[4] Acting Hari Pertama

1.5K 157 1
                                    


Selesaikan kewajiban Anda sebelum membaca. Karena kewajiban yang ditinggalkan demi suatu yang tak wajib, hanya akan meninggalkan penyesalan.
Adlfb_

#Halo reader's..
Mumpung ada kesempatan, author up  lagi..
Hehe....
Kuy, langsung baca!!

Happy reading ❣️

Kringgggg..... Kringgggg.... Kringggggg.....

"Hhhmmmmm...."
"Issshhh. Dasar kebo."
"KRIIIINGGGGGG..... KRIIINGGGGGG.... KRIIINGGGGGG......"

"Aaaaaaaaaa.....! Hu hu, hu hu. Telinga gue telinga gue.!"
"Bangun gakk!!"

Dengan mata yang masih lengket, Marsya pun terpaksa membuka matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.
Dilihatnya Meisya yang sudah berseragam rapi khas SMA.

"Kak! Gendang gue pecah nih. Kakak mau donorin telinga kakak buat gantiin telingaku?!"

"Heh! Ketimbang lu mikirin gendang lu, mendingan lu liat ini jam berapa."
Ujar Meisya datar karena kesal.
Membangunkan Marsya setiap pagi sudah menjadi rutinitas sehari-harinya.

Marsya menoleh ke arah Meisya, lalu
melihat jam yang ada di tangan Meisya.
"WHATTTT!!!  JAM TUJUH!!! Minggir minggir!!"
"Bukan jam tujuh tolol, tapi jam tujuh kurang seperempat. Udah pasti lo terlambat. Heh!"
Meisya sirik gaes😄

Marsya, bodo amat. Langsung saja Marsya berlari mengambil handuk dan berlari secepat kilat ke kamar mandi.

O ya, Si Marsya ga mandi ya! Tapi cuman basuh muka sama basuh tangan kaki.
Kalo bahasa jawanya, isuh yaa...

Rambutnya pun cuma di sisir ga jelas tapi tetep cakep.
Semprot parfum, beres.
Maklum, orang cantik mah bebas.
Mau mandi ato gak tetep cantik+wangi😂.

Setelah sekitar 15 menit lebih Marsya siap-siap, ia pun turun ke bawah.
"Ma! Marsya berangkat dulu! Assalamualaikum!"
Kata Marsya sambil pamitan sama Mamanya.

"Eh, Sya! Sarapan dulu lah! Ini kan hari senin.!"
Suruhan mamanya tak dihiraukan.
Sampai di tengah pintu, Marsya terhenti.
"Ma! Kak Meisya mana? Dek Melisya mana?
Bang Irsya? Papa? Tanya Marsya beruntun.

"Udah berangkat."
"Ha! Trus aku berangkatnya gimana dong Ma!" Panik Marsya.
"Mama anterin gimana? Mama juga sekalian mau belanja."
"Iya udah ma! Ayo ma! Cepetan ma!"
Desak Marsya menarik-narik lengan mamanya.

"Aduh, Marsya!! Iya bentar mama ambil kunci dulu. Kamu keluar dulu deh."
Suruh mamanya.
"Hahh... Iya deh ma. Cepetan ma! Jangan lama!" Suara Marsya agak berteriak.

"Yuk, Sya."
"Cepetan ma!"
"Issshh... Iya sayang..."

20 menit kemudian

"Assalamualaikum, ma! Marsya masuk dulu. Makasi maa!"
"Iya ati ati, yang bener belajarnya."
Ucap mamanya sambil memandangi anaknya yang telah berlari jauh.

"Hoosh.. hoshh.. hoshh."
Napas Marsya tersengal-sengal saat di depan ruang tata usaha.

"Ass ... Sa... La.. mu. a laikum, hooshh hoshh."
"Wa'alaikumusalam."
"Eh, kok saya belum pernah liat kamu ya.
Kamu murid pindahan ya!"
Kata seorang wanita paruh baya di ambang pintu.
"I.. iya buk! Sa.. ya.. murid.. baru."
Kata Marsya tersengal-sengal.

"Oh, ini kamu minum dulu."
Kata bu guru cantik itu menyodorkan sebuah gelas berisi air putih.

"Ma.. makasih buk!"
Marsya menerima gelas itu dan meneguk habis isinya.

Kisah Sang Penghafal Al-Qur'an [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang