0.016

865 68 59
                                    

"Mama? Papa eunna?" Manda mengalihkan pandangannya kearah sang anak yang bertanya barusan.

Manda tersenyum. Menampilkan senyum sempurnanya didapan sang anak, "papa kan kerja sayang. Nanti juga pulang"

Rupanya anak itu tidak percaya dengan ucapan sang mama. Mungkin biasanya mereka sarapan bareng tapi sekarang papanya itu menghilang. Bahkan pertama dia membuka mata pada saat bangun tidur pun hanya mamanya yang ia lihat. Biasanya papanya akan mengajaknya mandi bareng atau menggodanya bilang: 'iih ade bau iler iih' Atau 'ade ngompol yaa?? Itu kasurnya basah. Jorok iih ade udah gede masih ngompol' yang paling sering 'de matanya ada beleknya tuh, nanti diva gak suka loh kalo ade jelek. Hahaha' dan masih banyak lagi tingkah konyol Nichol kepada anaknya itu.

Diva itu tetangga baru yang baru aja pindah 2 bulan lalu. Seumuran sama Gildan dan Gildan suka genit gitu ngegodain Diva yang malu-malu, dan berakhir ade kena cakar Diva karna nakal.

"Ade buburnya dimakan dong. Mau mama suapin? sini sini"

Si ade ngegeleng, "nda! Ade nda manyuu... ade mo akaan ma ppapah!, huwaaaa" si ade malah jengker.

Dengan penuh kasih sayang Manda membawa Gildan kegendongannya. Mempok-pok nya agar dia tenang. Tapi tangisannya justru makin kencang, Manda jadi bingung sendiri.

Sejak satu minggu yang lalu setelah pulang dari rumah mantan suaminya Isna. Nichol selalu berangkat pagi-pagi sekali yang biasanya jam segitu masih asik gelut sama selimut. Dia juga jarang sarapan dirumah sudah tiga hari terakhir.

Gildan kangen sama Papa nya, Nichol berangkat ketika sang anak masih terlelap, dan pulang disaat Gildan baru saja terlelap. Kadang Gildan suka diam sambil melamun. Entah kenapa anak berumur lima tahun yang akan segera masuk sekolah itu jadi agak pendiam belakangan ini. Manda khawatir.

*oh iya, anggap aja Faiz udah kelas 5 SD ya guys. Ada kesalahan teknis karna outhornya pelupa hehehe.

"Gildan!!! Main yuuu!" Diluar sana suara cempreng khas anak kecil membuat Gildan menoleh sebentar. Lalu kembali diam.

"De? Tuh Diva udah samper. Sana gih, samperin"

"Nyo! Eyees" jawabnya jutek.

"Loh? Kok males? Biasanya Diva gak kesini juga kamu ngajak mama kerumahnya"

"Nyo nyo nyo!! Dan mo nya ppapah!" Anak itu merengut dengan wajah sendu. Manda yang melihat jadi ikut tersedu.

Sebegitu rindu nya Gildan dengan papahnya.

♥♥♥

Pukul 22.20 malam.

Manda terbangun ketika mendengar pintu kamarnya terbuka. Menampilkan sosok yang dirindukan Gildan dengan setelan lengkap seperti pagi tadi.

Nichol memang memiliki kunci cadangan rumahnya, soalnya dia gak mau Manda terganggu istirahatnya.

"Loh? Kebangun ya? Maaf" papah mudah itu berjalan mendekat kearah Manda lalu mengusap pucuk kepala sang istri lembut serta memberikan kecupan ringan pada dahi sang istri.

"Kok tumben pulangnya malem banget?"

"Biasanya juga jam segini"

"Kan kemarin-marin gak ada Fandi, sekarangkan kamu udah ada Isna. Kenapa masih repot juga?!"

Tak sadar Manda menaikan nada suaranya. Nichol yang masih lelah akhirnya menghela nafasnya. Akhir-akhir ini Manda selau curigaan dengannya.

"Kamu gak coba main dibelakangku kan Nic?" Tanya Manda curiga. Nichol yang dituduh begitu melirik kearah Manda tak suka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweeters (Mannic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang