✦ FIVE ✦

1.1K 202 13
                                    

Hari minggu yang ditunggu (Name) tiba begitu cepat dari dugaannya. Dia sudah bersiap-siap untuk pergi ke cafe yang dimana akan menjadi tempat paruh kerjanya yang semoga saja uangnya cukup untuk kebutuhannya.

"(Name)? Mau kemana?" muncul suara ayah (Name) dari dapur yang tengah membersihkan piring kotor bekas keduanya sarapan.

"Aku mau pergi ke luar dulu bersama Leo! Nanti pulangnya agak telat, otou-san," jawab (Name).

(Father Name) keluar dari dapur dan melihat putrinya yang sudah memakai sepatu hitamnya dan mengeratkan tas selendangnya. "Jangan terlalu malam dan jaga dirimu baik-baik, (Name)."

(Name) memberikan jempol dan senyum terbaiknya untuk mengurangi rasa khawatir ayahnhya. "Tenang saja, otou-san! Aku bisa menjaga diri."

(Name) mendekati ayahnya lalu mencium pipi kiri ayahnya dan mengayuh kembali sepeda abu tuanya. "Aku berangkat!"

"Jangan sampai bannya meletus lagi, (Name)!"

(Name) membalasnya dengan teriakan dan dia menggelengkan kepalanya pelan, menahan tawa mendengar peringatan dari ayahnya yang kadang membuat (Name) tersenyum. Dia sangat menyayangi ayahnya.

Sepeda abu tua (Name) dia parkirkan di depan cafe Mirai yang masih belum buka, meski begitu terlihat Leo yang sudah menunggu di depan cafe dengan dirinya yang bersandar pada tembok cafe.

"Leo-kun!" sapa (Name) dengan senyuman cerahnya pada si surai hitam.

Leo membalas senyumannya dan memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana. "Siap untuk bertemu boss mu, (Name)?" tanya Leo.

(Name) tentunya menampilkan seringainya dan sekilas mengibaskan tangannya. "Aku selalu siap, Leo-kun!"

"Baiklah! Ayo kita masuk."

Leo membawa (Name) ke belakang cafe dan Leo bertemu dengan salah satu pelayan yang kebetulan kenalannya. Setelah menceritakan soal (Name) yang ingin bekerja di sini. Pelayan itu memberikan senyuman ramah.

"Namaku, Namiki Koi. Senang bertemu denganmu, (Name)-chan."

"Aku juga!" (Name) menerima jabatan tangan Namiki dengan cepat yang membuat Namiki tertawa canggung.

"Uhh.. kalau begitu akan aku antarkan (Name)-chan ke tempat boss."

"Eh? Leo-kun kau tidak ikut?" tanya (Name) yang bingung tidak sesuai dengan perkiraannya.

"Maaf, (Name). Aku ada urusan dengan keluargaku. Ini darurat," ucap Leo yang diakhiri dengan bisikan.

(Name) menghela nafasnya pelan. Mengerti dengan situasi Leo yang tidak bisa diganggu apalagi jika berurusan dengan keluarganya.

"Oke. Sampai ketemu besok senin. Leo-kun."

"Iya! Sampai besok!" Leo mengacak rambut (Name) sekilas yang membuat (Name) merengek sesaat karena dia tidak suka orang menyentuh rambutnya.

Tidak melihat lagi Leo dalam pandangannya. Namiki membersihkan tenggorokannya lalu tangannya menggesturkan (Name) untuk masuk ke dalam.

"Ayo, (Name)-chan."

🍒

Akashi sama sekali tidak bisa tidur semalaman.

Dia tidak tahu harus menyesali perbuatannya pada gadis aneh seperti (Name). Sebenarnya, dia terpaksa melakukannya supaya keranjang buah itu bisa diterima (Name) meski dengan cara tidak normal.

Akashi sedang berdiam diri di depan piano yang sudah lama tidak dia mainkan. Sebelumnya dia memainkan biolanya untuk menghilangkan pikirannya soal rasa yang mengganjal dalam dirinya.

𝐃𝐞𝐥𝐢𝐧𝐪𝐮𝐞𝐧𝐭 | A. SEIJUUROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang