57. GERA

4K 263 12
                                    

Malam ini Lusiana memang gagal mengajak Gesang menonton tetapi ada hal lain yang lebih seru menurut Lusiana. Dengan stelan serba hitam, Lusiana sudah siap untuk menjadi mata-mata dadakan.

Lusiana menghentikan mobilnya di depan sebuah swalayan. Lusiana memakai tudung kepala hoodie-nya, masker, dan kaca mata hitam. Itu semua Lusiana gunakan agar tidak ada yang mengenalinya nanti kalau sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

Lusiana menunggu Tisya dari dalam mobilnya. Jika ingin ke tempat sarang preman itu, Tisya harus melewati tempat ini.

Hampir dua puluh menit Lusiana menunggu. Saat Lusiana melihat ke arah spion mobilnya ada taksi yang behenti tidak jauh dari depan gang yang menuju jalanan panjang dan sepi itu.

"Nggak sia-sia gue nunggu dia," gumam Lusiana, lalu keluar dari mobil setelah melihat Tisya menjauh.

Lusiana memasukkan kedua tangannya ke saku hoodie yang ia kenakan. Lusiana jalan dengan tenang mengikuti Tisya dari belakang dengan jarak kurang lebih sepuluh meter. Sesekali Lusiana bersembunyi saat melihat gerak-gerik Tisya yang mencurigai ada seseoran yang mengikutinya.

Lusiana bersembunyi di balik pagar saat Tisya menghampiri kerumunan preman-preman.

"Berani banget dia ke sini," gumam Lusiana dengan senyum miring yang menghiasi wajah cantiknya.

Lusiana tetap memperhatikan semua yang Tisya lakukan di tempat itu. Lusiana juga mendengar semua yang Tisya ucapkan.

"Pokoknya gue minta sama kalian habisin dua orang di foto ini."

Lusiana mengerutkan keningnya. Siapa yang Tisya maksud dua orang di foto yang gadis itu tunjukkan kepada sekelompok preman itu? Pikiran Lusiana melayang mengingat kejadian tempo hari di kedai.

"Apa gue salah satu dari dua orang itu?" monolognya lirih.

"Kalian paham, kan? Berapapun yang kalian minta bakal gue kasih. Asalkan kalian penuhi kemauan gue. Secepatnya kalo bisa, ini uang mukanya."

"Ini udah ngelantur, gue harus cepet-cepet pergi dan cerita ke Gesang," monolog Lusiana lagi dan berniat untuk pergi.

Lusiana keluar dari tempat persembunyiannya dan tidak ia sadari, dari tadi ada yang menyadari kehadirannya. Lusiana kegep. Gadis itu tidak bisa ke mana-ke mana.

Ada dua orang laki-laki berbadan besar dan penuh tato di kedua lengannya. Lusiana bergidik ngeri sekaligus takut melihat perawakan kedua orang di depannya ini.

Lusiana menolehkan kepalanya saat mendengar suaa tepukan tangan dan kekehan dari seseorang.

Tisya maju mendekat ke arah Lusiana dan membuka masker serta kaca mata yang Lusiana pakai, lalu membuangnya. Tisya menyeringai kecil dan memberi kode kepada dua orang berperawakan besar tadi untuk menahan Lusiana agar tidak pergi.

"Lepasin gue!" hardik Lusiana meminta dan meronta. Tetapi Lusiana tidak memiliki kekuatan sebanding dengan dua orang itu.

"KALO GESANG TAU LO SENEKAT INI PASTI DIA MAKIN ILFEEL SAMA LO!" cela Lusiana membuat Tisya geram.

Tisya tersenyum licik dan memegang dagu Lusiana. "Sebelum lo macem-macem dan ngadu ke Gesang, lo bakalan abis sama orang-orang ini," ancam Tisya membuat Lusiana terdiam kaku.

"Masih mau jaga apa yang selama ini lo jaga kan?"

"Ternyata lo di depan aja kelihatan lugu, tapi aslinya, lo nggak jauh-jauh sama yang namanya manusia nggak punya hati!" Lusiana kembali bersuara dan erdengar begetar. Siapa yang tidak takut jika sedang dalam kondisi gawat seperti ini.

GERA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang