Sebaik-baik teman itu ialah yang mengajak kamu kepada
kebaikanHappy Reading ❣️
•
•
•Setelah selesai merapikan buku-bukunya, ia berlari menuju lapangan. Ia melihat Syifa dan Sanah yang terlihat seperti menunggunya.
"Eh, kalian ngapain belom pulang?" Tanya Marsya menghampiri.
"Nungguin lo itu, bego!" Ucap Syifa sewot.
"Ya ellah, biasa aja kek!" Balas Marsya.
"Udahlah, kalian ini selalu aja gitu! Marsya, nanti kita ke rumah kamu jam dua aja, ya! Kamu nggak ada acara kan?" Sanah.
"Nggak kok!" Balasnya masih dengan nada kesal.
"Ya udah, aku minta alamat rumah kamu. Atau kalau kamu kasih nomor WA juga gak apa-apa." Lanjut Syifa.
"Gue kasih nomor WA aja." Balas Marsya.
"Cepetan, Sya! Panas nih!" Greget Syifa.
"Bentar kek!" Balas Marsya sembari menerima ponsel Sanah. Ia mengetikkan nomor WA nya di kontak baru dan menamainya "Princess SyaSya".
"Nih!" Ucap Marsya sambil menyodorkan ponsel kepada pemiliknya. Sanah mengulum tawa melihat nama yang tertera.
"Oke, sip! Ya udah, nanti aku chat buat nanyain alamat kamu. Ayok pulang!" Ajak Sanah.
"Dari tadi , kekk!" Ucap Syifa.
"Ada apa sih, lo! Dari tadi marah-marah mulu! PMS, lo" Ucap Marsya mensejajarkan langkahnya dengan Syifa.
"Ayo deh!" Balas Syifa singkat.
"Lo bawa mobil?" Tanya Marsya pada Syifa selanjutnya.
"Nggak! Gue dijemput nih! Gue duluan! Bye!" Balas Syifa.
"Gue naik taksi aja deh." Ucap Marsya lirih.
"Eh, kamu nggak dijemput ato nggak bareng siapa gitu? Ato juga naik taksi?" Tanya Sanah.
"Gue naik taksi aja ! Lo sendiri?" Tanya Marsya balik.
"Gue juga naik taksi. Ya udah ayo!" Ucap Sanah lalu berjalan mendahului Marsya.
Sedari tadi, mereka tak menyadari bahwa ada dua pasang mata yang tengah mengekori gerak-gerik mereka yang saling berlawanan arah.
°°°°°
Marsya melemparkan tasnya di atas ranjang dengan kasar. Ia lantas mencopot kaus kaki, ikat pinggang dan dasinya lalu turun menuju dapur.
Ia melihat isi kulkas. Hanya ada sayur mayur, beberapa mi instan, dan telur yang kemarin diberikan sang ibu mertua.Marsya kemudian berinisiatif untuk menyuruh Akhlan membuatkannya makan siang. Ia lalu berjalan ke kamar tamu, dimana Akhlan beristirahat.
Cklekk!
Akhlan menoleh ke sumber suara.
"Ntel! Bikinin gue makanan dong! Sekalian buat lo juga, kan!" Seru Marsya di ambang pintu.
"Ogah! Buat aja sendiri!" Balas Akhlan yang tengah mengutak-atik ponselnya.
"Ah ellah, dari tadi pagi juga gitu. Udah deh, bikinin gue makannn! Gue loh laper! Emang lo gak laper apa?!" Ucap Marsya mulai kesal.
"Ya kan elo bisa bikin mi instan ato telor, kan?!" Ucap Akhlan bertanya balik.
"Huhh! Dasar Ontel!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Sang Penghafal Al-Qur'an [Selesai]
SpiritualSUDAH ADA KISPA VERSI 2 Silahkan jika ingin membaca versi pertama ini, tapi typo bertebaran. "Ngafal Al-Qur'an? Ngafal itu susah! Trus banyak lagi. Gimana caranya ngafal. Mustahil kalo gue bisa ngafal Al-Qur'an." ~Marsya. "Ngafalin Al-Qur'an itu ga...