0.010

913 53 16
                                    


Ini part selingan ya guys sesuai janji akuuu...

.
.
.
.
.
.
.
.



Manda yang sedang menyemili gula merah yang ia iris-iris tipis itu--iya Manda ngidam nyemil gula merah----tiba-tiba ponselnya bergetar. Ada panggilan dari sekretarisnya Nichol.

"Hallo? Ada apa Fan?" Tanya Manda.

Awalnya Manda masih santai dengan cemilannya. Namun setelah Fandi mengatakan tujuannya menelfon Manda. Seketika tubuh Manda bergetar.

"Terus sekarang gimana keadaannya? Nichol gak papa kan?" Manda meletakan cemiliannya diatas meja. Perasaanya sudah sangat khawatir kepada sang suami. Semoga tidak terjadi apa-apa.

"Pak Nichol cuma pinsan pas mau keruang rapat. Wajahnya juga pucet banget, Da. Aku juga khawatir. Tapi tadi dokter lagi periksa kok, katanya pak Nichol gak papa. Karna kelelahan aja, makanya dia pinsan" jelas Fandi membuat Manda bernafas lega. Manda dan Fandi dulunya adalah teman kampus. Jadi sesantai itu Fandi bicara dengan Manda.

Sejak hari itu, Nichol memang jadi sering pinsan dan merasa kelelahan. Setiap malam lelaki yang sebentar lagi akan menjadi seorang ayah itu selalu minta yang aneh-aneh.

Pernah suatu malam Manda dibuat pusing karna harus cari bubur Ayam dijam satu malam. Bagusnya pak satpam kompleks mau membantu Manda mencari tukang bubur Ayam yang hasilnya nihil.

Iya lah, mana ada tukang bubur ayam ditengah malam? Akhirnya Manda masakin aja buat Nichol tapi malah ditinggal tidur sama lelaki itu. Untung Manda sabar. Untung Manda sayang sama suaminya.

"Oke, Fan. Aku nanti kekantor, mau liat keadaan Nichol. Tolong jagain dia ya Fan"

Fandi yang diberi tugas segera mengiyakan dan memutuskan sambungan telfonnya karna dokter yang memeriksa Nichol sudah selesai dengan tugasnya.

Tanpa berlama-lama Manda bersiap-siap menuju kantor Nichol. Dengan dress maroon selutut, Manda mengunci pintu rumahnya dan segera pergi dari halaman rumah dengan Jazz kuning pemberian Nichol untuknya.

...Sweeters...


Manda menapaki kaki dilobi kantor. Namun, pergerakannya terhenti ketika ada suara yang mengintrupsinya. Manda menoleh, sejujurnya ia sangat tak ingin bepapasan dengan siapapun terlebih dengan seseorang yang berada dihadapannya ini. Walaupun wanita ini adalah kakak iparnya sendiri.

Ya, dia Nindy.

"Ada apa ka?" Tanya Manda datar.

"Mau ngapain kamu disini?" Tanyanya dengan gaya arogan yang khas.

"Mau ngapain juga bukan urusan kakak kan?, lagi pula suami ku CEO disini. Jadi otomatis aku istrinya CEO kan, gak ada alasan aku untuk kekantor ini"

Manda sudah menahan getaran dihatinya karna tanpa sadar dia berkata seberani itu kepada kakak ipar yang bahkan tak pernah menganggapnya sedari pertama Nichol memperkenalkannya kepada keluarga Nichol termasuk Nindy.

"Waaaa... hebat sekali kamu, bicara seperti itu sama saya. Kamu lupa, saya adiknya CEO bahkan anak pemilik perusahaan ini. Kamu tuh cuma beruntung aja bisa dapetin Nichol, karna kebetulan dia baru aja sakit hati ditinggal nikah sama pacarnya. Jadi gak usah bangga bisa nikah sama Nichol" Nindy tertawa remeh dengan delikan mata yang membuat Manda semakin memanas.

Sabar Da, sabar.

Manda sudah membatin, dan Nindy mendekatkan wajah kearahnya.

"Ingat, kamu cuma pelampiasan Nichol. Kalo pacarnya gak menikah dengan orang lain, Nichol gak akan nikahin kamu. Saya cuma mau kamu sadar diri. Posisi kamu itu cuma cewe yang kebetulan hadir dan beruntung bisa dapetin Nichol. Kamu tau? Nichol gak pernah cinta sama kamu!" Setelah ngomong itu Nindy pergi tanpa memikirkan perasaan Manda yang sudah mendidih.

Jika saja ia tidak menghormati Nindy sebagai kakaknya Nichol. Sudah Manda cabik-cabik wajahnya sedari tadi.

"Ishh.... ngeselin banget sih tuh tante-tante. Kenapa juga dia jadi kakak Nichol, gak ada mirip-miripnya sama sekali apalagi sifatnya, uuhhh!"

Misuh Manda menjadi tontonan para pegawai disana. Untung karyawan-karyawan disana sudah mengetahui jika cewe yang sedang menghentakan kakinya itu sambil misuh-misuh adalah istri bos mereka. Jika tidak, mungkin sudah diusir oleh petugas keamanan disana.

"Da, ngapain kamu kaya orang gila disitu? Sini-sini. Nichol pengen ketemu kamu" Fandi yang baru saja turun dari lift menyadarkan Manda.

Tersadar dengan tingkahnya yang memalukan dan menjadi tontonan, istri CEO itu sedikit menunduk menahan malu. Fandi segera membawa Manda menuju ruangan si CEO ganteng.

•••

"Da... mau makan ceker mercon~~"

Manda yang baru saja masuk keruangan suaminya itu segera ditodong rengekan oleh sang suami.
Si istri cuma bisa menghela nafas seraya mendekat kearah Nichol yang sedang berbaring di sofa bed disana.

"Nanti ya, kalo kamu udah mendingan. Sekarang makan, makanan yang aku bawa dulu ya?"

Nichol menggeleng dengan bibir yang dipout seperti anak kecil yang merengek minta balon.

Manda bingung sendiri. Masalahnya, ini masih pagi dan dokter bilang Nichol jangan makan pedes dulu karna kondisi lambungnya yang kurang baik. Memang si calon ayah itu kalo pagi-pagi gak pernah makan sampe siang bahkan sampe pulang kerja. Sekalinya mau makan, mintanya yang aneh-aneh.

Manda menoleh kearah Fandi yang berada disebelahnya. Fandi yang peka arti tatapan Manda, menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Cari dimana, Da? Pagi-pagi gini emang ada yang jual?" Manda terdiam. Dia juga gak yakin kalo ada tukang ayam mercon yang pagi-pagi begini.

"Pokoknya aku mau ayam mercon TITIK!" Nichol menggeser tubuhnya membelakangi Manda dan Fandi yang kebingungan disana.

"Turutin aja udah, itu pasti anak lo tuh yang minta" ucap Fandi.

Manda masih bingung. Dia menatap perutnya yang sudah mulai membuncit. Yang hamil siapa yang ngidam siapa. Ini mah jadi berasa Nichol yang hamil.

Akhirnya dia mengangguk, "temenin gue ya?" Kata Manda dibalas anggukan oleh Fandi.

"Nic, aku pamit cari ayam mercon dulu ya. Kamu istirahat aja disini" Manda mendekatkan diri kearah Nichol untuk mengecup pucuk kepala sang suami.

Nichol tetap gak merubah posisinya. Malah terdengar dengkuran halus dari bibir CEO itu.

"Malah tidur. Untung dia bos gue" dengus Fandi disambut tawa ringan oleh Manda.

"Walaupun gue cape turutin keinginan dia yang aneh-aneh. Tapi gue bahagia karna bisa miliki dia yang selalu punya cara buat ngilangin cape gue. Cuma dia, yang membuat gue menjadi wanita yang selalu bahagia setiap hari. Gue merasa beruntung bisa jadi istrinya" ucap Manda seraya menatap sang suami yang tertidur dengan wajah damainya.

Fandi mengangguk-angguk. Kalo udah bucin dia gak bisa berkomentar.

"Udah yuk, nanti keburu jam makan siang. Soalnya gue udah punya janjian metting diluar"

Manda mengangguk, "ayoo"

Dan mereka pergi meninggalkan Nichol yang ternyata cuma pura-pura tidur. Cowo itu bangkit dari duduknya dan matanya memerah sendu.

"Aku yang lebih beruntung punya kamu, Da. Kamu yang selalu ngertiin aku dan selalu sabar ngadepin aku yang masih kekanak-anakan ini. I love you"

Sayangnya Manda gak dengar.

Ah.... papanya Gildan payah, beraninya dibelakang:v -author.

























TBC

Nih untuk menemani kalian yang harus#dirumahaja.

Jaga kesehatan terus ya guys

Makasih♥












Sweeters (Mannic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang