13

1K 132 30
                                    








Pagi ini, Hana akan berusaha lagi. Ia akan mempertahankan pekerjaannya, dan tidak akan meninggalkan Seokjin sebelum saham itu menjadi miliknya. Hana yakin sekali, apa yang Seokjin ucapkan hari itu—adalah bagian dari emosinya. Dengan artian, ia tak benar-benar menginginkan Hana pergi.

Seokjin sedang sangat marah saat itu. Jadi, wajar jika ia mengatakan sesuatu yang membuat Hana berpikir keras hingga sekarang. Tak mungkin Seokjin mengusirnya begitu mudah, sementara lelaki itu sendiri yang bilang bahwa kehadiran Hana nanti akan sangat penting—dan menentukan nasibnya atas saham tersebut.

Ia masuk ke dalam kantor. Berhenti sejenak untuk mencari keberadaan Seokjin. Mungkin ini masih terlalu pagi, maka dari itu Seokjin belum terlihat. Hana memutuskan untuk berdiri saja di sana dan menunggu.

Beruntung. Lelaki itu cepat datang, dan Hana segera bersiap untuk menghampirinya. Raut muka dingin yang tak pernah terlihat di wajah Seokjin, membuat Hana menebak lagi bahwa atasannya itu masih dalam perasaan terluka. Astaga, apakah Hana sudah menjadi orang jahat untuk Seokjin mulai dari kemarin?

Lelaki itu tiba di hadapan Hana, namun ia acuh dan melewati Hana begitu saja. Membuatnya heran, dan sempat tak jadi untuk menyapa. Tetapi, Hana tak akan diam. Ia mengejar Seokjin seraya memanggil namanya.

"Kim Seokjin!" panggilnya saat Seokjin tiba di hadapannya. Ia lewat begitu saja, lalu Hana kembali memanggil. Masih sama, gadis itu ingin mengejar—namun seseorang menahan lengannya. Ia berbalik, menemukan sang kekasih tengah menatap tajam dan serius kepadanya.

"Kim Taehyung …. "

Taehyung diam. Ia memandang Hana dengan perasaan bingung, mengapa ia ingin melakukan ini pada Seokjin.

"Kenapa kau ingin mengejarnya?" Ia bertanya dengan suara berat dan mata setajam elang. Hana gelagapan, ia memandang dan sedikit tersenyum.

"Taehyung-ah, bagaimana kau ada di sini?" Mengulang pertanyaan, Hana justru membuat Taehyung semakin sebal.

"Aku bertanya, kenapa kau ingin mengejarnya?!" Penuh penekanan dengan suara yang pelan. Entah bagaimana perasaan Hana, namun ia sedikit takut Taehyung akan marah sebab hal ini.

"Aku harus menjelaskan sesuatu padanya. Biarkan aku menghampirinya sebentar," sahut Hana dengan was-was kekasihnya akan murka.

"Menjelaskan apa?"

Hana tidak bisa menjawab. Taehyung tidak tahu tentang masalah kemarin. Ia tidak tahu jika Seokjin marah sebab Hana menolak perasaannya. Jika sampai Taehyung tahu, lelaki itu mungkin akan senang dan meminta Hana untuk benar-benar pergi.

"Ikut aku sekarang. Kau harus bertemu Ibuku!"

Hana mengerutkan dahi. Ia tak mengerti dengan apa yang kekasihnya ini katakan.

"Ibumu?"








=====










Hana tidak mengerti. Ia dibawa ke rumah Taehyung untuk bertemu dengan Ibunya, entah dalam rangka apa. Lelaki itu juga tak memberitahu tujuannya mempertemukan mereka.

Sebenarnya, ini bukan kali pertama Hana bertemu dengan Ibunya Taehyung. Maka untuk pertemuan mendadak seperti ini, Hana sedikit ragu dan tidak nyaman. Ia hanya malas untuk menerima ungkapan tak suka Ibu Kim, yang mungkin akan lebih parah dari sebelumnya.

Masuk ke ruang tengah, rupanya semua keluarga telah berkumpul. Hana tersenyum canggung. Ia melihat Ibunya Taehyung sama sekali tidak melirik ke arahnya. Taehyung tersenyum, ia begitu bersemangat mengajak Hana untuk ke pertemuan ini.

P O T R E T - TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang