11

1.1K 146 43
                                    








"Hana, aku marah!"

Mendengarnya, sudah membuat Hana sesak sendiri. Kebiasaan, kekasihnya itu sulit untuk paham tentang apa yang Hana lakukan. Lelaki itu duduk di ruang tengah rumahnya. Mata menajam dengan tangan yang sejak tadi mengepal.

Apakah Taehyung semarah itu, sebab Hana membela keduanya?

Tapi, bukankah itu berlebihan?

"Aku tidak bermaksud untuk membuatmu marah. Aku hanya ingin memberitahu, tentang apa yang aku ingin ungkapkan. Kau harus pahami itu. Aku hanya bersikap adil," kata Hana membela dirinya sendiri. Tetap saja ini salah di mata Taehyung.

Kekasihnya itu tak perlu membela Seokjin juga.

"Itu hanya alasan. Kau tidak perlu membela Seokjin juga. Adil yang kau katakan, bagiku itu tidak adil!"

Astaga, sebenarnya Hana sedikit kewalahan untuk menghadapi betapa keras kepala kekasihnya itu. Taehyung tak akan paham hanya dengan segala tebakannya sendiri. Padahal, apa yang dilakukan Hana—sudah jelas dengan tujuan untuk mencegah pertengkaran.

"Berhenti untuk bersikap egois, Taehyung. Kau akan menjadi suamiku, ingat itu!"

Jadi, terpaksa Hana harus mengubah topik agar lelaki itu tak melulu membahas tentang kejadian siang tadi. Terlalu menyebalkan sampai Hana sendiri kesal. Lelaki tampan itu menoleh, menatap kekasihnya dengan mulai tenang. Ia merendahkan pandangan sedikit, namun tetap terlihat dingin karena masih diselimuti perasaan kesal.

"Aku tahu. Tapi yang kubahas di sini bukan tentang itu. Kau—"

"Kau harus berubah demi aku!"

Hana segera memotong ucapan Taehyung. Ia terlalu sebal dan lelah untuk terus mengalah. Ia tahu laki-laki sebagai pemimpin, namun perempuan juga punya hak untuk menyarankan sesuatu.

Berhasil membuat Taehyung menoleh dengan heran. Karena raut wajah Hana sekarang, sangat jauh berbeda dari biasanya. Wanita itu terlihat lebih tegas dan seperti … dia penentu segalanya.

"Aku benar, 'kan? Kau akan menjadi suamiku, jadi bisakah aku meminta agar kau berubah mulai sekarang?" sambungnya. Taehyung masih diam untuk menunggu apa yang akan Hana ucapkan selanjutnya.

"Tidak perlu semua kau ubah. Cukup ego dan keras kepalamu, kurangi sedikit demi aku. Bisakah?" Hana berkata dengan sangat pelan dan penuh permohonan. Ia begitu berharap agar kekasihnya itu, sedikit saja mengurangi sifat egois dan keras kepalanya.

Taehyung hanya memandang dalam diam. Ia antara bersedia dan masih belum sanggup. Karena Hana sendiri tahu Taehyung itu tipe orang yang gampang berubah moodnya dengan sangat ekstrim. Jadi, sepertinya akan sedikit sulit untuk mengurangi itu.

"Aku bisa melakukannya, tapi tidak sekarang. Jadi kumohon, jangan paksa aku!" Dengan tegas, lelaki itu menolak. Membuat Hana, lagi-lagi harus menghadapi situasi yang paling menyebalkan. Baiklah, Hana tidak akan memaksa untuk sekarang. Tapi nanti, ia begitu berharap agar Taehyung bersedia untuk sedikit mengubah sifatnya demi dia. Demi masa depan yang akan mereka tempuh sebentar lagi.

Keduanya diam. Tak saling pandang karena masing-masing memiliki perasaan kesal.

Hana mengembuskan napas kasar. Ia menuang minuman yang tersedia di atas meja, lalu buru-buru meneguknya. Setelah selesai, ia menatap Taehyung yang bahkan tidak meliriknya sama sekali. Entah seperti apa perasaan Hana saat ini, namun ia begitu kesal.

"Taehyung-ah, besok aku harus lembur!"

Taehyung menoleh. Mata yang tetap terlihat tajam itu, tidak membuat Hana ingin untuk menatapnya. Ia terlalu malas. Lelaki itu masih memandang karena menunggu ucapan selanjutnya.

P O T R E T - TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang