9 - Fakta yang menyakitkan

629 42 0
                                    

Di tengah canda tawa mereka, tiba-tiba dari depan pagar terlihat lampu mobil yang menyilaukan mata. Mobil itu hendak masuk ke dalam halaman rumah Chaeyeon.

Mobil yang sudah tidak asing lagi bagi Chaeyeon, sekarang sudah terparkir di halaman rumahnya.

"Hai Doyeon! Ada apa nih?" tanya Chaeyeon ke Doyeon.

Sebenarnya Chaeyeon sedikit merasa malu karena ada Jaehyun di rumahnya. Tapi ya sudahlah.

"Ini gua baru dari mall dan rencananya mau kesini nagih janji lu yang katanya mau cerita. Tapi sayang, ayah keburu nyuruh gua pulang. Lain kali aja deh!" jelas Doyeon.

"Oh iya Chae, ini siapa?"

"Ini, Jaehyun."

"Jaehyun? Oh yang jelas ini bukan Jaehyun sepupu lu kan?"

"Ih Doyeonnn!" Chaeyeon semakin malu karena pernah berbohong sewaktu mencari alasan saat di kantin waktu itu.

"Hai aku Jaehyun." tanpa disuruh Chaeyeon, Jaehyun memperkenalkan dirinya kepada Doyeon sambil menyodorkan tangannya.

"Doyeon." katanya tersenyum saat melihat Jaehyun.

"Chae, aku pulang dulu ya." tiba-tiba Jaehyun ingin segera pulang. Sebab, jarak rumahnya jauh. Apalagi dia harus mendorong sepedanya sampai rumah.

"Kok cepet Jae?"

"Aku takut pulangnya kemaleman Chae, aku kan dorong sepeda."

"Astaga, iya kamu nggak mau naik taksi aja?"

"Udah nggak usah pake taksi, bareng gua aja yuk pulangnya!"

"Nggak usah, biar aku jalan kaki aja. Lagi pula nanti gimana sama sepedahnya kalau aku naik mobil?"

"Udah Jae, ikut sama Doyeon aja!" Chaeyeon menyuruh Jaehyun untuk menerima tawaran Doyeon.

"Mau pulang sekarang kan? Yuk! Gua juga takut kemaleman."

"Yaudah, Chae maaf ya aku harus pulang. Salam buat mama kamu."

"Iya nggak papa kok, kalian berdua hati-hati ya!"

Selesai menaruh sepedahnya di bagasi mobil, Jaehyun langsung masuk ke dalam mobil bagian depan. Jaehyun membuka kaca jendela mobil lalu melambaikan tangan ke arah Chaeyeon. Chaeyeon membalasnya dengan anggukan dan senyuman.

Jaehyun dan Doyeon saling terdiam sambil menatap jalan di depan. Suasana mobil sunyi tanpa ada sepatah kata pun yang terdengar.

Tiba-tiba bibir Jaehyun tergerak, matanya menatap sendu ke arah jalan di depan.

"Hai Doyeon." sapa Jaehyun memecah kesunyian.

"Iya Jaehyun, oh iya tadi Chaeyeon manggil lu Jae kan? Gua panggil lu Jae juga ya?" Doyeon menengok ke arah Jaehyun.

"Iya panggil aku Jae aja."

"Oh iya Doy, kamu sahabat Chaeyeon dari kecil kan?"

Doyeon mengangguk sambil terus menyetir mobilnya. "Iya Jae, emang kenapa?"

"Chaeyeon sudah cerita belum sama kamu, tentang aku sama dia?" ucap Jaehyun dengan pelan.

"Emm, cerita sih belum. Tadinya dia mau cerita. Tapi, kalo dia nggak mau cerita juga nggak papa kok. Udah keliatan juga kalo dia emang cinta sama kamu."

"Kamu nggak bingung Doy, kalo aku terlalu cepat seperti ini? Aku sama dia dekat hanya dalam hitungan hari loh."

"Hmm, nggak terlalu bingung sih. Tapi aku malah salut aja sama kamu karena kamu bisa menaklukan hati Chaeyeon dengan cepat!"

"Aku berencana dalam waktu dekat mau nembak dia, tapi kamu diem-diem aja ya?"

"Wah bagus dong. Andai dia juga seperti kamu." sahut Doyeon.

"Hah? Dia siapa?" tanya Jaehyun menengok ke arah Doyeon.

"Nggak Jae, bukan siapa-siapa kok hehe. Terus gimana?"

"Kalau aku nembak Chaeyeon, menurut kamu terlalu kecepatan tidak?"

"Nggak Jae, wajar kan kamu cinta sama Chaeyeon."

"Tapi, selain aku cinta sama Chaeyeon. Ada alasan lain Doy." tatapan Jaehyun menjadi semakin sendu.

"Alasan lain?"

"Iya Doy, aku ingin kamu tidak berpikir macam-macam kenapa aku begitu cepat ingin memiliki Chaeyeon dan aku juga ingin kamu mengerti tentang ini."

"Tapi kamu janji ya. Jangan dulu menceritakan hal ini kepada Chaeyeon atau siapapun. Aku percaya kamu teman Chaeyeon yang baik hati." suara Jaehyun lirih.

Doyeon mengangguk saat Jaehyun sudah mulai berbicara. Ia menghentikan laju mobilnya. Kata demi kata keluar dari bibir Jaehyun. Doyeon tak kuat menahan emosinya, tiba-tiba saja kristal bening mulai mengalir deras mendengar kata-kata yang di ucapkan oleh Jaehyun. Doyeon sungguh tidak tahan mendengar fakta sebenarnya tentang Jaehyun.

                              ***

Kini mobilnya sudah berada di depan rumah Jaehyun yang begitu sederhana. Jauh dari kemewahan. Jaehyun berpamitan keluar dengan mata yang masih berkaca-kaca. Ia berjalan menuju bagasi dan mengeluarkan sepedanya dari mobil Doyeon. Jaehyun terus mencoba menahan bulir-bulir air yang jatuh dari pelupuk matanya. Kemudian Jaehyun pamit masuk ke rumahnya. Sementara Doyeon melajukan kembali mobilnya.

Di dalam mobil, Doyeon masih melamun. Merasa tidak percaya dengan semua ini. Pipinya basah, hatinya begitu teriris. Ia menghapus air mata yang masih menempel di pelupuk matanya. Baru jalan beberapa meter Doyeon kembali menghentikan mobilnya dan menyandarkan kepalanya ke stir mobil. Seolah ini adalah kejadian paling mengharukan yang pernah dia ketahui.

"Ya tuhan..." kata itu terucap di sela tangisnya.




Tbc

Yey double update lagi!

Hayulu itu Doyeon kenapa ya?wkwk

Jangan lupa vote&comment ya

Satu vote&comment dari kalian itu berharga banget buat akuu:")

Thanks!
-lalyadiva

Hurt. [ Jaehyun X Chaeyeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang