✦ FIFTEEN ✦ (LAST)

1.3K 162 11
                                    

(Name) menaruh sisi wajahnya pada jendela yang kini suasana diluar sudah menjelang sore. Akashi memberikan pesan bahwa dia akan menjemputnya dan membawanya secara sembunyi ke acara akhir festival olahraga. Dimana pertunjukkan hiburan akan diselenggarakan dan puncaknya nanti akan ada kembang api.

Ayahnya seperti biasa kerja lembur lagi yang membuat (Name) khawatir soal kesehatannya. Namun, setelah ayahnya bilang semuanya akan baik-baik saja.(Name) menurut pada perkataan ayahnya.

(Name) memakai celana jeans panjang dan jaket gelapnya untuk penyamarannya, dia tidak ingin membawa masalah, apalagi Akashi Seijuuro yang dicap sebagai anak teladan itu yang membawanya ke festival.

Tidak lama kemudian, (Name) mendengar suara ketukan pintu. Segera berdiri dan mengecek ponsel serta uang simpanannya, dia berjalan mendekati pintu dan membukanya.

Seperti yang diduga, Akashi sudah berdiri di sana dengan pakaian santainya, baju lengan panjang dengan rompi coklat tua dan celana hitam. (Name) hampir lupa kalau di festival, siswanya diperbolehkan untuk memakai pakaian bebas.

"Sudah siap?"

(Name) menunjukkan seringainya sambil mengangguk. "Tentu saja!"

Setelah mengunci pintu rumahnya, (Name) melihat Akashi yang menaiki sepeda yang terlihat baru itu. Ada kursi penumpang di belakangnya. (Name) menatap sepeda itu dan Akashi dengan bingung.

"Akashi-kun ke rumahku naik sepeda?"

"Iya, naik apalagi? Bukannya aku sudah bilang akan mengajakmu ke festival secara diam-diam?"

(Name) tertawa mendengarnya namun tak banyak komplain. Dia duduk di kursi bagian belakang sepeda dan memegang erat pada pinggang Akashi agar tidak jatuh. (Name) sendiri tidak tahu jika Akashi bisa membawa sepeda.

Perjalanan menuju sekolah Rakuzan terasa tenang meski sunyi. (Name) merasa tak canggung dengan mereka yang tidak membuka topik pembicaraan. Saat (Name) menikmati angin yang bersentuhan dengan wajahnya sambil menutup matanya, dia merasakan kalau Akashi membelokkan sepedanya terlalu tajam ke kiri yang membuat (Name) hampir kehilangan keseimbangan jika tidak memeluk Akashi.

"A-Akashi-kun! Bisakah kau beri aku tanda jika berbelok seperti itu hah?!" ucap (Name) dengan wajah kesal.

"Ku kira kau memperhatikan jalan?"

(Name) menggerutu mendengar nada jahil yang jarang Akashi tunjukkan padanya. Dia melihat ke sekeliling dan tidak merasa familiar dengan jalan yang biasa dia ambil untuk ke Rakuzan.

"Akashi-kun tahu jalannya 'kan?" tanya (Name) ragu, dia tidak ingin tersesat.

Akashi menganggukkan kepalanya pelan dan semakin cepat mengayuh sepedanya. Sore yang menemani mereka tadi kini sudah berganti menjadi malam. Mereka sampai di salah satu toko yang sudah tutup dan Akashi memparkirkan sepedanya di sana. (Name) melihat gedung sekolah Rakuzan yang tak jauh dari tempat mereka.

"Ayo ikut aku."

Mereka mengambil jalan belakang dan Akashi membuka pintu yang terhubung dengan gym basket. Ruangannya gelap hingga Akashi menyalakan lampunya. (Name) melihat kagum dengan gym basket Rakuzan. Sekolah elit memang berbeda.

"Ada penyambutan yang harus aku lakukan. Tunggu di sini dan jangan kemana-mana," ucap Akashi.

"Lalu? Aku bisa merasa bosan di sini jika sendirian," balas (Name).

"Siapa bilang sendirian?"

Pintu gym terbuka dan memperlihatkan Ohara,Kurosawa dan Leo yang masing-masing membawa sesuatu. (Name) tersenyum melihat dua kakak kelas favoritnya serta sahabatnya akan menemaninya.

𝐃𝐞𝐥𝐢𝐧𝐪𝐮𝐞𝐧𝐭 | A. SEIJUUROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang