Bulan sudah hampir berbentuk bulat sempurna. Pohon bergoyang kecil karena tertiup angin. Tepat waktunya bagi Chaeyeon membagi rasa bersama malam, di balkon rumah.
Chaeyeon melangkah santai tak terlalu bertenaga. Sebelum menuju balkon ia pergi ke dalam kamar untuk mengambil akuariumnya. Chaeyeon ingin berbagi rasa kepada Pipo dan Popo, ikan peliharaannya.
Setelah itu iya menuju balkon rumahnya.
Chaeyeon duduk menatap bulan yang begitu dekat dari balkon rumah. Ditatapnya Pipo dan Popo.
"Pipo, Popo.. Gua bingung kenapa gua bisa mencintai seseorang yang cepat atau lambat bakal ninggalin gua. Kenapa sih cinta itu datang untuk pergi?"
"Besok Taeyong juga bakal ninggalin gua ke Amerika. Kenapa orang-orang yang gua sayang semuanya pergi?"
Chaeyeon melihat langit kembali memandangi rembulan. Malam ini ia hanya berteman sepi. Kini hanya rembulan yang menatap dirinya, rasa rindunya ia lepaskan bersama angin yang berhembus.
Dinginnya malam yang semakin menjadi memaksa Chaeyeon meninggalkan balkon yang dipenuhi cahaya rembulan itu. Dikembalikannya akuarium ke tempat awalnya.
Chaeyeon malangkah menuju meja belajarnya untuk mengambil headset detik berikutnya ia memakai headset tersebut dan memutar lagu yang berada di handphonenya.
Chaeyeon merebahkan diri nya di kasur dan menarik selimutnya. Tidak sampai setengah jam, ia terlelap.
***
"Eh Taeyong, kenapa kesini? Bukannya lu harus packing? Besok lu berangkat kan?"
"Sekarang juga lu anterin gua ke rumah Jaehyun."
"Taeyong udahlah jangan berantem lagi. Cukup Yong, apa lu nggak kasian sama dia?"
"Doyeon, stop negatif thingking sama gua. Buruan ah!" Taeyong menarik tangan Doyeon untuk keluar dari pintu.
"E-eh Yong, apa sih?"
"Gua mau ke rumahnya cuma mau minta maaf, gua sadar tindakan gua salah banget. Sekarang lu izin ke orangtua lu buat temenin gua, buruan gua udah nggak ada waktu lagi nih."
"Serius nih Yong?"
"Udah buruan Doyeon."
Setelah Doyeon meminta izin ia segara masuk ke dalam mobil. Taeyong mengendalikan mobil cukup kencang. Angin malam bertiup mengikuti kecepatan mobilnya.
Tak terasa ia sudah sampai di depan rumah Jaehyun. Kebetulan sekali, orang yang dicari sedang duduk di depan rumah sambil menatap langit malam.
"Yuk turun!"
"Doy, untuk kali ini lu nggak usah kepo. Ini urusan gua sama dia. Lu tunggu sini, oke?"
"Tapi ingat ya tujuan lu kesini buat minta maaf bukan buat berantem lagi."
"Iya udah ah, bawel."
"Oke gua pantau lu dari sini."
Taeyong berjalan menghampiri Jaehyun, namun Jaehyun tidak menyadarinya.
"Hei!" tegur Taeyong menepuk pundak Jaehyun.
"Eh lu Yong." sahut Jaehyun terkaget dan sedikit cemas.
"Santai bro, lu kok ngelamun? Ngelamunin Chaeyeon ya lu?"
"Hehe tau aja." jawab Jaehyun, sambil mengambil posisi ingin berdiri.
"Udah lu duduk aja Jae." Taeyong duduk di samping Jaehyun.
"Gua manggil lu Jae nggak papa kan?"
Jaehyun tersenyum dan mengangguk, senyumnya tak sempurna karena sambil menahan rasa sakit di tubuhnya. Jaehyun sedikit bingung terhadap sikap Taeyong sekarang. Ia tidak terlihat emosi seperti tadi pagi. Taeyong sekarang terlihat lebih banyak tersenyum.
"Sori ya Jae tadi pagi gua.."
"Udah nggak papa kok, wajar kalo seorang sahabat pengen ngelindungin sahabatnya. Apalagi kalian sahabatan udah lama kan?"
"Maksud lu Jae?"
"Sekarang gua ngerti, gua cuma orang baru yang datang di tengah-tengah kalian. Dari mata lu waktu lu marah kemarin gua makin yakin kalo lu cinta sama Chaeyeon, bener kan?"
"Hemm, hehe oke Jae kita nggak usah bahas itu dulu. Gua dateng kesini mau minta maaf sama lu. Besok gua pindah ke Amerika."
"Amerika?"
"Iya, gua kesini sekalian nitip Chaeyeon. Tolong jaga Chaeyeon ya Jae."
"Tapi bukannya lu udah tahu kalo waktu gua udah nggak lama lagi?"
"Jaga dia semampu dan sekuat yang lu bisa." Taeyong menepuk punggung Jaehyun.
"Tapi kalo gua udah nggak mampu lagi gimana? Firasat gua waktu buat gua hidup bener-bener tinggal dikit."
"Sekali lagi maapin gua ya. Gua berharap di waktu yang akan datang saat gua balik lagi kesini, lu masih ada disini, dirumah ini dan bukan disana Jae." ujar Taeyong sambil menunjuk langit.
Taeyong tak ingin berkata banyak lagi. Mereka saling menepuk punggung satu sama lain. Mengartikan semua telah selesai dengan baik.
Di dalam mobil, Doyeon sedikit terharu melihat Jaehyun dan Taeyong begitu akrab. Tiba saatnya Taeyong berpamitan pulang dengan perasaan hati yang tenang dan lega. Taeyong meninggalkan Jaehyun kembali dengan sunyinya malam.
Taeyong kembali ke dalam mobil. "Doy, gua kasian sama Jaehyun.."
"Iya, kita berdoa aja semoga Tuhan kasih yang terbaik buat dia."
Suara mobil menutup percakapan mereka pada malam terakhir bagi Taeyong di Indonesia. Akankah menjadi malam terakhir bagi Jaehyun di dunia?"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt. [ Jaehyun X Chaeyeon]
Fiksi Penggemar[COMPLETED] "Tubuh ini akan musnah pada waktunya. Apa pun yang terlihat oleh mata, akan tiada. Tapi tidak dengan cinta. Cinta tidak bisa dilihat, cukup dirasakan. Jadi, kalau sekarang kamu menangis, berarti kamu mencintai fisikku. Kalau kamu mencint...