part 24

7.5K 145 2
                                    

Bel pulang telah berbunyi lima menit yang lalu. Dan semua pada pulang membawa kendaraan nya masing - masing.

Renita sedang kebingungan sekarang. Ia bingung harus pulang pakai apa untuk sampai kerumahnya. Karna tadi pagi ia pergi memakai taksi bukan membawa mobilnya. Sekolah mulai sepi sekarang.

"Hufff bagaimana ini aku pulang!! Jam segini mana ada taksi yang lewat di sekitar sini." ucapnya sambil memegang jidatnya.

"Masa gue harus pulang sama si batu es sih."

"Jangan Deng, ogah gue pulang sama dia. Ehhh tapi masa gue harus jalan kaki sih dari sini?. Kan gak mungkin bisa mati di jalan gue."

Tittt tittt titttt

Renita terkejut mendengar klakson mobil yang berada di belakang nya.

"Heyyy!! Loh mau buat gue jantungan yah? " teriak renita marah.

Pas ia berbalik badannya. Ia terkejut ternyata ia baru saja meneriaki gilang. Suami esnya.

"Dasar si tembok sialan." ucapnya kesal.

Gilang pun memajukan mobilnya tepat di samping kanan renita. Dan membuka kaca mobilnya.

" ayo masuk." ucapnya datar.

"Gak" ucap renita sambil mengalihkan pandangannya.

"Masuk" suruh gilang lagi.

" ogah gue pulang sama loh." jawab renita dengan wajah tak suka nya.

Karna malas berdebat sama renita gilang pun keluar dari mobilnya, Dengan kakinya yang pincang.

Renita terkejut melihat gilang jalan seperti itu.

Apakah sampai segitunya yah? Gue injek kaki dia sampai pengkor tuh kaki. Batin renita.

Tiba - tiba gilang menarik tangan renita menuntunnya untuk memasuki mobilnya.

"Lepas ihhh gue gak mau pulang sama loh." ronta renita yang tak mau semobil sama gilang.

Gilang tak menghiraukan ucapan renita sama sekali. Ia langsung membuka pintu mobil dan mendorong renita duduk di mobilnya.

Gilang pun menjalankan mobilnya menerobos jalan raya. Di dalam perjalanan pulang, renita ngedumel terus. Namun gilang pura - pura tidak mendengarnya. Rasanya capek sekali jika berperang mulut dengan renita.

"Dasar pemaksaan." dengus nya.

Gilang hanya tersenyum tanpa membalas ucapan renita.

"Yehh malah senyum, kyak orang gak waras aja nie orang."

Gilang masih tersenyum.

Renita bingung melihatnya.

"Ya Allah kenapa engkau berikan hamba suami gila kyak dia. " doa renita sambil menunjuk gilang.

Gilang tetap senyum.

"Ya Allah hamba ingin minta suami yang baru ya Allah." doa renita lagi.

Gilang yang mendengar renita minta suami yang baru pun langsung menyentil bibir renita.

Renita terkejut karna gilang berani menyentil bibirnya. Yah walaupun tak sakit sih sebenarnya.

"Apaan sih nyentil bibir gue." kesal renita sambil memegangi bibirnya.

"Siapa suruh berdoa minta suami baru." gilang datar

"Siapa suruh loh kyak orang gila, orang kita ngedumel malah senyum kyak orang gangguan jiwa." renita sambil memicingkan matanya ke gilang.

"Diam gue lagi nyetir" suruh gilang.

"Nyetir aja sana." jawab renita dengan wajah gak perduli nya.

Mereka pun diam sekarang. Tak ada adu mulut lagi kyak tadi, dan renita mengucak matanya dan menguap, Sepertinya ia mengantuk sekali. Renita pun tertidur, kepala nya bersender di kepala bangku mobil.

Gilang pun melirik renita.

"Pantas aja diam ternyata dia tidur." ucap gilang sambil menggelengkan kepalanya.

Gilang pun memberhentikan mobilnya ke pinggir. Ia membetulkan letak kepala renita, takutnya nanti dia terhantup kepalanya.

Gilang pun melanjutkan nyetirnya. Cukup lama juga ia menyetir untuk sampai kerumah. Yah karna jaraknya lumayan jauh juga sih!.

Mereka sudah sampai di parkiran rumah mewah nan megah. Tetapi? Renita masih saja tertidur dengan nyenyaknya pula.

Gilang keluar dari mobil dan membuka pintu mobil untuk menggendong renita kedalam rumah. Kasian kalau di bangunkan. Renita pasti kecapekan karna belajar di sekolah.

Ketika sampai depan pintu gilang menggunakan tangan sebelahnya untuk membuka pintu rumahnya, Untungnya tak kesulitan. Gilang membawa renita ke dalam kamar dan menidurkannya ke kasur king size mereka. Dan gilang membukakan sepatu dan kaos kaki renita yang masih menempel di kakinya.

" hufffff pegal juga angkat nih bocah." sambil merenggangkan otot - otot lengannya.

Gemes juga nih bocah, tapi sayang cerewetnya minta ampun. Apalagi kalau ngedumel bisa buat gue pusing. Tapi untung sayang. Batin gilang sambil melihat renita tidur.

Gilang pun pergi meninggalkan renita dan masuk ke kamar mandi membersihkan tubuhnya yang lengket.

Renita terbangun dari tidurnya, ia bingung tiba - tiba saja sudah berada dalam kamarnya. Padahal tadi masih di mobil ngedumel.

" apa mungkin hilang ngangkat gue ke kamar yah? " ucap renita

" iyah gue yang angkat loh ke kamar." jawab gilang yang bafu keluar dari kamar madi.

Renita terkejut karna gilang. Bukan karna jawaban gilang sih yah!! Tapi karna gilang keluar dari kamar mandi cuman memakai boxer saja.

" akhhhh ngapain loh keluar cuman pakai boxer." teriak renita sambil menutup matanya.

" gak usah lebay juga kali loh!, kan gue suami mu juga. " jawab gilang santai dan langsung melangkah ke lemari mengambil bajunya.

"Issh tapikan aku gak biasa." balas renita.

" yah di biasakan lah." ucap gilang santai.

Renita hanya mendengar kesal dengan gilang. Ia pun beranjak dari kasurnya dan mengambil handuknya untuk mandi karna badannya yang agak lengket.

Sedangkan gilang sudah berlalu keluar kamar menuju dapur rumah. Sepertinya gilang ingin memasak hari ini.

Gilang mengambil bahan - bahan untuk dia masak. Gilang mengambil ayam dari pendingin.lalu mengambil sayur - sayuran dan bahan lainnya yang ia butuhkan.

Renita sudah selesai mandi dan sekarang menyisir rambutnya di depan kaca.

" hmmm harum sekali aroma masakannya." sambil mengendurkan hidungnnya.

"Siapa yang memasak yah? Apa mungkin tetangga sebelah rumah yang masak makanya aromanya kecium sampai kesini?" sambil berfikir dan memainkan matanya.

" apa mungkin gilang yang memasak?
Tapi keknya enggak Deng. Mana mungkin dia bisa masak." sambil mengetuk dagunya dengan jari telunjuk nya.

"Udahlah emang apa untungnya gue fikirin itu. Gak penting juga sih" renita pun melanjutkan menyisir rambutnya.

Gilang sudah siap dengan makanan nya di meja makan. Gini - gini juga dia bisa masak loh. Bukan manja yah maunya di masakan terus. Jadi dia tuh bisa mandiri juga.

Hay hay mau lanjut gak nih ceritanya. Kalau iya berikan dukungan yang banyak dong. Supaya lanjut nie cerita.

my teacher my husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang