07

1.5K 165 51
                                    





Seokjin benar-benar datang ke Galeri, sesuai ajakan Hana. Namun, ia harus datang sendiri karena tak mungkin mengajak siapapun. Sebelumnya, ia tidak memberitahu Hana—namun ia sempat memberitahu Taehyung.

Lelaki tampan itu masuk. Dilihatnya, sudah banyak gambar bagus yang tertata rapih di sana. Terakhir Seokjin datang, tidak ada kalimat penyambutan berupa gambar besar—yang kini terpasang di Lobby galeri.

Jadi, Taehyung sudah sangat sukses sekarang.

Pria itu masuk. Matanya menatap kagum pada beberapa objek di tempat itu. Selain desain yang menarik, gambar-gambar yang dipamerkan pun terlihat sangat bagus. Ia terus berjalan, lalu berhenti ketika ia melihat sebuah lukisan berupa sketsa.

Seokjin merasa, lukisan itu sangat unik. Menggambarkan sebuah gedung, dan di sampingnya ada ilustrasi wajah manusia. Terlihat menarik, dan Seokjin menyukainya. Itu bagus sekali walau terlihat sederhana.

Kim Taehyung, melihat seseorang yang ia kenal—sedang berdiri di hadapan karya yang baru saja ia pajangkan di sana. Pria Kim itu tersenyum, lalu mendekati dia. Kemeja putih dengan rompi cokelat, serta leher yang mengalungi kamera. Taehyung benar-benar seniman sejati.

"Seokjin Hyung!"

Yang dipanggil menoleh. Ia menemukan Taehyung tengah mengembangkan senyum untuknya. Manis sekali, dan Seokjin segera membalas itu. Omong-omong, Seokjin lebih tua dari Taehyung—dan ia juga adalah senior Taehyung saat menjadi mahasiswa dahulu.

"Hyung, kau sudah di sini? Dengan siapa?" Ia bertanya. Menurut pandangan Seokjin, lelaki itu masih sama—sopan. Seokjin tersenyum dan menjawab, "Aku datang sendiri. Kemarin, Hana memintaku untuk datang berkunjung." Taehyung mengangguk seraya ber-oh ria. Ia tertawa kecil dan menyahut, "Itu karena kau sudah jarang datang kemari." Seokjin tertawa untuk menanggapi, karena Taehyung berucap dengan nada merengek.

Jujur saja, lelaki itu sangat canggung dan agak merasa aneh untuk bercakap dengan Taehyung. Ya, tahu sendirilah bagaimana Seokjin menganggap Taehyung itu sebagai pria angkuh dan dingin. Dia juga yang sering membuat Hana mengadu tentangnya pada Seokjin.

"Hyung, bisakah kau cutikan Hana untuk besok saja? Aku ingin mengajaknya ke suatu tempat," kata Taehyung yang membuat Seokjin berpikir cepat. Tidak masalah ia memberikan cuti kepada Hana kapanpun dan berapa lama pun. Namun, entah mengapa saat Taehyung yang meminta izin—justru ia merasa enggan untuk memberikan. 

"Hana baru mengambil cuti kemarin. Kau akan mengajaknya kemana? Sepulang kerja, apakah tidak bisa?" Seokjin bertanya dengan dibarengi kesibukan memandang lukisan—agar tak terlalu terlihat jika Seokjin sedang menahan geram.

"Aku ingin satu hari menghabiskan waktu dengannya. Kau tahu aku sibuk sekali, dan Hana juga begitu. Jadi, untuk besok aku ingin habiskan seluruh waktu dengan bersenang-senang bersamanya."

Seokjin diam. Baiklah, ia terlalu malas untuk mendengar ocehan Taehyung lagi. Dia tahu mereka ini mulai jarang menghabiskan waktu bersama, tapi bisakah untuk tidak mengungkap di depan Seokjin? Taehyung tidak tahu jika Seokjin sedang menahan sebal.

"Baiklah. Kuizinkan Hana untuk ambil cuti," ungkapnya. Taehyung tertawa gembira. Senang sekali, dan ia sangat bersyukur Seokjin mengizinkan untuk pergi dengan Hana. Karena gadis itu belum tahu, maka ia akan datang ke rumahnya nanti malam.




====





Malam ini, Taehyung datang ke rumah Hana. Sebenarnya, Hana sudah melarang karena cuaca sedang tidak bagus. Angin kencang, dan udara yang dingin. Namun, bukan Taehyung jika tidak keras kepala. Ia acuh saja dengan segala larangan Hana, karena tujuannya hanya ingin bertemu.

P O T R E T - TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang