[24] Bumbu Cinta (II)

946 48 3
                                    

Assalamualaikum...
KISPA Up lagi, yeayy!!😄😂
Nikmati, jangan ditiru jeleknya!
(Sorry for typo(s))

Happy Reading ❣️


Sungguh mengenaskan keadaan Marsya. Rambut awut-awutan, mata sembab, hidung merah disertai ingus, baju yang tak ganti, ia pun tak mandi. Membuat Akhlan yang tengah memasak pun melongo.

"Astaghfirullah, Sya! Lo kenapa?" Tanya Akhlan setelah mematikan kompornya.

Marsya hanya diam tanpa berniat membalas pertanyaan Akhlan. Ia tenagh berada di titik terendahnya. Dipermainkan hatinya.

"Sya! Mandi sama dandan sana! Lo parah banget, kaya gembel, beneran!" Lanjut Akhlan.

Brakk!!

"Aarrgghhhh!! Pen gue sate tu orang!!" Marsya menggebrak meja asal.

"Sya! Stop mikirin mantan lo itu! Liat diri lo sendiri! Jangan mau lo rusak cuma gara-gara dia!" Lagi-lagi Akhlan diacuhkan.

"Akkhhh.... Gue hidup buat apa, sih?!" Geram Marsya lagi.

Akhlan menghela nafas kasar. Dilihatnya jam yang menunjukkan pukul tujuh kurang seperempat. Dia bisa terlambat sekolah jika terus meladeni Marsya.

Akhlan ingin segera berangkat. Namun, melihat keadaan Marsya yang begitu menyiksa batinnya, membuatnya berpikir dua kali.

Jika ia sekolah, lantas bagaimana dengan Marsya? Ia takut sesuatu yang buruk terjadi pada Marsya. Jika dia tak sekolah, alasannya apa? Ia tak berani berbohong.

"Sya! Lo ke rumah mama kamu aja, ya! Daripada lo sendirian di rumah." Bujuk Akhlan.

Marsya menggeleng.

"Ke rumah mama aku aja, gimana?" Lagi-lagi Marsya menggeleng.

"Ya trus gimana, lo gak mungkin kan, sekolah. Gue harus sekolah, Sya! Gak bisa nemenin lo di rumah." Terang Akhlan.

"Mau sekolah aja banyak bac*t lo!" Maki Marsya.

Akhlan mengambil napas dalam-dalam, lalu melepaskannya dengan kasar. Ia mengambil ponsel di saku celananya, lalu mencari kontak sahabatnya.

Tuttt.. tuttt..-

"Wa'alaikumusalam, ada apa?!" Ucap seorang cowok di seberang telepon.

"Gue belom salam! Assalamualaikum!" Balas Akhlan kesal.

"Oh, eh! Wa'alaikumusalam. Lo kenapa, pagi-pagi gini lo udah kaya gak niat hidup."

"Lo bisa ngizinin gue?" Akhlan lantas menjauh dari Marsya.

"Emang lo mau kemana?"

"Hahh... Si Marsya abis putus sama pacarnya. Dan dia sekarang udah kaya orang gila beneran. Gue gak bisa ninggalin dia. Bisa-bisa rumah ini rata sama tanah gegara dia." Lirih Akhlan.

"Apah?! Si Marsya itu bukannya istri lo, yah?! Kok masih pacaran?!"

"Pelan dikit napa, sih! Lo sekarang dimana?" Tanya Akhlan.

"Ya gue di sekolah, lah! Jadi, lo mau sekolah, gak?!"

"Kalo gue sekolah, dia gimana? Kalo gue gak sekolah, izinnya gimana? Jagain istri?!"

"Lo berani kek gitu, gue bakar rumah lo! Ahahaha!!"

"Gue serius!"

"Eh, eh! Iya-iya.. Sekarang hampir bel, loh! Mending gue izinin lah, ke sekretaris."

Kisah Sang Penghafal Al-Qur'an [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang