[5] Bad Day

6.1K 166 0
                                    

jangan sekali-kali engkau kabur dari kenyataan.
Karna takdirmu telah Tuhan tentukan.
Manis atau pahitanya kehidupan.
Percayalah, pasti ada jalan.
Adlfb_

Follow akun aku lainnya:
AdelFebriani_01

Happy reading ❣️

"Baik buk, terimakasih. Nanti akan saya sampaikan ke orangtua."
"Iya, sekarang kamu boleh pulang."
"Permisi buk, Assalamualaikum."
"Wa'alaikumusalam"

Marsya berjalan keluar kantor.
Ia memainkan handphonenya tanpa memperhatikan sekitar.
Seoarang pemuda tengah berjalan sambil membolak-balikkan kertas yang dipegangnya. Ya, dia adalah Ketua OSIS.
Akhlan.

"Brrrukkk!"
"Awwww,,, adudduduh."

Akhlan terkejut bukan main.

"Hah! Lo lagi, Zan!"
"Siapa?" Marsya menoleh.
"What! Elo ntel! Liat jalan ga si!"
"Kok lo nyolot sih! Kan lo yang ga liat jalan."
"Idiihh, kalo lo tau gue ga liat jalan, ya lo minggir lah. Itu artinya lo sama sama ga liat jalan kan! Iya kan!"

"Aarggh! Udah deh. Males ngomong sama lo." Kesal pemuda itu dan segera mengumpulkan kertas yang berserakan.

"Kertas apaan tu!?"
Penasaran Marsya dan mengambil satu kertas yang berserakan.
"Ke.. gi atan pen tas seni antar sekolah.
Apa? Pentas seni? Kapan tanggalnya?"
Selang beberapa detik, Marsya di kacangin.
"Woiii! Tanggal berapa?
Woiiiiiiii!"
Geram Marsya seraya menarik tas pemuda itu.

"Issh, apaan si lo.!"
"Kapan ha, kapan!?"
"Tanggal ga tau. Itu tu masih rancangan tau." Kesal ketua OSIS.
"Oh, gitu!"

"Hmmm."
Gumam Akhlan singkat lalu melenggang pergi ke kantor.

"Tuh orang lairnya gimana sih. Masa iya lairnya di kutub utara? Dingin bgt jadi orang." Marsya bicara sendiri dan fokus pada ponselnya kembali.

My Sistery tukang Angry 💩
Online

Lo pulang naik gojk aja ya. Gue dah pulang duluan. Ada urusan soalnya.

Alah, bilang aja mang mau ninggalin gue.
Kakak laknat😒.✔️✔️

Auk deh, bye.

Kakak macam apa yang ninggalin
adeknyacoba?✔️✔️

"Issshhh, terpaksa deh."
Marsya pun membuka aplikasi Go-Jek nya.
Tapi nasib, baterainya habis saat itu juga.

"Yaahhhh... Abis lagi. Gimana mau pulang kalo ga naik angkot. Huuuhh.."
Pasrah Marsya.

Ia tak mungkin menyuruh Irsya menjemputnya, karna jam dua gini ia masih setia sama tugasnya.

"Mm.. buk. Tempat buat nunggu angkot di mana ya buk?" Tanya Marsya pada seorang ibu penjual buah.

"Oh, di depan situ dek. Tinggal belok kiri udah sampek dek." Balas ibu itu.
"Oh, gitu ya. Baiklah buk, makasih"
"Iya, dek! Tapi biasanya jam segini angkotnya ga ada dek!"
"Kok gitu buk?"
"Ya emang gitu dek!"
Ibu itu geleng-geleng kepala.

Kisah Sang Penghafal Al-Qur'an [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang