Chaeyeon sudah rapi mengenakan seragam sekolahnya, tas sekolah yang penuh berisi buku-buku tebal sudah tergantung di punggungnya plus telapak kakinya yang telah dibalut oleh kaus kaki putih dan sepatu kets berwarna hitam.
Satu hal yang tidak boleh terlewati dari rutinitas pagi itu adalah menyantap sarapan pagi buatan ibunya. Chaeyeon pun menuju ruang makan dan segera duduk di kursi meja makan. Ibunya sudah ada di sana dan membuka percakapan kecil saat memulai sarapan.
"Gimana nasi gorengnya?enak? Sama seperti biasanya kan? Mama baru ingat kalau tadi mama lupa kasih garam." kata ibunya sambil menyuap nasi goreng kedalam mulutnya.
"Enak kok ma. Mau kurang garam, kurang gula, kalau mama yang masak, pasti enak."
"Kamu bisa aja, udah buruan makannya nanti kamu telat loh."
"Siap, Ma." Kata Chaeyeon dengan mulut yang masih penuh dengan nasi goreng.
"Chae, kalau memang mama masih diberikan kekuatan untuk menggerakan kedua tangan ini, setiap hari mama akan selalu buatkan nasi goreng kesukaanmu."
"Makasih ya, Ma." Tangan Chaeyeon memegang dan menggenggam manja jemari ibunya.
"Iya, asal kamu nggak bosen aja makan nasi goreng setiap pagi."
"Iya sih. Tapi nggak setiap hari juga dong ma. Sesempatnya mama aja." Chaeyeon menyuap satu sendok terakhir nasi gorengnya.
Selesai sarapan, Chaeyeon pun bergegas ke sekolah. Sementara ibunya bersiap menjaga toko. Toko ini adalah usaha satu-satunya peninggalan sang ayah.
Chaeyeon melangkah cepat keluar rumah menyusul ibunya yang sudah menghidupkan mesin mobil. Chaeyeon juga sudah mempersiapkan barang-barang untuk persiapan ibunya menjaga toko nanti.
Di dalam mobil, Chaeyeon menyandarkan kepalanya ke jendela mobil. Lalu, melepaskan pandangannya keluar jendela yang dibasahi oleh bulir-bulir air hujan. Drama hujan masih belum berakhir. Ia ingin menikmatinya kembali. Seketika datang sesuatu yang indah mengetuk pintu otaknya dan memaksa untuk masuk.
Ya, bayangan pria yang Chaeyeon pikirkan beberapa saat lalu kini terlintas kembali. Wajah, mata, bibir, alis, dan rambutnya terus memenuhi pikiran Chaeyeon.
"Chae...Chae...Chaeyeon." Terdengar suara ibunya memanggil karena melihat dirinya sedang senyum-senyum sendiri.
Chaeyeon sontak tersadar. "Hah? Iya ma?"
"Kamu kenapa Chae? Kok senyum-senyum nggak jelas gitu? Hati-hati loh jangan suka ngelamun pagi-pagi nanti bisa kesambet."
"Ih siapa yang lagi ngelamun sih ma." Chaeyeon mencoba mengalihkan pembicaraan.
Ibunya hanya membalas dengan gelengan kepala dan senyuman kecil. Beberapa menit kemudian, laju mesin mobilnya berhenti.
"Udah sampai. Yuk anak mama sekolah dulu!"
"Siap, mama."
"Chaeyeon sekolah dulu ya, Ma!"
Chaeyeon keluar dari mobil. Lalu, menutup pintu mobil. Ibunya mengeluarkan kepala lewat jendela mobil.
"Belajar yang benar ya sayang."
"Iya, hati-hati ma, dadah!" sahut Chaeyeon sambil melambaikan tangan ke arah ibunya.
Mobil putih ibunya perlahan telah beranjak menjauhi tempat pijakan Chaeyeon dan lenyap di tikungan jalan. Di sekitar sekolah pun sudah tidak dijatuhi oleh rintikan hujan. Udara dingin merasuk ke seluruh pori-pori kulit Chaeyeon saat melangkah ke gerbang sekolah SMA Starlight.
Tbc
Hehe hai semua ini cerita pertama yang aku buat di wattpad
Semoga kalian suka:)
Maaf kalo masih banyak kata2 yang salah karena ini cerita pertama aku.Hope you guys like it!
Jangan lupa vote/comment ya
Makasih:*
-lalyadiva
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt. [ Jaehyun X Chaeyeon]
Fanfiction[COMPLETED] "Tubuh ini akan musnah pada waktunya. Apa pun yang terlihat oleh mata, akan tiada. Tapi tidak dengan cinta. Cinta tidak bisa dilihat, cukup dirasakan. Jadi, kalau sekarang kamu menangis, berarti kamu mencintai fisikku. Kalau kamu mencint...