06. GERA

10.8K 621 20
                                    

SELAMAT MEMBACA💘

>>><<<

Kepulan asap membumbung tinggi, menyatu dengan udara di sekitar balkon kamar Gesang malam ini.  Rasa tertariknya kepada Rania sudah berubah menjadi rasa suka. Mendengar ucapan Rania tadi di sekolah, membuat Gesang kepikiran. Rania berniat menjauhinya setelah Lusiana berulah. Entah apa yang Lusiana katakan pada Rania, hingga Rania berniat menjauhinya.

"Adik gue kenapa nih?" Gatra bertanya, tubuhnya menyender di pintu kaca balkon.

Gesang mengembuskan asap yang ia sesap. Kemudian, puntung rokoknya ia lumatkan ke asbak, dan menoleh ke arah Gatra.

"Nggak pa-pa. Lo mau ngapain nyamperin gue ke kamar? Tumben banget," ujar Gesang.

Gatra tertawa kecil dan berjalan mendekati Gesang. Laki-laki itu duduk di bangku yang ada di samping meja kecil.

"Iseng aja nyamperin lo. Tumben nggak keluar kamar, biasanya, kan, main kalo udah malem gini."

Gesang menyenderkan tubuhnya ke pembatas balkon dan menatap lurus ke depan. Desahan berulang kali terdengar dari Gesang, Gatra yang mendengarnya semakin pun terganggu.

"Cerita sama gue, kali aja gue bisa bantu," cetus Gatra.

"Cerita apaan? Gue nggak kenapa-kenapa."

"Gue tau lo, Sang. Jangan nutupin sesuatu dari gue. Tumbenan uring-uringan kayak gini, gara-gara cewek yang lo ceritain kemarin?"

Gesang mengacak rambut dan wajahnya. Rania bukan siapa-siapanya, baru kenal juga, tetapi kenapa ia seperti ini? Uring-uringan tidak jelas.

"Hm, Rania itu satu sekolahan sama gue, dia anak baru."

"Ya 'kan bagus, lo bisa pedekate?"

"Gimana mau lanjut pedekate kalo Rania aja ada niatan buat jauhin gue? Tau ah, pusing gue, Bang." Gesang beranjak masuk ke dalam kamarnya, diikuti oleh Gatra.

"Kenapa itu cewek tiba-tiba mau jauhin lo? Pasti ada sebabnya, nggak mungkin kalo nggak ada sebab," tanya Gatra.

Gesang menelentangkan tubuhnya di atas kasur kebesarannya.

"Gara-gara Lusiana."

Gatra tertawa pelan, gadis itu sudah berani mengusik Gesang ternyata. Untuk apa juga tantenya menjodohkan Gesang dengan gadis itu. Sedini ini.

"Gue bantu dah ngomong sama Rania biar nggak ngejauhin lo. Gue paling nggak suka lihat lo kayak gini, Sang."

"Nggak usahlah, Bang, hak Rania juga kalo mau jauhin gue."

"Lah, lo gimana sih? Kalo emang lo ada rasa sama Rania, pertahanin. Gue tau banget lo kek gimana, Sang, jangan coba-coba nutupin sesuatu dari gue, karena gue pasti akan tau juga," tukas Gatra sambil menyalakan televisi di kamar Gesang.

"Lo sok tau banget sama perasaan gue," balas Gesang.

"Ya emang gue tau, udahlah buat apa malu-malu kalo lo suka sama dia?" ujar Gatra.

"Siapa yang malu? Gue nggak malu," sangkal Gesang memiringkan tubuhnya ke kiri dan meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas.

"Bagi nomornya Rania sini, nggak tega gue lihat lo galau," pinta Gatra dengan kekehan kecil, membuat Gesang merasa diejek.

"Nggak ada!"

Gatra bangkit dari sofa dan berjalan mendekati kasur. Laki-laki itu naik ke atas dan merebut ponsel Gesang.

GERA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang