✦ SEVEN ✦

985 167 6
                                    

"Ohara-chan!"

(Name) berlari mendekati kakak kelasnya yang tengah membawa banyak buku di tangannya. Ohara hanya memandang (Name) tanpa emosi karena dia tahu, jika (Name) memanggilnya berarti dia meminta bantuan sesuatu padanya. Bukan berarti dia tidak mau membantu adik kelasnya, hanya saja permintannya itu sering membuatnya geleng-geleng kepala.

"Ada apa, (Name)-chan?"

(Name) menghela nafasnya sesaat lalu menunjukkan senyuman andalannya. "Kudengar dari Kurosawa-kun kalau Ohara-chan akan pergi ke Rakuzan!" ucap (Name) dengan kilatan mata senang.

Ohara menganggukkan kepalanya lalu melanjutkan perjalanannya ke ruang kelas. "Benar, aku ingin mendiskusikan soal keuangan yang akan dibutuhkan saat festival tiba, tinggal beberapa minggu lagi."

(Name) menyenggol bahu Ohara jahil, "boleh aku ikut?"

Ohara menatap (Name) dengan pandangan yang-benar-saja?

"Ayolah, Ohara-chan! Aku bisa menjadi penjagamu selama ke Rakuzan!" tawar (Name).

"Tidak, kau hanya akan membuat masalah dengan ketua osis di sana." Ohara menghela nafasnya dan membenarkan posisi buku yang ada di tangannya.

"Tch, Ohara-chan aku itu mengagumi Akashi-kun! Bukan membuat masalah dengannya."

Ohara hanya menggumam mengerti mendengarnya dan itu membuat (Name) kesal karena sifat Ohara ini selalu menyulitkan (Name).

"Ayolah, Yui senpai, onegai~" (Name) sekali lagi memohon pada Ohara dengan menyebutkan nama pertamanya dengan diakhiri senpai.

"Berhenti memanggilku seperti itu. Perintah Hitori jadi aku tidak bisa membawamu," ucap Ohara yang semakin mempercepat langkahnya.

(Name) mengeluarkan desahan kesal karena ketua osis di sekolahnya ini benar-benar mencengkramnya untuk tidak terlalu aktif dalam festival kolaborasi bersama Rakuzan.

"Tapi..." Ohara menghentikan langkahnya lalu berdiri di depan (Name), mata hijaunya menajam seperti memberi (Name) peringatan. "Jika kau masuk diam-diam justru membuat masalah besar, jadi aku izinkan kali ini."

Ohara meninggalkan (Name) yang tersenyum lebar lalu dengan cepat dia memeluk Ohara dari belakang yang hampir membuat buku yang dipegang Ohara jatuh.

"H-hey, perhatikan (Name)-chan!"

"Ohara-chan yang terbaik!!"

Ohara memutar bola matanya dengan senyuman kecil di wajahnya.

🍒

Entah kenapa Akashi merasakan tidak enak dengan hari ini. Seperti instingnya bilang bahwa dia akan menemui sesuatu yang akan membuatnya semakin stress.

Sebagai siswa yang duduk di kelas tiga, ketua osis dan pewaris perusahaan ayahnya. Akashi Seijuuro juga kadang tidak bisa menampung ketiganya sekaligus. Apalagi, setelah kejadian tiga minggu lalu dimana dia melihat (Name) yang hampir disentuh pria lain.

Bisa disebut, Akashi khawatir pada gadis aneh itu, mereka berdua terakhir bicara saat (Name) yang menelponnya setelah itu, (Name) tidak mengirimi pesan atau telpon padanya. Dia tidak tahu kenapa, di satu sisi dia merasa damai di satu sisi lainnya kekhawatirannya bertambah.

Kadang, Akashi tidak mengerti dirinya sendiri, kenapa dia merasa seperti ini.

"Permisi, Akashi senpai."

"Ada apa?" tanya Akashi tanpa mengalihkan pandangannya pada laptop di depannya.

"Bendahara (School Name) di sini bese―"

𝐃𝐞𝐥𝐢𝐧𝐪𝐮𝐞𝐧𝐭 | A. SEIJUUROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang