0.009

1.1K 54 12
                                    

Manda menghembuskan nafas lelahnya, menatap berbagai macam masakan yang telah tersaji diatas meja makan hasil karyanya. Manda menatap jam diatas meja nakas dekat lampu meja.

17.34

Sekitar satu jam lagi Nichol akan sampai dari kantornya. Masih ada waktu untuk Manda bersiap-siap menyambut kedatangan suami tercintanya.

Pukul, 19.00 WIB.

Manda keluar kamarnya. Merasa jika orang yang ia tunggu telah datang.

"Sayang, kamu udah pulang?" Tanya Manda seraya duduk disofa depan televisi disebelah Nichol.

"Muka kamu kok kusut banget Nic, ada masalah dikantor?" Nichol menggeleng samar kepalanya yang bersandar disandaran kursi.

"Mau makan?"

Lagi-lagi Nichol membalas dengan gelengan.

"Nic, aku...

"Da, aku kekamar duluan yaa. Ngantuk banget" Manda membungkam bibirnya yang akan mengatakan jika ia memasak masakan spesial untuk Nichol dihari yang juga sangat spesial baginya. Tapi sepertinya Nichol memang sedang kelelahan. Manda coba untuk memaklum.

Bayangan Nichol menghilang dibalik pintu kamar yang tertutup rapat. Manda menatap kearah dapur dengan perasaan agak kecewa. Seharusnya malam ini menjadi malam yang sangat menyenangkan. Malam yang akan terus ia kenang seperti malam sebelumnya.

Tiba-tiba ia menjadi khawatir, jika Nichol memang melupakan hari spesialnya ini. Ah... atau... memang Nichol benar-benar lupa karna urusan kantornya yang menumpuk ditambah Fandi yang memilih meninggalkan kantor. Pasti berat buat Nichol untuk terbiasa tanpa orang yang sudah lama bekerja sama dengannya.

Seketika lamunan Manda buyar saat layar ponsel Nichol menyala. Menandakan ada pesan masuk disana. Ternyata Nichol meninggalkan ponselnya tergeletak ditempat duduknya. Manda yang melihat sederet nama asing disana tergerak untuk membuka pesan yang masuk lewat aplikasi Whatsaap.

Zey

Makasih Nic, atas waktunya. Maaf aku udah ngerepotin kamu.

Sederet pesan singkat yang dikirimkan seseorang--yang Manda tak kenal siapa pengirimnya---membuat pikiran Manda bercabang kemana-mana. Namun, Manda tak bisa menanyakan hal ini sekarang kepada Nichol yang mungkin sudah terlelap dan terlihat lelah seperti sekarang.

♡♡♡

Pagi itu Manda merasa terusik dengan sesuatu yang menggesek pipinya. Pagi ini ia benar-benar malas untuk bangun karna dari semalam moodnya sudah hancur.

Lagi. Seseorang menggesekan sesuatu lagi dipipi Manda. Kali ini hidungnya dipencet secara tidak apik oleh seseorang yang menjadi alasan mengapa ia badmood hari ini.

"Manda~~~" rengeknya manja seraya memeluk Manda posesif.

Manda terpaksa membuka matanya dan mendelik sebal, namun tak mengubah posisi tidurnya. Ia tetap membelakangi Nichol dengan tubuh yang tertutup selimut hingga lehernya.

"Sayang~~ bangun dong. Ade dimana? Tadi aku kekamarnya kok gak ada" kata Nichol seperti nyadar jika Manda sudah bangun.

"Sayang" Nichol gemes sendiri. Ia membalikkan badan Manda secara paksa. Ia mengubah posisi Manda menjadi telentang dan ia berada diatasnya. Nichol meniup wajah Manda yang sukses membuat Mamah muda itu mengedip-ngedipkan matanya. Merasa terganggu.

Sial

Tanpa dosa Nichol tertawa terbahak.

"I love you" lirihnya seraya mengecup kening Manda dengan lembut.

Sweeters (Mannic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang