✦ ELEVEN ✦

855 159 5
                                    

Akashi, Kurosawa dan Ohara mendiskusikan rencana yang akan mereka lakukan ketika sampai di club itu. Mereka akan melihat keadaan terlebih dahulu di sekitar club dan barulah Ohara akan bertanya mengenai apakah gadis dengan ciri-ciri seperti (Name) pernah kemari dengan seseorang. Tadinya, Kurosawa mengajukan diri untuk masuk ke sana, tapi Akashi menyarankan lebih baik Ohara saja, kelihatan jika Ohara bisa menangani orang yang macam-macam dengannya.

Tentu saja pembicaraan ini mereka rahasiakan dari (Name). Jika tidak, (Name) pasti melarang mereka untuk pergi ke club itu. Pandangan Akashi beralih pada (Name) yang sedang melayani para pelanggan. Lebih tepatnya, dia mengawasi (Name) agar kejadian itu tidak terulang lagi.

Mereka tidak sadar waktu sudah mendekati sore dan memutuskan untuk pergi ke club itu. Sebelum pergi, mereka berpamitan dengan (Name) tentunya.

"Pulang bersama Leo nanti, (Name)," ucap Ohara.

"Tentu Ohara-chan. Leo-kun nanti akan menjemputku setelah urusannya selesai," jawab (Name) sambil mengeratkan lagi tali yang ada dipakaiannya.

"(Name)-chan jangan memaksakan diri! Kalau masih sakit, istirahatlah!" Kurosawa memberikan tepukan lembut pada bahu (Name) yang dijawab (Name) dengan anggukan.

"Hati-hati (Name)."

(Name) memberikan senyuman pada Akashi mendengar nada kekhawatiran keluar dari bibirnya.

(Name) melihat ketiga kakak kelasnya itu yang sekarang sudah menjauh dari tempatnya bekerja. (Name) menemukan kegelisahan saat mengetahui Akashi terlihat biasa-biasa saja dekat dengannya. Apa lelaki itu tidak merasa canggung setelah (Name) menyatakan perasaannya? Meski (Name) juga bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa, tetapi jantungnya merasa ingin melompat dari badannya dan sulit baginya mengontrol wajahnya yang memerah ini.

"Dasar lelaki," gumam (Name) lalu kembali lagi bekerja.

🍒


Mengawasi club yang dimana foto palsu itu diambil membuat ketiganya menyimpulkan sesuatu. Pertama, ada dua gadis yang sama memakai baju seragam (School Name) dan masuk ke dalam lalu keluar setelahnya bersama seorang pria. Kedua, setelah Ohara bertanya pada seseorang di club itu dan membayarnya dengan uang itu mendapatkan informasi yang tentu saja uangnya dari Akashi, mereka tidak pernah melihat ciri-ciri yang disebutkan Ohara. Tetapi, ada seorang yang memiliki rambut yang sama tempo hari.

"Leo bilang, (Name) sudah menerima pembullyan ini sejak SMP, bentuknya adalah coretan di mejanya, dan menaruh benda-benda kotor di loker (Name)," jelas Ohara yang menyandarkan tubuhnya pada kursi empuk mobil mahal Akashi.

"Keterlaluan sekali mereka. Apa masalah mereka dengan (Name)-chan?" ucap Kurosawa dengan alis bertaut bingung.

"Dan oh, Leo pikir kejadian kekerasan saat (Name) SMP itu, ada orang yang menyuruhnya untuk menghajar (Name), tapi sepertinya (Name) yang berhasil mengalahkan mereka dan para penyerang itu malah membalikkan fakta."

Akashi menghela nafasnya mendengar cerita atau informasi yang dia dapatkan dari Leo mengenai masa lalu (Name) sekaligus pembullyan awal (Name). Jika memang benar pelakunya sama mereka seharusnya sadar dengan orang yang sama bersekolah dengan mereka.

"Kita lanjutkan besok lagi. Aku tahu kalian lelah untuk hari ini. Besok kalian tak usah datang ke Rakuzan."

Karena tidak ingin berdebat dengan sang emperor. Akhirnya mereka menyetujui saran Akashi. Mereka berdua dipulangkan Akashi langsung sampai di depan rumahnya masing-masing. Akashi sedikit melonggarkan dasinya lalu manik dwi warnanya melihat suasana kota malam yang indah ini.

Akashi tadinya ingin menanyakan soal perasaan (Name) yang dia katakan kemarin. Namun, melihat kesibukan (Name), Akashi jadi menundanya dan dia tidak ingin menganggu suasana hati (Name) yang sepertinya kembali ceria.

𝐃𝐞𝐥𝐢𝐧𝐪𝐮𝐞𝐧𝐭 | A. SEIJUUROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang