✦ FOURTEEN ✦

690 121 2
                                    

"Kalian yakin kalau dia pelakunya?"

Kurosawa menganggukkan kepalanya semangat dan jarinya menekan pada foto gadis yang mereka yakini sebagai dalang dibalik pembullyan yang (Name) alami.

"Setelah dilihat-lihat, riwayat sekolahnya yang sama dengan (Name) dan orang-orang yang mendapatkan tip untuk menjatuhkan (Name), kami berdua sangat yakin," jawab Ohara dengan nada percaya diri.

"Kita harus segera bicara padanya. Aku ingin tahu alasan kenapa dia melakukan hal ini kepada (Name)-chan," tambah Kurosawa.

Akashi melihat foto yang mereka ambil. Gadis dengan rambut ungu pucat dan bola mata coklat tua, memakai kacamata bulat. Terlihat seperti gadis kutu buku yang polos dan jika mereka salah menangkap, nantinya masalahnya akan semakin rumit.

"Apa dia ikut kemari?" tanya Akashi sambil melirik ke jendela kelas dimana mereka mendiskusikan gadis itu.

"Dia ikut, tapi memisahkan diri dari orang-orang. Entah dia berakting sebagai penyendiri jadi penyamarannya tidak terlihat," ketus Ohara.

Akhirnya mereka turun dari kelas menuju lapangan yang dimana pertandingan lari estafet di mulai. Manik dwi warna Akashi melihat gadis itu yang berdiri di sisi lapangan. Kurosawa dan Ohara sudah mendapatkan bukti kuat untuk menunjukkan bahwa dia adalah pelakunya. Dari pandangan Akashi terlihat Kurosawa yang mengajak gadis itu untuk datang bersamanya. Tidak lama, gadis itu setuju untuk mengikuti Kurosawa.

Mereka membawa gadis itu ke dalam kelas tadi. Sudah ada Ohara di dalam dan Akashi menunggu di luar sambil menyandarkan badannya ke dinding dengan tangan dilipat di depan dada. Ini urusan sekolah mereka dan Akashi akan menjadi pendengar di sini. Jika situasinya sudah terbaca, dia akan memunculkan diri.

"A-apa maksud kalian? Aku bahkan tidak pernah bicara dengan (Last Name)-san!" bantahnya.

"Tentu saja tidak, kau tidak mau penyamaranmu terbongkar." Ohara mendekati gadis itu dengan foto-foto dirinya yang memberikan uang pada orang suruhannya.

"Bisa jelaskan ini apa? Aku yakin ini adalah dirimu. Leo juga merasa bahwa kau pelakunya."

Gadis itu menggelengkan kepalanya sambil membenarkan kembali kacamatanya. "Aku tidak pernah melakukan hal seperti itu! Foto itu juga palsu!"

Kurosawa yang sudah tidak tahan dengan segala elakannya, menggebrak meja dengan tangannya. "Kenapa kau lakukan perbuatan keji itu pada (Name)-chan? Apaa alasannya?!"

Terkejut dengan reaksi Kurosawa yang berbeda dari sifat ceria dan penyabarnya itu membuat gadis itu merasa bahwa dia tidak perlu berbohong lagi. Dia melepas kacatamanya dan seketika kedua matanya yang terlihat polos itu berubah gelap.

"Aku tidak menyukai gadis itu, dari dulu dia pantas menjadi tokoh yang menderita. Leo-kun juga seharusnya tidak bergaul dengannya," nadanya tersirat kebencian setiap kata yang dia keluarkan.

Ohara mengepalkan kedua tangannya, mengontrol emosinya untuk tidak menampar gadis tak tahu diri di depannya ini. "Kau iri pada, (Name)? Huh, menyedihkan. Kami akan melaporkanmu pada guru di sekolah atas perbuatanmu."

Gadis itu tidak merasa takut dengan ancaman yang dikeluarkan Ohara. Malah, menyeringai lebar. "Oh? Lakukanlah, sekolah ada di pihakku. Sekolah itu tidak akan lama berdiri jika tidak dari donasi perusahaan ayahku."

"Aku yang akan memberikan donasi ke sekolah (School Name)."

Ketiganya melirik ke belakang dan melihat Akashi yang masuk ke kelas. Wajahnya datar tak berekspresi, manik dwi warnanya terlihat bercahaya dan aura yang keluar dari tubuhnya menunjukkan siapa yang sebenarnya lebih tinggi di sini.

𝐃𝐞𝐥𝐢𝐧𝐪𝐮𝐞𝐧𝐭 | A. SEIJUUROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang