuota untuk liat tutorial diyoutube dan pesen bahan-bahan lewat grup chat ibu-ibu apartemen yang kebetulan ada yang buka jasa jual beli bahan masakan apapun termasuk loabster yang Nichol inginkan.

.
.
.

Hampir dua jam berkutat dengan masakannya Manda menghela nafas lega dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya. Puas dengan hasilnya yang lumayan enak baginya sendiri, gak tau deh kalo bagi Nichol. Tanpa lama-lama lagi Manda menyiapkan masakannya diatas meja makan dan bersiap memanggil Nichol dikamar. Namun, sebelum hampir pintu kamar, pintunya sudah terbuka lebih dulu. Menampilkan seorang laki-laki dengan setelah kerjanya yang rapih, serta tatanan rambut yang klimis dan bau parfum yang lembut menyeruak diindra penciuman Manda.

"Mau kemana? Wangi banget?" Tanya Manda.

"Fandi nelfon aku tadi, ada salah satu colega yang mau ketemu sama aku hari ini"

"Terus?" Tatapan Manda suda mulai memelas bersama dengan tatapan jengkel.

"Ya... aku mau nemuin mereka. Maaf ya Sayang"

"Tau akh!, subuh-subuh udah disuruh masak loabster, malah masih ngantuk. Terus sekarang ditinggal gitu aja? Gak punya hati!"

"Lagian aku kan alergi sama seafood Yang? Malah masak loabster, kesel deh!"

Manda membelalak lebar. Dia yang minta dan sekarang Manda yang dimarahin? Hellow ada yang melihat keganjalan disini?

"Bapak Nichol yang terhormat. Tadikan kamu yang minta, sekarang apa-apaan gak mau makan!"

"Hueek!" Nichol menutup mulutnya rapat-rapat. Kembali merasakan guncangan didalam perutnya yang membuat Nichol ingin mengeluarkan apa saja yang ada didalamnya.

"Hueekk!! Huwaaaa... Da perut aku eneg banget" Nichol berlari dengan hebohnya kedalam kamar mandi.

Awalnya Manda pikir Nichol hanya ingin mengerjainya, tapi ketika melihat tubuh suaminya yang sudah terduduk lemas didepan washtoufel pikiran itu menguap dan terganti dengan kekhawatiran. Manda buru-buru mengangkat Nichol dengan kekuatan penuh, dan akhirnya berhasil membawa Nichol keatas ranjangnya.

"Kamu kenapa sih? Kaya orang hamil aja?"

Nichol menggeleng lemas, "masa iya aku juga ikut hamil?"

Manda memutar bola matanya jengah, "gak gitu juga Nic. Atau kamu ngidam lagi? Aku pernah baca artikel tentang ngidam. Dan beberapa suami pernah merasakan itu ketika awal-awal kehamilan istri. Masa iya kamu ngalamin itu Nic?"

Nichol diam. Tak mampu bicara walau hanya untuk mengucapkan 'iya' kepada Manda, "kalo gitu kamu gak usah kekantor dulu aja. Aku bilang ke Fandi ya?"

Tangan Manda ditahan oleh Nichol saat hendak mengetikan mendial nomor Sekretaris kepercayaan Nichol, "jangan Da, aku kuat kok. Cuma nemuin kolega aja, abis itu pulang"

"Yakin?" Nichol mengangguk.

"Aku anter!" Nichol mengeleng, "jangan... kamu lagi hamil. Aku naik taxi online aja nanti, pesenin ya"

"Oke"























TBC.

HAIII GUYS... MAAF YA PARTNYA SEDIKIT HEHE... MUDAH-MUDAHAN DENGAN PART SEDIKIT INI BISA MEMBAYAR RASA RINDU KALIAN PARA SWEETY-HIHIHIHI...

MASIH MAU DILANJUT?

Sweeters (Mannic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang