BAGIAN 11

329 31 6
                                    

Berawal dari ciuman yang kasar dan menuntut, Yoong seakan tengah melampiaskan segala bentuk emosinya. Dia tidak ingin menunjukkan dirinya terluka, namun ternyata rasa sakit itu terus mengoyak perasaan dan seakan membunuh jiwanya.

"Eghh... Yoongie ya waegeure?" Seohyun melepas pautan mereka, "Apa kamu ingin melakukan 'itu' sekarang?"

Tidak lantas menjawab, Yoong malah mengangkat tubuh Seohyun kedalam kamar mereka, membaringkannya dengan kasar sampai Seohyun memekik kaget. Namja didepanya seperti bukan Yoong yang dia kenal.

Yoong kembali menyatukan bibir mereka, masih sama tanpa kelembutan sama sekali, bahkan dengan sengaja dirinya menggigit bibir Seohyun sampai mulutnya merasakan aroma besi yang begitu menyengat.

Sedangkan Seohyun yang dibawahnya berontak dan berusaha mendorong Yoong, perlakuan Yoong padanya sungguh keterlaluan. "Andwe...  jangan seperti ini!"

"SHIT! KAMU MENOLAKKU??!!" teriak Yoong marah.

Tubuh Seohyun bergetar, dia ketakutan mendapati sikap Yoong yang berubah 100% padanya. Air matanya jatuh, dia membuang muka. Yoong yang memperlakukannya seperti pelacur membuatnya sungguh terluka.

"TATAP AKU! TATAP AKU SEKARANG! YANG SEDANG ADA DIATASMU ADALAH AKU. APA KAMU SEDANG MEMIKIRKAN NAMJA LAIN SEKARANG? MEMIKIRKAN NAMJA YANG PERTAMA KALI MEMASUKI TUBUHMU?"

Bagaikan ditampar ribuan kali, tubuh Seohyun meluruh, dia tidak menyangka Yoong akan mengatakan hal sejahat itu. Air matanya tanpa dipanggil keluar seperti sungai yang mengalir deras.

Membutakan mata dan menulikan pendengaran, itulah yang dilakukan Yoong sekarang, dia tidak peduli jika menyakiti yeoja nya sedemikian rupa.

***

Bukan tidak tahu betapa Seohyun berusaha menahan isak disebalahnya sambil memunggunginya. Menyesal? Tentu saja Yoong sangat amat menyesal setelah akal sehatnya kembali. Nampak banyak memar dipunggung polos sebelahnya.

Berkali-kali Yoong memejamkan mata, dia ingin sekali memeluk tubuh telajang disebelahnya, namun sifat pengecut kembali menguasainya. Rasanya... ingin sekali dia gantung diri sekarang.

Sekitar jam 06.00 Yoong meraba tempat tidur sebelahnya, kosong. Secepat kilat dirinya membuka mata dan beranjak dari tempat tidurnya. Memeriksa kamar mandi dan ternyata kosong. Dengan perasaan tidak menentu, Yoong terburu kedapur, dimeja makan sudah tersedia beberapa menu sarapan. Bukan hanya itu, keadaan apartemen juga sangat rapi dan bersih. Tidak seperti biasanya.

Diruang tengah, wanita yang dicari Yoong sedang duduk disofa dengan menonton TV. Hati Yoong lega melihat yeoja itu tetap memilih tinggal setelah apa yang dia lakukan tadi malam. Namun saat langkah Yoong mendekatinya, hatinya kembali terluka, mata yang biasanya ceria itu menatap TV dengan pandangan kosong.

"Sedang menonton sesuatu?" Yoong memulai obrolan mereka sambil duduk disebelah Seohyun.

Keget dengan kedatangan Yoong yang tiba-tiba, Seohyun berusaha senyum setulus mungkin.

Yoong mengernyit, ujung bibir Seohyun membiru, entah setan apa yang merasukinya tadi malam sehingga dia bisa melakukan ini semua. Yoong menggigit bibir bawahnya kuat, rasa bersalah ini seakan membunuhnya.

"Ayo kita makan bersama!" ajak Yoong dengan suara bergetar.

"Tadi aku sudah makan!" Bohong! Yoong tau itu bohong, namun suara serak Seohyun tidak bisa membuatnya membantah kali ini. Entah berapa lama dia menangis sehingga suaranya berubah seperti itu.

"Kalau begitu  temani aku!" pinta Yoong sambil menggenggam lengan Seohyun.

"Aakkhhh..."

Pekikan Seohyun membuat Yoong dengan refleks membuka lengan bajunya dan membuatnya kembali membeku, bekas lebam kehitaman yang menyakitkan. Tanpa kata Yoong menyingkap baju Seohyun keatas dan membuat dunianya runtuh. Bekas lebam-lebam itu seakan menghancurkan pertahanannya.

HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang