Malam itu cerah, tanpa hujan dan awan mendung. Bahkan beberapa bintang menghiasi langit kota Bandung. Tetapi aku bukab tipe manusia yang akan mengambil jaket, helm, dan kunci motor lantas berkeliling setelah melihat suasana malam itu. Tidak, aku tidak sehidup dan sebebas itu. Aku hanya menikmati langit sekejap, lalu masuk ke kamarku, menggulung diri dalam selimut favoritku, dan memasuki alam mimpi dengan tenangnya.
Hal mengenai mimpi itu cukup menarik. Menurutku, dunia mimpi adalah dunia di mana imajinasi apapun dapat menjadi nyata. Bukankah itu menyenangkan? Ya, selama bukan mimpi yang buruk seperti bertemu pembunuh berdarah dingin atau makhluk tak kasat mata yang menjadi kasat mata di sana.
Malam ini mimpiku berbanding terbalik dengan langit yang begitu cerah, mimpi yang kelabu. Dalam mimpi itu aku melihat diriku tertidur. Aku yang sedang tertidur melihat diriku yang sedang tertidur, betapa membingungkan. Terlepas dari keanehan itu, pandanganku kini terpaku pada sosok lain. Dalam diamnya ia menatapku yang sedang tertidur lelap. Sosok berbalutkan kain kafan yang tidak terlepas ikatannya mematung di pojokan kamar. Hanya diam, tidak bergerak, tidak melompat. Aku terkejut melihat pemandangan itu, terbangun dengan teriakan tertahan, terduduk dengan nafas terengah. Setelah nafasku mulai teratur aku ke dapur mengambil segelas air, meminumnya lalu kembali ke kamarku. Jam di handphoneku menunjukkan pukul 3.15. Aku mencoba tidur kembali tetapi mataku terlalu segar untuk kembali terpejam, hingga akhirnya keriuhan di dapur yang dibuat oleh ibuku setiap paginya membuatku turun dari kasur dan mulai beraktifitas.
Kesibukan membuatku melupakan mimpi aneh itu. Sampai kepada malam harinya, aku mendapati diriku kembali memimpikan hal yang sama dengan sosok yang sama, sedikit perbedaan hanyalah makhluk yang biasa orang sebut pocong itu kini berdiri di tengah kamar, sedikit lebih dekat dengan posisi tidurku. Hal ini cukup membuatku terbangun dengan terengah kembali. Kali ini jam menunjukkan pukul 2.00. Aku tidak berniat untuk tidur kembali. Mataku berkeliling menatap sekitarku, merasa ketakutan karena mimpi ini terlalu mengerikan untuk disebut bunga tidur. Aku tidak melihat sosok pocong itu di posisi dia berdiri di dalam mimpiku. Kosong, hanya aku sendirian di sini. Aku terjaga hingga sinar mentari menerobos celah jendela kamarku. Kode dari alam bahwa aku harus memulai hariku.
Ketika malam tiba aku dihadapkan pada dilema, rasa lelah mengharuskanku untuk tidur tetapi rasa takut membuatku tidak juga terlelap. Tapi lelah mengalahkan rasa takut. Aku tertidur dan kembali memimpikan sosok itu. Kali ini dia berdiri tepat di sisi ranjangku, menatap aku dalam posisi setengah membungkuk. Dia menatapku langsung di atas wajahku. Aku kembali terbangun dengan teriakan dan terengah. Tidak ada sosok itu di kamarku, tetapi mengapa mimpi itu selalu berulang?
Ini adalah malam ketiga aku memimpikan hal yang sama. Aku sadar bahwa ini bukanlah hal biasa, terlalu aneh untuk dikatakan mimpi yang wajar. Dengan menangis karena takut, Ku berdoa kepada Yang Maha Kuasa, rasanya ini doa terkhusyuk yang pernah ku panjatkan seumur hidupku. Dalam doa kumemohon, jika memang ini adalah gangguan dari makhluk halus, aku berharap makhluk itu tidak menggangguku lagu, tetapi jika ini hanyalah mimpi, kuharap tidak diberi lagi mimpi seseram ini. Selesai berdoa aku meminum segelas air yang kali ini sudah kusiapkan di meja samping ranjangku, lalu aku memberanikan diri untuk kembali tidur karena ini masih jam 1 dini hari.
Aku bermimpi kembali, tapi kali ini berbeda. Sosok pocong disamping ranjangku mengangguk samar tepat ke arahku yang sedang melihat, bukan ke arah aku yang tertidur, lalu ia melayang menjauh dariku dan menghilang tepat di pintu kamarku. Ketukan membangunkanku. Itu adalah ibuku yang mengatakan bahwa hari sudah pagi. Aku terbangun dari tidurku dengan berbagai pertanyaan. Apakah sosok itu adalah makhluk nyata yang hanya bisa kulihat dalam mimpi? Mengapa aku dapat melihat diriku sendiri yang tertidur? Mengapa mimpi ini terus berulang? Apakah semua ini hanyalah bunga tidur? Apakah malam ini aku akan memimpikan sosok itu kembali? Yang terjawab hanyalah pertanyaan terakhir. Aku tidak lagi memimpikan sosok itu di malam berikutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ADA
HorrorAku tidak ingin melihat mereka, tapi aku tahu mereka ada. Bersiaplah, karena kisah ini mungkin akan kalian alami juga. BERDASARKAN KISAH NYATA