[47] End

1.7K 75 2
                                    

Huhu... Kok udah end?😫
Hehe.. iya, biar lebih fokus UAS,
update sampe end sekalian.
Wkwkwk...
Tp tenang aja, bakalan ada extra part kok.
Buat kalian yang nungguin kek apa endingnya, kuy langsung baca!
(Sorry for typo(s))

Happy Reading ❣️


Marsya mengangkat kedua tangannya. Menengadahkan telapak tangannya, sebagai wadah air mata sebagai sisa-sisa doa yang ia panjatkan. Malam ini, malam sebelum pernikahan Marsya dan Varel akan dilaksanakan. Malam di mana ia akan mengakhiri perasaannya pada Akhlan, dan mulai menerima nama Varel di hatinya.

"Ya Allah, beginilah akhir cerita cinta hamba? Hamba percaya, karena Engkau telah memercayakan dia sebagai calon imam hamba. Hamba siap melupakannya, hamba ikhlas meninggalkannya, karena Engkau tak setuju kami bersama. Hamba mohon, berilah hamba kebahagiaan selalu. Kuatkan iman hamba. Tuntun hamba dan calon imam hamba menuju Jannah-Mu. Ya Allah, terima kasih telah menghadirkan cinta pada hamba. Cinta karena-Mu. Terima kasih, masih memberi hamba kesempatan hidup untuk menikmati cinta dan kasih-Mu. Subhanallah. Alhamdulillah, Allahu Akbar,"

Rencana Allah lebih indah. Tak selamanya manusia akan terus terkurung dalam kebimbangan. Akan ada kebahagiaan setelah semua permasalahan. Manusia memang pandai menduga, namun ia tak bisa berbuat apa-apa setelah Allah mengambil  keputusan.

Marsya tersenyum. Apapun yang akan terjadi, Marsya siap. Ia siap menjalani skenario Allah yang beraneka ragam di dunia yang fana ini.

"Bissmillah, hamba siap mengikuti segala instruksi dari-Mu, Ya Allah.."

°°°

Marsya menatap dirinya di kaca rias. Ia mengukir senyumnya. Menyakitkan memang. Pura-pura bahagia di saat hati tengah kacau. Ya, itulah yang saat ini Marsya rasakan.

Ijab qobul sebentar lagi akan dimulai. Dan Marsya terus memanjatkan doa akan tidak terlalu gugup.

Tok

Tok

Tok!

"Ini Varel, boleh masuk?"

Apa? Varel? Ngapain kesini? Bukannya ini mau mulai, ya? Marsya melirik ke arah mamanya.

"Kamu di sini saja. Biar mama yang bukain," Ucap Elisa lantas membukakan pintu untuk Varel.

"Varel, ngapain- loh! Kok kamu pake kaos?" Elisa menatap Varel tak percaya.

"Hehe.. Maaf tante, boleh kita bicara di dalem?" Elisa hanya mampu mengangguk. Dunia seolah mempermainkannya.

"Astaghfirullah! Varel! Kok bisa kamu—"

"Sstt... Gue mau bilang, gue minta maaf gak bisa melanjutkan pernikahan kita."

"Apa?!"

"Gue tau, Sya. Saat kita mampir di restoran dari butik itu, lo ketemu sama lelaki, yang notabenenya adalah mantan suami elo, kan? Gue udah putusin, gue mau lo nikah sama lelaki itu. Apakah dia Akhlan?"

"Maksud lo apa?! Gue udah ngelupain dia, Rel!"

"Gue tau, kalian masih ada rasa cinta. Dan gue gak mau rasa cinta kalian itu terhalang cuma karna gue."

Kisah Sang Penghafal Al-Qur'an [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang