Wanita Berkebaya Merah

44 14 6
                                    

Ada banyak hal di dunia ini yang tidak aku
mengerti. MEREKA salah satunya. Ya, mereka ada, bukan hanya hal tabu, tapi nyata. Dan ini adalah kisahku.
Aku biasa dipanggil Lia oleh keluargaku, saat ini bersekolah di smp negeri bandung, kelas 2. Adikku, adit 3 tahun lebih muda dariku. Malam itu kami berjalan menuju rumah kakek kami. Melewati gang sepi yang baru saja akan ditutup oleh kain karena akan digunakan untuk memandikan jenazah seorang gadis yang meninggal tadi sore.
Seorang pemuda berwajah sedih mempersilakan kami lewat sebelum menutup jalan tersebut. Aku mengintip sedikit dari sudut mata kananku, penasaran, tetapi tidak tampak apa pun.
Aku mempercepat langkah kaki, berbelok ke kanan dan tidak jauh dari tempatku, tepat di tengah gang, berdiri sesosok wanita berkebaya merah dengan bawahan kain samping cokelat, seakan berasal dari masa lalu. rambutnya disanggul dengan hiasan melati, dan matanya menatap kosong jauh ke arah belakang kami.
Aku menengok ke belakang, ingin memastikan apa yang wanita itu lihat, tetapi tidak ada seorang pun di sana. Wanita itu diam tidak bergerak. Aku mempercepat langkahku, setengah berlari menggandeng lengan adikku yg kini ikut berlari denganku melewati wanita itu.
Ketika aku bersebelahan dengannya, bola mata wanita itu melirik mengikuti arah gerakku. Tatapannya begitu dingin dan tajam, Seketika rasa takut menjalariku. Ketika bahuku menabrak bahu wanita itu, aku hanya merasakan dingin, seperti menabrak embun. Aku terkejut merasakannya, dan sekuat tenaga aku berlari sambil berteriak, terus berusaha menjauh dari wanita itu. Namun kakiku tersandung sesuatu, aku terjatuh, adikku menoleh sekilas melihatku lalu lanjut berlari sekencangnya. Aku berdiri, menahan rasa sakit dari luka di lututku. Terus berlari sampai ke rumah kakekku.
Aku tiba di rumah kakekku dengan terengah. Ibuku yang akan menjemput kami pulang ke rumah menyambut dengan mimik keheranan. Aku menceritakan kepadanya, pamanku yang memang tinggal di rumah kakekku itu berlari ke tempat yang aku sebutkan, tetapi dia tidak menemukan sosok wanita berkebaya merah yang aku ceritakan.
Sejak saat itu aku dan adikku tidak pernah mau melewati gang itu lagi. Entahlah siapa wanita itu. Aku pun tidak bermaksud untuk mencari tahu. Banyak kemungkinan yang timbul setelah aku bercerita kepada beberapa orang yang aku kenal, sebagian hanya merinding ngeri sampai seorang teman adikku berkata bahwa mungkin wanita berkebaya merah itu baik, dia menjaga 2 anak kecil dari makhluk yang jahat di belakang kalian, hanya saja kalian tidak melihatnya, dan itu menjelaskan kenapa dia menghilang begitu kalian melewatinya lalu aman sampai di keluarga kalian. Ya bisa saja, tetapi aku memang tidak pernah memahami apa yang menjadi alasan mereka melakukan sesuatu, atau lebih tepatnya, aku tidak mau tahu apapun soal mereka. Tetapi pernahkah kalian merasa bahwa hidup membawa kalian menuju sesuatu yang kalian tidak sukai?Aku merasakan hal itu. Karena kisah ini hanyalah awal dari berbagai petualanganku dan mereka yang senasib denganku, senasib karena harus bersinggungan dengan mereka.

ADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang