Doyeon berjalan menuju kelas. Matanya kini bengkak karena menangis tiada henti sejak tadi. Di dalam kelas dia melihat Chaeyeon dan Taeyong di posisi tempat duduk yang berjauhan sedang meratap sendu.
Persahabatan yang dari dulu selalu diiringi dengan tawa, canda, dan gurauan, kini berubah karena cinta.
Doyeon melangkah menghampiri Chaeyeon dan duduk di sampingnya. Ia memulai percakapan.
"Chae, sebenernya waktu itu Jaehyun cerita sama gua kalo dia itu sakit. Tapi dia suruh gua janji buat nggak ngasih tau lu. Maafin gua Chae."
"Gua nggak marah sama lu Doy. Gua marah sama keadaan. Baru aja gua ngerasain cinta tapi apa? Malah ini yang gua dapetin. Gua nggak takut sama Jaehyun yang mengidap HIV. Gua cuma takut kalo dia ninggalin gua. Gua harus gimana?"
Doyeon langsung memeluk Chaeyeon yang sedang banjir air mata. Di belakang sana, Taeyong mencoba mengalihkan pandangannya untuk tidak melihat kedua sahabatnya itu.
Tiba-tiba Doyoung, ketua kelas datang dari luar menghampiri Chaeyeon. "Chae di luar ada yang mau ketemu sama lu tuh, katanya sebentar aja."
"Siapa?"
"Itu cowok yang tadi ribut sama Taeyong."
Mendengar diluar ada Jaehyun, Chaeyeon tidak berkeinginan untuk bertemu, bahkan melihat wajah Jaehyun lagi. Chaeyeon sungguh tidak sanggup. Dengan paksaan Doyeon, akhirnya Chaeyeon mau keluar menemui Jaehyun ditemani oleh Doyeon.
Di depan kelas, Chaeyeon melihat keadaan Jaehyun yang masih kesakitan. Mata Jaehyun sangat sendu memandang. Di wajah dan lengannya pun terlihat jelas luka lebam. Di ujung bibirnya terdapat darah kering. Chaeyeon sungguh tidak sanggup melihat kondisi Jaehyun.
Chaeyeon mengalihkan pandangannya dari Jaehyun. Jaehyun mulai menggerakan bibir manisnya yang terluka itu.
"Chae, aku minta maaf sama kamu. Maafin aku yang nggak jujur sejak awal tentang masalah ini sama kamu. Maafin aku yang memiliki penyakit hina seperti ini. Maafin aku yang membuatmu jatuh cinta sama orang yang berada di ujung hayatnya. Maafin aku Chae."
"Aku sadar sekarang. Cowok kaya aku emang nggak pantes merasakan cinta. Wajar Chae kalau sekarang kamu mau pergi dari aku. Aku lahir saja dunia ini menolakku. Ibuku pergi saat melahirkanku. Ayahku pergi saat aku masih bayi," suara Jaehyun semakin lirih.
"Aku mau marah sama siapa atas keadaanku sekaran ini Chae? Aku mau minta pertanggungjawaban sama siapa? Orangtuaku sudah pergi." mata Jaehyun berkaca-kaca menahan kristal bening di pelupuk matanya.
Chaeyeon hanya diam seribu bahasa. Namun, hatinya sedang menangis deras mendengar itu semua. Ia berharap ini hanyalah sebuah mimpi. Bagaimana mungkin ia sungguh mencintai orang yang cepat atau lambat akan pergi meninggalkannya. Sangat menyakitkan.
Melihat Chaeyeon yang tidak merespon apapun, Jaehyun pasrah menerimanya.
"Yaudah Chae. Aku pergi. Pergi entah untuk selamanya atau mungkin kembali lagi."
"Hati-hati ya Jae." sahut Doyeon. Sedangkan Chaeyeon masih tidak merespon apapun. Setelah Jaehyun hilang dari pandangan, Chaeyeon memeluk Doyeon dan menangis kembali.
"Sabar Chae, itu namanya cinta. Memberikan rasa bahagia dan luka. Sekarang lu ikutin aja kemana alur cinta lu sama Jaehyun. Sabar ya Chae." Doyeon mencoba menenangkan Chaeyeon.
Mereka kembali ke dalam kelas dan membuka percakapan kembali. Doyeon menceritakan kepada Chaeyeon tentang Taeyong. Sahabatnya yang esok hari harus pergi ke Amerika. Ini semakin memukul hati Chaeyeon. Kenapa semua orang terdekatnya pergi?
Dengan sedikir rasa kesal Chaeyeon melangkah pelan menghampiri Taeyong.
"Yong maafin gua ya, tadi gua emosi. Gua bingung."
"Iya Chae maafin gua juga. Tadi gua terlalu kasar sama Jaehyun."
"Gua cuma takut Chae, gua takut dia hancurin hidup lu. Dia nggak pernah macem-macem sama lu kan?"
"Nggak Yong, Jaehyun baik. Dia..."
"Dia bagaikan malaikat buat lu, iya kan Chae?" ucap Taeyong memotong.
Chaeyeon mencoba mengalihkan pembicaraan untuk sementara ia tidak mau membahas masalahnya dengan Jaehyun.
"Yong, bener lu besok mau pergi ke Amerika?"
"Iya."
"Kenapa Yong? Lu sahabat cowok gua satu-satunya. Nanti siapa yang jagain gua sama Doyeon?"
"Kan ada Jaehyun Chae, dia suka naik sepeda juga kan? Dia juga care.
Doyeon datang memberi sahutan. "Lu pergi dan Jaehyun juga bakal pergi. Nanti siapa yang gantiin kalian? Kalo gua kangen gimana?" Doyeon terisak di ujung perkataannya.
Kemudian Chaeyeon memeluk kedua sahabatnya dengan rasa sedih yang sangat dalam.
Pelukan yang mungkin mereka lakukan untuk terakhir kali.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt. [ Jaehyun X Chaeyeon]
أدب الهواة[COMPLETED] "Tubuh ini akan musnah pada waktunya. Apa pun yang terlihat oleh mata, akan tiada. Tapi tidak dengan cinta. Cinta tidak bisa dilihat, cukup dirasakan. Jadi, kalau sekarang kamu menangis, berarti kamu mencintai fisikku. Kalau kamu mencint...