[14] Basket

1.3K 79 0
                                    

  "Terkadang tanpa kita duga
dialah seseorang yang mampu
mencintai kita apa adanya."
~KISPA

Happy reading ❣️

Drrrtt.... Drrrtt... Drrrtttt ...

Ponsel Marsya bergetar menandakan ada panggilan. Marsya pun mengangkat panggilan itu yang ternyata adalah dari pacarnya.

"Halo!!" Ucap Varel dari telepon.

"Alooo juga, sayank!!" Balas Marsya.

Sedangkan Meisya ia hanya memasang muka seperti muak.

"Kamu sehat-sehat aja kan, di situ?!" Tanya Varel kemudian.

"Blablablabla."

"Udahan dulu ya sayang! Aku lagi ada urusan. Besok aja lanjutinnya." Ucap Marsya.

"Apanya yang dilanjutin?" Tanya Varel yang dibuat sok bego.

"Isshh... Panggilannya maksutnya!!" Geram Marsya.

Meisya bahkan sudah terlelap karena menunggu Marsya yang sangat lama telponan dengan cowoknya.

"Hihihi ... Iya deh, iya. Yodah, jangan kemaleman tidurnya!"

"Iya, dadah my boy!" Ucap Marsya mengakhiri percakapannya.

"Daddah mine!!" Balas Varel.

Tuutttt...

Panggilan pun dimatikan.

"Tumben ni ucet ga cerocos mulu," Gumam Varel.

"Woii!! Bangun!! Lo belum jawab pertanyaan gua!! Bangun eii!!" Teriak Marsya.

"Engghh... Apaan sih." Balas Meisya. Ia makin mengeratkan pelukan pada gulingnya.

"Anying! Cepetan bangun!" Lanjut Marsya.

"Heehhh!!.. iya iya, nih gue bangun!!" Meisya pun menyingkap selimutnya.

"Jawab yang tadi!" Tegas Marsya.

"Hehh.. jadi, menurut gue, lo itu cewek laknat, lo itu nakal, lo itu egois, lo itu boros, lo itu munafik, lo itu tomboi, lo itu liar, lo itu-"

"Udah malem masih mau gelut juga?!" Celetuk Irsya yang entah sejak kapan sudah ada di ambang pintu.

Setelah mengatakan itu, Irsya pergi dengan wajah dingin.

Marsya dan Meisya diam sejenak. Lalu kembali beradu  lidah.

"Gue Sampek segitunya kah?!"

"Iya!! Tapi Li agak mendingan akhir-akhir ini." Jawab Meisya.

"Gue pantes gak, buat Ontel?!"

"Ontel? Akhlan maksut lo?!" Tanya Meisya balik.

Marsya mengangguk.

"Enggak! Tapi buat sekarang. Kalo nanti ga tau." Balas Meisya lalu menarik selimutnya kembali ke pulau kapuk.

"Hahhh...." Marsya menghela nafas lalu berjalan keluar kamar Meisya.

"Terkadang, menghina itu adalah suatu jalan untuk menyadarkan seseorang." batin Meisya seraya memejamkan matanya.

Kamar Meisya. ↑

00.00 am

"Hah!" Akhlan menyingkap selimutnya dengan kasar.

"Tarjan tarjan!! Lo itu gak punya etika banget sih! Orang lagi tidur juga digangguin." Ucap Akhlan lalu melihat jam di dinding.

Kisah Sang Penghafal Al-Qur'an [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang