09

1.2K 133 87
                                    






Tidak bisa seperti ini. Itu tidak mungkin!

Hana sungguh gelisah sepulang mengantar Seokjin. Ia terus memikirkan ucapan Pak Kim yang menyarankan pernikahan di antara mereka. Astaga, bodohnya adalah; Hana tidak bisa menyanggah ucapan pria itu. Seokjin pun sama, ia hanya diam dengan muka terkejutnya.

Menyibakkan rambut berkali-kali. Seraya kening yang ia pijat tanda pusing, bingung dan semacamnya. Ya Tuhan, Hana tak pernah mengalami kegelisahan separah ini sebelumnya. Mengembuskan napas kasar, gadis itu tiba-tiba teringat dengan Taehyung.

Astaga, bagaimana jika sampai pria itu tahu?

"Apa yang harus kulakukan?" gumamnya. Hana sungguh bingung, tak habis pikir dengan ucapan Pak Kim yang sukses mengacaukan hatinya. Mungkin ini sedikit berlebihan, tapi faktanya memang seperti itu.

Hana cemas karena beberapa hari sebelum itu, kekasihnya telah berkata bahwa ia ingin menikahi Hana. Lalu saat ini, Hana harus dihadapkan dengan kenyataan—di mana Ayah dari atasannya mengajukan pernikahan di antara Hana dan putranya.

Bukankah ini terdengar konyol?

Pernikahan bukan tentang dengan siapa kita menikah. Tetapi juga pada siapa kita mengabdi dan berbakti. Jika dengan cara tak langsung seperti ini, wajar saja jika Hana mendadak cemas. Seokjin sendiri tahu bagaimana status Hana, dan lelaki itu pula mengenal kekasih Hana.

Membuang napas lagi, Hana benar-benar bingung. Ia tak bisa berkata apa pun kepada siapapun. Untuk saat ini, dia akan diam sampai waktu membuatnya siap untuk bicara.











====





Sementara itu, Hwayoung Kim baru saja pulang dari sebuah cafe. Di sana, ia menghabiskan waktu untuk minum kopi sendirian. Tenang, aman dan nyaman. Ia seperti hidup dalam keheningan, karena tak ada siapapun yang mengajaknya bicara. Namun, di balik itu semua—Hwayoung menyimpulkan sesuatu. Tentu saja itu masih berhubungan dengan Kim Hana, dan lelaki pujaannya; Kim Taehyung.

Duduk di salah satu kursinya, Hwayoung begitu serius memandang objek di depan. Sebuah layar televisi yang begitu gelap karena tidak dinyalakan. Mengingat kembali bagaimana pertemuannya dengan Kim Hana, dan sensasi pertemuan mereka.

Tidak ada yang menyenangkan, dan Hwayoung ingat di saat pertemuannya itu—ia bersikap seolah nyaman. Padahal sejujurnya, Hwayoung kesal. Ia tak suka dengan Kim Hana. Bagaimanapun juga, wanita itu sangat menyebalkan walau hanya diam.

Untuk Kim Taehyung, gadis itu bahkan sudah menaruh hati untuknya. Mengharapkan dia untuk menjadi kekasih, atau suaminya secara cepat. Oh, itu terdengar gila. Mereka baru saling mengenal belum sampai satu tahun, dan Hwayoung sudah memiliki pikiran seperti itu.

Konyol sekali.

"Kim Hana-ssi, sebagaimana kau bersikap sombong di hadapanku tentang kekasihmu itu. Bagiku kau hanyalah wanita lemah yang harus kusingkirkan bagaimanapun caranya!" ujarnya dengan mulut yang bergetar, serta mata yang menatap tajam.

Menyeringai, Hwayoung kini telah menemukan sesuatu yang akan dia lakukan untuk Kim Hana. Spesial, sebagai hadiah karena telah membuat Hwayoung Kim merasa tidak nyaman.

Kita lihat saja.












=====








P O T R E T - TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang