✦ THREE ✦

1.2K 216 12
                                    

Seminggu sudah berlalu semenjak rapat tentang persiapan festival olahraga yang akan diselenggarakan di sekolah Rakuzan sendiri. Banyak orang yang antusias dan berpatisipasi dalam festival musim panas tahun ini. Seluruh kelas sudah mempersiapkan juara-juara mereka dalam olahraga nanti.

Akashi sendiri merasa tahun ini dia tidak terlalu sibuk untuk festival tahun ini, mungkin karena saran dari wakil ketuanya yang adik kelasnya― membagi semua tugas pada anggota lain sehingga tidak semua tangan Akashi terpegang.

Sekarang, Akashi tengah menikmati suasana tenang dan nyaman di gazebo halaman luas taman rumahnya. Bermain shogi secara solo. Dia tidak memiliki banyak pekerjaan atau aktivitas hari ini― khususnya akhir pekan. Nyaris, di kelasnya tidak ada yang mau berani mendekati Akashi untuk berteman atau hal kecil seperti menyapa.

Mungkin mereka masih takut dan merasa teracam dengan aura yang dikeluarkan Akashi. Intimidasi. Dingin. Tetapi, Akashi tidak seperti itu sepenuhnya. Dia hanya akan bertindak demikian apabila ada yang membuatnya kesal.

Khususnya gadis bernama (Name).

Ponsel Akashi yang terletak di atas meja bergetar, lalu tangan Akashi menggapai ponselnya dan melihat satu pesan dari luar kontaknya.

Unknown:

Angkat teleponku ya, Akashi-kun!♡

Akashi memandang aneh pada pesan yang terpampang jelas dilayar. Dia sudah memiliki spekulasi siapa orang yang biasa memanggilnya dengan honorifiks '-kun' dan isi pesan yang terlihat gombal itu.

Sebelum Akashi membalas pesan itu, ponselnya kembali bergetar dan nomor dari luar kontaknya itu benar-benar meneleponnya. Kedua mata beda warna Akashi memandang lama layarnya. Apakah dia harus mengangkatnya atau menutupnya? Atau bahkan memblock nomor dari gadis yang ingin dia jauhi?

Jari Akashi menekan tombol hijau― dia berpikir pasti dia hanya menelepon Akashi ada urusan soal festival olahraga.

"Ara~ Ara~ Akashi-kun benar-benar mengangkat telponku! Ahh~ Aku sangat senang!"

Disambut dengan suara ceria yang tak lain dan tak bukan dari (Name). Akashi menghela nafasnya dan menaruh ponselnya di telinga kirinya, tangannya yang satu lagi menggerakan pion shogi.

"Apa maumu?"

''Ekhem! Ini soal festival olahraga itu. Hitori-kun bilang dia ingin menambahkan beberapa permainan supaya semua orang bisa ikut. Bagaimana?"

Suara (Name) terdengar tenang dan lebih serius, Akashi menghela nafasnya dan memejamkan mata sesaat. Setidaknya, (Name) bukan berniat untuk menganggunya saat ini.

"Ide bagus, jika pengeluarannya tidak berubah akan aku setujui."

Terdengar seperti tepuk tangan dari sebrang telponnya, "bagus! Akan aku beritahu Hitori-kun soal ini! Tenang saja, keuangan soal festival tetap dalam rencana." (Name) terkekeh diakhir kalimatnya.

"Hmm."

"Oh! Akashi-kun, boleh aku minta sesuatu?"

Akashi berhenti menggerakan pion shoginya saat mendengar kalimat yang diucapkan (Name). Kali ini apa mau gadis menyebalkan sepertinya?

"Aku tidak akan tertipu lagi dengan godaanmu."

"Aww.." (Name) mengeluarkan nada rengekan. "Akashi-kun bisa menebaknya. Aku tidak kaget, sih."

"Tutup telponnya jika kau sudah selesai bicara."

"Hmm, hmm. Baiklah! Akashi-kun jangan lupa harus makan teratur jangan seperti kemarin! Beruntung aku memberikan permen favoritku padamu."

𝐃𝐞𝐥𝐢𝐧𝐪𝐮𝐞𝐧𝐭 | A. SEIJUUROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang