Tidak peduli dengan denyutan kepala yang menjadi-jadi, Yoong terus melangkahkan kakinya ditengah derasnya guyuran hujan. Mungkin itu caranya untuk menghukum dirinya sendiri. Dia menggigil kedinginan dan menahan kesakitan seorang diri.
Yoong masih dapat mencium bau besi disekitar hidungnya, dia menyakini luka dikepalanya terbuka kembali. Darah segar yang bercampur dengan air hujan sekan menjadi saksi kesakitannya. Dia sedang dihukum lahir batin.
Berada tepat didepan pintu apartemannya, Yoong menghapus air matanya. Dia tidak ingin Seohyun semakin mengkhawatirkannya. Setelah memencet Keylock, Yoong masuk kedalam apartemen miliknya.
Melihat kekasihnya kembali, Seohyun segera berdiri dan berlari keerah Yoong. Raut keterkejutan tidak bisa dibohongi saat melihat kepala Yoong keluar darah banyak sekali, belum lagi tubuh menggigil dengan wajah pucat seputih kertas.
"Gwenchana," sebelum Seohyun mengeluarkan kalimat dari mulutnya, Yoong cepat-cepat berucap sambil menggenggam tanganya dan tentu saja Seohyun dapat merasakan tangan Yoong yang berubah sedingin es.
Mengerti keadaan fisik ataupun psikis kekasihnya tidak dalam keadaan baik-baik saja. Seohyun mengangguk. Dia tidak ingin beradu argumen yang semakin membuat beban untuk kekasihnya.
"Kajja... kita kerumah sakit, lukamu...,"
"Gwenchana... jijja gwenchana..." lagi, Yoong kembali bicara dengan nada lelah.
"Bagaimana bisa baik-baik saja jika kepalamu berlumur darah Im Yoong?" Kali ini Seohyun tidak bisa menahan kekesalannya.
Yoong menggeleng, "Jebal... jangan memaksaku!" mohon Yoong mengiba sambil melewati Seohyun begitu saja menuju kamar mandi dan duduk diatas closet yang tertutup.
Seohyun mendesah. Tidak mendapatkan penjelasan apapun tentang keadaan kekasihnya yang tiba-tiba berubah tentu saja membuatnya bertanya-tanya dan menjadi sangat ingin tahu apa yang tengah terjadi. Namun dia tidak ingin egois. Dia... tidak ingin keingintahuannya memicu pertengkaran besar diantara mereka.
Dengan langkah pasti Seohyun mendekati Yoong yang duduk dicloset sambik memejamkan mata, kemudian menyalakan air hangat dalam bathup. Setelahnya, dengan gerakan sangat hati-hati takut mengenai luka dikepalanya, Seohyun mengangkat kaos yang dipakai Yoong sehingga menampilkan tubuh setengah telanjang kekasihnya.
Setelah air bathup terisi penuh Seohyun membimbing Yoong masuk kedalam dan dengan lembut Seohyun menggosok seluruh tubuh Yoong, memandikannya dengan penuh kasih sayang.
***
Seperti ada yang mengusik kepalanya, Yoong mengernyitkan mata, kemudian sedikit demi sedikit membuka matanya. Diatas kepalanya ada dua orang tidak dikenal sedang mengobati lukanya.
"SHIT! Siapa kalian berani menyentuhku?" Marah Yoong segera menarik diri duduk bersandar disandaran ranjang dan baru menyadari ada infus yang menancap dipunggung telapak kirinya.
Mendengar suara kekasihnya, Seohyun bergegas masuk kedalam kamar mereka, "Yoongie ya... tenanglah! Aku yang memanggil mereka. Tadi kau pingsan dikamar mandi."
"Benar Yoong ssi, kami hanya memberikan cairan dan menjahit luka dikepala anda yang terbuka." Namja dengan jas putih yang diyakini Yoong sebagai dokter itu mencoba menjelaskan.
"Keluarlah!" Perintah Yoong dingin sambil menatap Seohyun marah.
Mengerti keadaan memanas diruangan itu, dokter dan perawat yang berada diruangan itu bergegas membereskan alat mereka kemudian berlalu pergi.
"Yoongie ya... jangan marah hmm, aku hanya...,"
"Apa kau sedang meremehkanku? Tidak pahamkah dirimu tentang aku yang tidak ingin berhubungan dengan rumah sakit? Itu juga sama dengan kau dilarang membawa mereka kesini."
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT
Romance"Melihat noona tersenyum sudah cukup untukku, bahkan saat ku sadar aku hanya dapat menatap punggung noona, karna inilah caraku mencintai!" _Im Yoong "Sebuah hubungan dewasa bukan lagi hanya tentang cinta dan kenyamanan, tapi banyak hal yang nanti ja...