✦ TWO ✦

1.6K 233 9
                                    

Akashi mengetukan jarinya ke meja dengan satu tangannya memegang pulpen lalu memutarnya horizontal, berpikir bagaimana dia mencari jawaban dari soal yang diberikan guru. Semester awalnya di kelas tiga dilakukannya dengan baik, bahkan terlihat normal seperti saat dia kelas satu dahulu.

Meski Akashi berada diakhir kelas, dia tetap menyandang gelar ketua OSIS di Rakuzan. Jabatannya tidak lungsur sama sekali bahkan saat kekalahannya yang pertama― Winter Cup melawan Seirin.

Akashi masih ragu untuk memberikan jabatan ketua OSIS pada orang lain, jadi dia meminta pada guru dan pembina kesiswaan untuk tidak menggantikannya selama dia sekolah di Rakuzan.

Bel istirahat menggema ke seluruh ruangan, terdengar suara lega dari isi kelasnya yang akhirnya tugasnya bisa dikerjakan di rumah dan dikumpulkan lusa nanti. Akashi tidak banyak bicara, dia sudah menyelesaikannya duluan dua menit sebelum bel berbunyi. Setelah dia membereskan bukunya, dia berdiri dari tempatnya dan berjalan keluar untuk melihat aktivitas siswa lainnya.

Mengawasi orang adalah keahlian Akashi, dia bisa mengobservasi secara cepat dan tepat pada seseorang. Dia juga tidak bertindak gegabah jika dia belum yakin dengan asumsinya. Akashi jarang pergi ke kantin, soal isi perut dia tidak masalah hanya memakan roti isi. Namun, hari ini dia tidak merasa lapar.

"Akashi senpai!"

Akashi menghentikan langkahnya lalu berbalik, melihat adik kelasnya yang mendekatinya sambil berlari dan membawa kertas ditangannya.

"Ada apa?"

"Ah! Ini ada permintaan dari kepala sekolah soal festival di musim panas nanti," ucap lelaki itu sambil memberikan kertas pada Akashi.

Akashi mengambilnya dan kedua matanya membaca setiap kata yang tertulis disana. "Kalau begitu, kita adakan rapat setelah KBM selesai," titah Akashi tanpa menatap adik kelasnya.

"Ha'i! Saya permisi dulu, Akashi senpai!" ucapnya dan berjalan ke arah kantin sekolah.

Akashi tidak sadar ternyata sekarang sudah dekat dengan musim panas. Dia berencana akan pergi ke Tokyo untuk berkumpul dengan teman SMP-nya, dan bermain basket bersama. Dia sangat merindukan permainan basket mereka. Di kelas tiga ini, dia tidak bisa ikut turnamen apapun karena dia harus sibuk dengan ujian akhir nanti.

Kakinya kembali bergerak berlawanan arah dari rencana awalnya yang ingin naik ke atap menikmati ketenangan. Dia rasa, dia akan berpikir soal tema festival apa nanti sembari bermain shogi.

🍒

Akashi menatap bosan pada orang-orang di depannya yang tengah berdebat soal tema apa yang pas untuk tahun ini. Akashi membiarkannya karena dia ingin tahun ini ide dari anggotanya 'lah yang bisa dipakai, dia tidak ingin dianggap sebagai orang yang menangani semua festival ini jika dia memiliki banyak orang di dalamnya.

"Aku rasa, festival dengan tema tahun kemarin pasti tidak apa-apa. Pengeluaran keuangannya juga tidak terlalu besar."

Gadis dengan rambut hitam menggelengkan kepalanya lalu berdiri dari tempatnya dan tangannya mengepal didadanya. "Aku kurang setuju. Kenapa kita tidak mengambil tema yang lain? Misalnya tema stand food, aku yakin banyak orang yang akan menyukainya!"

"Tetapi, tidak semua orang bisa memasak."

"Ganti lagi, ada ide lain?"

"Aku!"

Akashi menghela nafasnya, telinganya mendengar jelas soal ide dari anggotanya atau sebagian besar dari anak kelas satu. Akashi sebenarnya banyak ide, soal festival musim panas yang bertema konser musik, atau drama musikal atau―

𝐃𝐞𝐥𝐢𝐧𝐪𝐮𝐞𝐧𝐭 | A. SEIJUUROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang