0.004

1.5K 67 4
                                    

Manda sedang memeluk pinggang Nichol dari samping. Mendusel diketiak sang suami. Sedangkan Nichol, mengecupi pucuk kepala Manda berkali-kali, dan seketika Manda teringat. "Nic, tadi aku liat keningnya Ade kok lebam, Ade gak jatuhkan?" tanya Manda menatap wajah Nichol yang terbelalak kaget.

"Eh?" Nichol bingung mau jawab apa.

"Kenapa? Ade jatuh? NIC?!" Manda melepaskan pelukannya. Menatap Nichol dengan raut khawatir.

"Nic jawab dong, Ade jatuh? Dimana? Nic? Kamu denger aku gak sih?!" beruntung Ade sudah dipindahkan dikamarnya, jika tidak mungkin si gembil itu sudah terbangun dengar teriakan Mamanya.

Nichol menghela nafas. Pasrah jika Istrinya akan menyuruh tidur diluar.

"I-iya. Nabrak tiang listrik waktu pake baby walker" ucap Nichol sambil menunduk. Takut melihat wajah Manda, yang pasti marah besar dengannya.

Manda diam.

"Maafin aku Nda, aku gak bisa jaga Ade. Aku masih belum becus jadi orang tua" Nichol semakin merunduk. Manda lihat pundak Suaminya naik turun. Nichol menangis.

"Kamu boleh kok marahin aku. Hujat aku semau kamu. Tidur diluar juga aku siap" Nichol menghapus kasar air matanya dalam tundukannya. Berjalan bergerak turun dari kasur. Membawa langkahnya dengan terseok-seok menuju pintu kamar. Dan disana Manda tersenyum. Berjalan menghampiri Nichol dan melingkarkan kedua lengannya dipinggang Nichol dari belakang.

Nichol mematung didepan pintu kamar sambil tangannya memegang pintu kamar yang hendak ia buka.

"Aku gak akan marah sama kamu Nic. Kamu udah berhasil jadi ayah yang baik untuk Gildan. Kamu Papa termanis yang Gildan punya dan suami yang sempurna yang aku miliki, aku bersyukur punya kamu" Manda menyembunyikan wajahnya dipundak Nichol.

Nichol berbalik badan, memeluk tubuh yang lebih kecil seraya mengusap lembut surai hitam milik Manda yang menyeruakan wangi yang bagai candu bagi Nichol.

"Enggak, aku lebih bersyukur punya istri yang pengertian kaya kamu. Aku gak mau pisah sama kamu dan Gildan. Pokoknya kita harus selalu bersama"

"Udah yuk tidur. Aku gak sabar mau kasih tau Mama besok kalo cucunya udah bisa jalan" raut bahagia yang Nichol berikan membuat Manda teringat saat Nichol tau Manda sedang mengandung bayinya.

Flashback on:

"Sayang, aku berangkat ya. Jangan keluar rumah kecuali kerumah Mama atau Mami!" peringat Nichol sebelum mengecup kening Sang Istri. Mereka kini berada diruang makan.

Ya, Nichol seposesif itu. Manda yang sudah hatam wejangan sang Suami sebelum berangkat kerja hanya mengangguk patuh dengan memutar bola matanya. Malas. Bosan. Itulah yang Manda rasakan.

"Yayaya Nic, aku udah hafal!" sahut Manda dengan wajah acuh tapi gemesin dimata Nichol.

Nichol mencubit pucuk hidung Manda dengan kekehan kecil.

"Istri siapa sih nih gemesin banget. Ulululu..." Nichol mengacak lembut surai Manda.

"Apaan sih! Udah sana berangkat" ucap Manda seraya merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Ngusir nih ceritanya?"

"Iya!" jawab Manda ketus.

"Jahat banget" Nichol mengerucutkan bibirnya.

"Hueek!" mual Manda dengan tiba-tiba.

"Tega banget sih kamu Nda, Suami lagi ngambek malah dikasih uwee!"

Manda tak menanggapi. Karna sumpah demi apa pun, perutnya mual dan kepalanya tiba-tiba jadi pusing dengan waktu yang bersamaan.

"Nda? Manda?" Nichol panik saat Manda hanya diam memegangi perutnya dengan alis bertaut.

Sweeters (Mannic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang