BAGIAN 14

296 33 5
                                    

"Enngggghhh..."

"Yoongie ya, gwenchana?"

Sedikit demi sedikit Yoong mengerjap, berusaha menyesuaikan pengelihatannya dengan cahaya yang menerobos matanya, rasanya... cahaya yang masuk tiba-tiba itu membuat kepalanya berdenyut nyeri luar biasa.

"Gwenchana?" lagi, suara lembut yang dia kenal itu kembali menenangkannya, kali ini dengan menggenggam tangan semakin erat.

"Dia sudah sadar?" Suara lain ini, dia yakini suara sepupunya. Suara yang serat akan nada kekhawatiran. "Yoong ah... bisa mendengar hyung? Appoya? Yang mana yang sakit hmm?"

"Ya Kwon Yul, dia baru sadar bagaimana kau bisa membebaninya dengan pertanyaan bodohmu yang bertubi-tubi itu," Yoong tahu itu adalah suara Jessica yang tengah mengomeli Yul dan tentu saja benar sekali pertanyaan Yul membuat kepalanya semakin pusing.

"Kau tidak tahu Sica ya betapa takutnya aku saat melihatnya tidak sadarkan diri dengan keadaan mengenaskan dan bersimbah darah."

"Yoongie ya...," suara yang menenangkan ini membuat Yoong nekat membuka matanya.

Yoong menggeser tubuhnya sedikit, memberikan tempat untuk kekasihnya, "Hug me please!" pintanya lirih.

Mengerti yang diinginkan kekasihnya, Seohyun memposisikan dirinya tidur disisi Yoong, membiarkan tangan kirinya menjadi bantalan Yoong dan tangan kanannya melingkar dipinggang Yoong. "Sudah lebih baik?"

"Hmmm," Yoong hanya bergumam sambil bersandar diceruk leher Seohyun, mencari ketenangan disana.

Jessica mendesah, dia ingin menjerit tidak rela, tapi dia tahu yang dibutuhkan Yoong sekarang bukan dirinya tapi kekasihnya. Kekasihnya dimasa kini.

***

"Buat dia merasakan apa yang namanya sakit. Jangan sampai keduluan polisi! Temukan dia terlebih dahulu!" Perintah Yul dengan tangan terkepal marah.

Pak Oh menggelang kecil, "Tuan muda!" Protes Pak Oh keberatan dengan perintah tuannya.

"Wae? Selama ini aku membiarkan dia yang terus menggerogoti perusahaan karena dia masih berguna dan terlalu beresiko, tapi lihat apa yang dia lakukan pada dongsaeng ku. Aku tidak akan bisa diam jika ada yang mengusik Yoong. Matipun tidak apa-apa, asalkan beri dia pembalasan dan kesakitan melebihi Yoong!"

"Arra... hanya... anda tidak perlu melakukan itu. Ani... tuan muda Yoong juga pasti...,"

Yul menggeram marah karena untuk pertama kalinya pak Oh keberatan atas perintahnya, "Kau... mengabaikan perintahku?!"

Pak Oh tertunduk, "Saya hanya tidak ingin tuan muda terjerumus."

"Gwenchana... jika itu itu untuk melindungi satu-satunya keluarga ku. Apapun akan kulakukan."

***

Rasanya diperlakukan begitu manis oleh kekasihnya sangat menyenangkan. Yoong tidak keberatan dipukul lagi jika setiap hari mendapati perhatian khusus Seohyun pada dirinya tanpa terbagi dengan apapun.

"Baby Aa...," seperti pagi ini Yoong terus merajuk minta disuapi ini itu, bahkan saat minta dicium pun Seohyun dengan senang hati melakukannya tanpa protes.

Diujung sofa Yul hanya mencibir tingkah manja dongsaeng nya sambil sesekali melirik Jessica yang seakan bersikap tidak peduli disebelahnya. Pura-pura terfokus pada majalah fashion tapi terus-terusan mencuri pandang kearah pasangan yang lama-lama membuat diabetes itu.

HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang