[38] Gosip

961 51 1
                                    

Happy Reading ❣️


2 bulan kemudian

Kini, Marsya telah naik kelas 9. Dengan nilai yang cukup memuaskan, ia masuk di kelas XII IPS A. Ia begitu tak menyangka, sekaligus bersyukur. Dirinya mulai ada perubahan semenjak beberapa bulan lalu.

"Yeayyy! Kita sekelas lagi!" Girang Syifa sembari memeluk kedua sahabat perempuannya.

"Yeeh.. Alay lu!" Ucap Leva menimpali.

"Biarin," Sewot Syifa.

"Issh! Kalian ini kumat perangnya. Jadi gemes pengen jodohin kalian," Ucap Marsya setelah melepas pelukannya.

"Apa? Jodohin? Iihhh, naudzubillah, amit-amit!" Balas Syifa tak terima seraya menepuk-nepuk keningnya.

"Hueeek! Najong keles!" Balas Leva pula.

Tapi kalo dijodohin sama lo, senang hati kita nikah sekarang,  Monolog Leva dalam hati.

"Kalian ini ada-ada aja. Ya udah, kita masuk kelas dulu, yuk!" Ajak Sanah pada ketiga sahabatnya.

"Ya udah, kuy!"

°°°

"Akhlan.. Mikirin apa, sih? Dari tadi ngelamun terus," Sella datang tiba-tiba menghampiri Akhlan yang tengah bertopang dagu.

Akhlan yang mendengar suara seseorang pun segera mengalihkan pandangannya.

"Ngapain di sini?" Tanya Akhlan dingin.

"Kamu sendiri juga ngapain di sini?" Sella balik bertanya.

Akhlan memperhatikan sekitar. Karena saat itu adalah jam istirahat, semua siswa tengah berhamburan di pekarangan sekitar sekolah.

"Maaf, kalo gak ada keperluan apapun, silakan lo pergi. Atau kalo gak, gue yang bakal pergi." Ucap Akhlan lantas berdiri dari duduknya.

"Eh! Gak usah! Aku yang pergi!" Cegah Sella cepat.

Setelah mendengar jawaban itu, Akhlan kembali duduk.

"Cepat keluar, gue gak mau ada gosip yang gak enak." Ucap Akhlan dingin.

Namun Sella malah tersenyum penuh arti.

"Iya, Akhlan.. Ini aku mau juga mau pergi." Balas Sella dengan nada yang dibuat selembut mungkin.

Tak lama setelah mengucapkan kalimat itu, Sella lantas berkedip ke arah jendela, namun tak diketahui oleh Akhlan.

"Eh! Di rambut kamu itu apa?" Dengan lancangnya Sella mengelus pelan pucuk kepala Akhlan. Sebenarnya Sella hanya beralibi tentang pertanyaan yang ia lontarkan barusan.

Di saat bersamaan pula, ada seseorang yang mendokumentasikan kejadian tak berapa lama itu, dan satu orang lagi yang menatap kejadian itu dengan nanar serta dada yang sesak beradu dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Namun, seseorang itu segera lari agar tak melihat kenyataan yang selanjutnya.

"Jauhkan tanganmu!" Dengan kasar Akhlan berdiri dan menatap tajam Sella.

"Jangan pernah sekali lagi deket-deket gue, apalagi nyentuh gue!" Ucap Akhlan dingin namun penuh penekanan. Setelahnya, Akhlan berjalan keluar dengan langkah lebar serta wajah dinginnya.

Kisah Sang Penghafal Al-Qur'an [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang