18

1.1K 124 42
                                    





Rencananya, Taehyung akan pergi jalan-jalan untuk mengabadikan gambar baru. Dia sudah meminta izin pada pak Jung bahwa dia akan pergi setelah pekerjaannya selesai. Kini ia bersiap, telah mendapat pinjaman kendaraan dari salah satu staff dan bergegas menuju lokasi.

Namun, saat ia hendak pergi dan baru saja masuk ke dalam mobil-Hwayoung Kim juga ikut masuk tanpa peduli dengan Taehyung yang terlihat terkejut.

"Apa yang kau lakukan?" Ia bertanya. Sejujurnya Taehyung masih kesal dengan ucapan Hwayoung semalam. Itu membuatnya berpikir bahwa dia harus menjaga jarak dengan gadis itu. Jika terus seperti ini, lama-lama ia bisa goyah atau sebal sendiri. Tidak-tidak, Taehyung tidak ingin semuanya berantakan sebabnya.

"Turun!" pinta pria itu dengan tegas. Hwayoung tidak memandang pria itu-tetapi ia menjawab, "Tidak. Aku harus ikut denganmu!" Taehyung menyeringai, tak habis pikir dengan gadis itu. Dia bahkan melakukan apa pun hanya demi mendapatkan balasan atas perasaannya. Itu percuma, Taehyung tak akan membuka hati untuk siapapun lagi.




***





Tiba di lokasi yang telah ditentukan, mereka berdua pun turun. Ya, Taehyung membiarkan gadis itu untuk ikut dan melihat apa yang akan dia lakukan. Apa lagi yang akan dia perbuat hanya untuk meyakinkan dirinya bahwa semua akan mendapatkan balasan.

Taehyung juga acuh saja sejak tadi. Ia bahkan tidak peduli dengan Hwayoung yang mengajaknya berbicara. Lelaki itu mengambil gambar alam sebanyak mungkin. Membiarkan gadis yang ikut dengannya itu hanya memandang dengan bersandar di mobil.

Hwayoung tahu lelaki ibu pasti kesal atas ucapannya kemarin. Tapi menurut dia, apa salahnya mengungkap perasaan lagi? Taehyung memang terlihat sebal, tapi bukan berarti itu akan membuat Hwayoung menyerah. Buktinya, ia masih mengikuti Taehyung tanpa sebab yang jelas hingga saat ini.

Gadis itu membuang napas. Menghampiri Taehyung dan menyentuh pundaknya. Menghentikan dia dan membuat Taehyung menatap dengan malas. Sedangkan Hwayoung, mungkin ia menyadari ini-tetapi tak akan berhenti di sini.

"Maaf atas ucapanku hari itu. Tapi, aku mengatakan yang sebenarnya. Tolong pahami itu," ucapnya dengan wajah sedih yang ia sengaja. Taehyung tampak acuh, ia hanya menatap dingin dan tidak peduli.

"Aku paham, tapi aku tidak peduli itu. Seharusnya kau menghargaiku, dan bicara lebih baik lagi. Kau bertindak seolah tidak ada lagi pria lain di dunia ini. Kau begitu mencintaiku, entah sebab apa. Tapi tolong ingat satu hal, bahwa aku tidak pernah mencintaimu."

Ini menyakitkan. Hwayoung bisa saja marah, tetapi ia urungkan niat itu. Tak mungkin ia marah pada seseorang yang ia sayangi dan cintai. Itu hanya akan membuatnya bersedih sendiri. Tapi ucapan Taehyung sangat cukup untuk memberitahu dia, bahwa lelaki itu tidak pernah meliriknya sekalipun.

"Baiklah, aku tahu itu. Tapi, tidak ada salahnya jika kita berteman, 'kan?" tanyanya. Taehyung mengangguk. Ia tersenyum simpul dan membalas, "Kita memang teman. Jangan khawatir, aku tidak akan membencimu." Itu membuat Hwayoung sedikit tenang. Walau dalam hati begitu marah dan ingin menampar lelaki itu. Hwayoung teringat bahwa ia tidak memiliki hak apa pun.

Taehyung berjalan sedikit menjauh untuk mengambil gambar lagi. Membiarkan Hwayoung Kim menunggu di sana sambil memikirkan sesuatu. Jika memiliki hati Taehyung tidak akan dirinya dapatkan, mungkin dengan perhatian pria itu-Hwayoung akan mendapatkannya.

Dia berjalan menghampiri Taehyung. Dengan sorot mata menunjukkan sebuah tekad untuk melakukan sesuatu hari ini, dan akan bertahan hingga nanti. Hwayoung yakin kali ini ia akan berhasil. Tak mungkin juga ia tetap diam di saat hatinya begitu terluka mendengar pernyataan dari sosok yang dicinta.

P O T R E T - TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang