part 10

8.3K 169 2
                                    

                Di rumah
                ********
"Bun!! Anak mu yang cantik ini udah pulang" teriak tenita ketika sudah masuk kedalam rumah.

" kamu ini jangan teriak - teriak kamu sudah gadis dan bla bla bla" ceramah siska.

"Tuh dengerin kata bunda kamu" ucap ayah yang baru turun di lantai dua.

"Hehehe iyah, ren minta maaf yah bun" renita memeluk bundanya

" iyah jangan di ulang lagi yah nak" siska mengusap kepala renita dengan sayang.

"Siap bunda, muach" sambil mengecup pipi siska.

" ayah gak.di cium nih, masa bunda aja ren " ucap ayah renita

" sini yah aku cium, muach" renita mengecup ayahnya juga.

" putri ayah udah besar ternyata, ayah tak menyadarinya" senyum ayah renita sambil mengelus kepala anaknya.

" iya lah yah, masa mau kecil mulu" jawab renita terkekeh.

"Yaudah sana kamu masuk kamar mandi sekalian, terus nanti bantuin bunda masak yah sayang, soalnya kita bakal kedatangan tamu malam ini" ucap ayah renita.

" emangnya siapa yang akan datang?" tanya renita bingung.

" calon suami kamu lah sayang"

" haa!!!  calon suami??  Kalian beneran mau nikahkan aku gitu" kaget renita

"Iyah tpi tutup tuh mulut nanti ada lalat masuk" ucap siska.

Gilang pov

Hallo mom ada apa nelpon aku" ujar gilang yang malas.

Nanti malam kita datang kerumah calon istri kamu jam tujuh dan jangan terlamat.

oke mom aku usahakan

Baiklah mom tutup dulu soalnya mau siap - siap ke rumah calon besan.

Hmmm

Tut tutt tuttt sambungan telpon mati

Baiklah akan ku coba perjodohan ini, semoga aja nanti jadi keluarga sakina mawadah dan warohma, mungkin ini jalan yang terbaik yang tuhan berikan. Gumam gilang dalam hati sambil menatap keluar jendela yang berada di ruangan nya.

Renita pov

Renita dan bundanya sudah usai berkutat dengan masakannya di dapur dan sedang menata meja makan. Yap malam ini mereka akan makan malam bersama keluarga calon suaminya renita dan perkenalan juga tentunya

" ren, kamu siap - siap sana bentar lagi keluarga calon suami kamu mau datang" ucap siska bunda renita yang masih menata meja makan.

" iyah mah, ren siap - siap dulu yah"

" jangan lupa dandan yang cantik yah"

"Siap bun"

Renita pun menaiki tangga rumahnya satu persatu setibanya depan kamarnya ia langsung masuk dan menerobos masuk kamar mandi untuk bersiap - siap tentunya. Ia keluar dari kamar renita malam ini ingin memakai dress warna merah selutut dan rambutnya yang di kriwil gantung menyamping menambahkan kecantikannya. Jangan lupa dengan bibirnya yang sudah di poles pakai lipblam yang menambah kecantiakannya.dan bedak bayi tentunya yang ia pakai.karna ia tak suka bedak ber merek atau apalah itu karna ia terbiasa memakai bedak bayi. Ia merasa lebih natural dan oke.

Renita melihat susah ada orang lain di meja makan ia berfikir itu adalah keluarga calonnya. Ada pria paruh baya umur nya kisaran 40-an dan di sebelah kanan ada wanita paruh baya yang terlihat cantik sekali walaupun sudah tak muda lagi, umurnya 35- an deh.renita turun dan langsung ikut bergabung di meja makan.

" kenalin ini renita, anak kami" bunda renita memperkenalkan anaknya.

" wah cantik sekali renita nya, kita memang gak salah pilih menantu nih dad" ucap wanita paru bayah itu sambil tersenyum melihat ku.

" iss tante bisa aja mujinya kan aku jadi malu" pipi renita jadi semerah tomat karna pujian calmer nya itu.

" oh yah ran? Anak mu mana kok gak kelihatan dari tadi" tanya siska pada sahabatnya.

" oh kek nya bentar lagi, dia udah di jalan kok sis"

Bunda renita hanya mengangguk, setelah itu keempat paruh baya itu berbincang dari tadi dan renita merasa bosan karna merasa tidak di hiraukan sedari tadi. Ayahnya sibuk ngombol dengan bapak mertuanya dan bundanya sama seperti ayahnya sedang ngombrol bersama calmer nya.

"Assalamualaikum" salam dari pria yang baru masuk kedalam rumahnya.

"Wa'alaikumussalam" ucap keempat paruh baya yang ada di ruangan ini.
Semua orang membalas salam kecuali renita yang dari tadi melamun.sambil menundukan kepalanya.ia merasa bingung memikirkan masa depannya nanti bahagia atau tidak bersama suaminya nanti.

"Ren di jawab ihh salam calon kamu" bunda renita membuyarkan lamunan renita.

" eh iyah bun, wa'alaikumussalam" sekarang renita jadi kikuk dan canggung, dan memainkan tangan nya di bawah meja sambil menunduk.

Gilang pun bingung kenapa calon istrinya menunduk dari tadi, apakah dia tak mau melihat wajah nya yang ganteng ini. Ataukah dia malu - malu. Sambil mengeryitka keningnya karna bingung melihat calstri ( calon istri)

"Yaudah ayo kita makan, pasti kita udah lapar semua kan"

Semuanya pada mengangguk setuju dan langsung mengambil makanan mereka masing - masing.mereka makan dalam diam karna dalam islam juga tidak boleh makan sambil ngomong jadi itu sudah kebiasaan mereka untuk diam dan menghabiskan makanannya.
Renita makan sambil menunduk karna dia belum mau melihat wajah calon suaminya. Ia takut jika calonnya berwajah buruk rupa,atau apalah itu.

Makan malam mereka pun sudah selesai dan mereka berkumpul di ruang keluarga.

"Kalian udah tau kan maksud kami mempertemukan kalian" ucap ayah renita.

Renita hanya mengangguk begitupun gilang yang sibuk memainkan ponselnya.

" kalian kenalan dulu gih, dari tadi sibuk dengan dunianya sendiri" suruh momy gilang.

Renita mendonggak dan langsung menatap calon suaminya dan mereka saling tatap dan kaget.

"Bapak" ucap renita

"Kamu" kaget gilang melihat gadis di hadapannya adalah muridnya di sekolah.

" loh kalian udah pada kenal ternyata" ujar momy gilang.

" iyah tan, dia guru aku di sekolah yang nyebelin banget, apalagi muka datar temboknya"

"Baguslah kalau kalian pada kenal" senyuman bunda ku.

"Sis!! Bagaimana minggu depan mereka nikah, kan udah kenal juga" saran momy gilang.

"Ide bagus juga tuh yan" setuju bunda renita.

"Bun!! Apa gak kecepatan yah itu" melas renita, bisa bisanya momy gilang ngomong seperti itu.

"Gak sayang, lebih cepat lebih baik" bantah bunda renita.

Renita hanya menundukan kepalanya, ia jadi tambah pusing malam ini. Bagaimana tidak pusing dia harus menikah seminggu lagi.

Huhuhu akhirnya selesai alhamdulillah.





my teacher my husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang