Pernahkah mendengar bahwa anak kecil lebih peka pada berbagai hal gaib? Aku pernah mendengarnya dan aku percaya bahwa itu benar adanya karena aku melihat mereka saat aku masih kecil. Pengalaman yang setelah terlewatkan beberapa tahun itu masih tergambar jelas di benakku.
Aku tinggal di sebuah kompleks perumahan dengan tetangga yang sangat ramah. Terutama keluarga yang tinggal tepat di sebelah rumahku. Mungkin karena anak-anak mereka sudah dewasa sehingga sepasang suami istri di rumah itu begitu menyayangi aku. Lagipula aku anak yang cukup ceria, gemar bernyanyi dan menari sehingga menjadi hiburan bagi tetanggaku itu. Rumah mereka tidak dipasangi pagar sehingga aku bebas saja ke luar masuk halamannya dan mengintip ke dalam rumah melalui jendela yang ada tepat di samping pintu sebelum akhirnya mengetuk pintu setelah memastikan ada orang di rumah itu. Pintu itu langsung mengarah ke ruang keluarga mereka, ada sofa di depan televisi dan meja di tengahnya, di sebelah televisi ada lorong pendek yang mengarah ke dapur, di lorong itu disimpan lemari sepatu dengan sepatu dan sandal mereka tertata rapi.
Semua tentang tetanggaku ini menyenangkan bagiku saat itu, mereka selalu baik padaku, memberi berbagai makanan yang aku suka, membiarkanku bermain dan menonton kartun favoritku, bahkan mendengarkan dan menanggapi dengan antusias semua ocehanku tentang power ranger yang saat itu adalah superhero terhebat di benakku. Tetapi pemikiran menyenangkan mengenai rumah itu berubah seketika setelah mereka yang disebut makhluk halus itu mulai menampakkan dirinya.
Sore itu aku bermain di rumah tetanggaku itu, Ibuku ada di sana menemani sembari mengobrol dengan pemilik rumah. Aku berjalan ke arah dapur dengan selusin gelas plastik di tangan untuk menyimpan di meja makan mereka setelah aku puas bermain dengannya. Ketika melewati lorong aku melihat sesosok makhluk hitam besar berjongkok di samping lemari sepatu. Makhluk itu jelas bukan manusia dan tentu saja sangat menyeramkan bagi seorang anak kecil. Aku yang terkejut sekaligus ketakutan menjatuhkan gelas ditanganku lalu berlari ke arah ibuku seraya mengajaknya pulang. Tanpa berlama lagi kami pun pamit. Sesampai di rumah aku menceritakan apa yang kulihat dengan sedikit tergagap kepada keluargaku. Mereka menenangkan aku hingga aku pun tertidur.
Beberapa hari kemudian aku tanpa merasa sedikitpun trauma atas kejadian sebelumnya ingin kembali bermain ke rumah itu, tetapi sepertinya rumah itu kosong karena sepeda motor yang biasa diparkir di depan rumah mereka itu tidak ada di tempatnya. Untuk lebih yakin aku mengintip ke dalam rumah itu melalui jendela. Betapa terkejutnya aku ketika aku melihat seorang nenek duduk dengan tatapan kosong di sofa ruang keluarga mereka. Nenek itu memakai kebaya hijau dan kain samping cokelat. Rambut putihnya disanggul. Tidak ada anggota keluarga yang sudah setua nenek ini di rumah itu, aku tahu betul siapa saja penghuni rumah ini. Spontan aku mundur dan bersembunyi di bawah meja yang ada di dekatku. Beberapa detik kemudian ketakutan membuat aku berlari ke rumahku karena dipikiran sederhana seorang anak kecil, aku meyakini bahwa bisa saja makhluk itu menangkapku jadi aku harus mencari perlindungan di lokasi yang jauh darinya.
Sejak kejadian penampakan nenek berkebaya hijau, aku enggan bermain di rumah itu. Beberapa tahun kemudian aku baru mengetahui bahwa di rumah itu memang ramai akan hal ganjil. Pemilik terdahulunya pun seringkali terganggu oleh aktivitas mereka yang tanpa ragu lagi menampakkan diri dalam berbagai wujud menyeramkan. Berkali-kali para ahli spiritual dipanggil namun tidak satu pun yang berhasil mengenyahkan gangguan dari para penghuni dimensi lain di sana. Entah mengapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADA
HorrorAku tidak ingin melihat mereka, tapi aku tahu mereka ada. Bersiaplah, karena kisah ini mungkin akan kalian alami juga. BERDASARKAN KISAH NYATA