"Kak kevin.."
"Lo ngapain disitu?" Tanyanya.
"Hmm.. lagi nunggu taksi kak." Jawabku sedikit gugup.
"Semua anak kampus udah pada pulang. Lo mau nunggu sampe kapan?" Ujarnya.
"Iya kak tau kok. Ya mau gimana lagi tunggu aja sampe ada taksi yang lewat." Jawabku.
"Rumah lo dimana?" Tanyanya yang langsung membuatku menyebutkan alamat rumahku.
"Searah. Bareng aja." Tawarnya yang membuatku melebarkan mataku.
"Eh gausah kak ntar ngerepotin." Tolakku halus.
"Ya terserah si tapi setau gue kalo udah sore gini banyak preman di daerah sini. Yaudah gue duluan." Ucapnya yang membuatku menjadi ketakutan.
"Eh kak.. kak.. bareng deh." Ucapku yang dibalas senyuman simpul olehnya.
"Yaudah naik." Ucapnya yang membuatku langsung naik ke dalam mobilnya.
Selama perjalanan aku diam tidak berbicara apapun. Jujur aku gugup sekarang. Satu mobil dengan cowo populer dikampusku. Aku yakin kalo cewe cewe dikampus tau aku pasti langsung dijadikan bahan bully-an.
"Ini udah masuk perumahannya terus kemana lagi?" Tanyanya tiba tiba.
"Lurus terus aja kak." Jawabku. Akhirnya sampailah kami didepan rumahku.
"Makasih ya kak. Mau mampir dulu ga?" Tanyaku padanya.
"Gausah ,makasih." Jawabnya.
"Yaudah hati hati ya kak." Ucapku yang dibalas anggukan olehnya. Aku langsung keluar dari mobil dan mobil mustang biru itu pun berlalu.
*****
Malam ini aku sedang makan malam di ruang makan bersama papa dan mama. Suara dentingan sendok dan garpu yang beradu memenuhi ruangan ini.
"Wil ,papa mau ngomong sama kamu boleh?" Tanya papa tiba tiba disela sela makan malam kami. Aku yang sedang makan pun hanya mengangguk setuju.
"Papa akan menjodohkan kamu dengan anak sahabat papa." Ujar papa.
"Uhuk uhuk." bak disambar petir saat papa mengatakan hal itu.
"Nih minum dulu sayang." Ujar mama sambil menyodorkan segelas air putih yang langsung kuterima dan ku teguk sampai setengah.
"Papa apaan sih. Aku udah gede pa ,aku berhak nentuin pilihan aku sendiri." Ujarku kesal.
"Sayang kamu bisa tunangan dulu sama dia sekalian mengenal satu sama lain papa yakin kamu akan suka sama dia karena setau papa dia anak yang baik." Ujar papa padaku.
"Tapi pa.. aku kan ga kenal sama dia." Ujarku lirih.
"Sayang papa ga akan langsung menikahkan kalian. Papa akan memberi waktu kalian untuk saling mengenal satu sama lain. Gimana ,kamu mau ya?" Ucap papa padaku.
"Wilo ,ke kamar dulu ya pa." Ujarku lalu segera beranjak menaiki anak tangga sambil berlari menuju kamarku.
*****
Hari ini aku sedang duduk di taman kampus kebetulan kelas ku sudah selesai. Aku masih memikirkan perkataan papa semalam. Apa sih yang ada di pikiran papa sampai berniat menjodohkan aku kaya gini ,dipikir anaknya ga laku kali ya. Aku tersentak kaget saat tiba tiba ada yang menepuk pundakku dari belakang. Aku tolehkan kepalaku ke belakang dan menemukan pelakunya sedang menyengir tanpa dosa sambil menatapku.
"Felly.. kebiasaan deh suka banget ngagetin orang." Ujarku kesal.
"Ya sorry abis lo bengong mulu ntar kesambet baru tau rasa." Ujar Felly dan dia langsung mendudukan dirinya disampingku.
"Lo kenapa sih? Lagi ada masalah ya?" Tanya Felly yang membuatku bingung. Apakah aku harus menceritakan masalah ini pada Felly. Namun ku urungkan niatku biarkan aku menyelesaikan masalahku sendiri. Belum saatnya Felly tau.
"Engga kok gue gpp." Ujarku berbohong.
"Yakin?" Tanya Felly seperti tak yakin dengan jawabanku.
"Yakin lah. Eh lo gaada kelas?" Ucapku mengalihkan pembicaraan. Aku dan Felly memang beda fakultas. Aku di fakultas kedokteran dan Felly di fakultas hukum.
"Udah selesai. Nih gue mau balik ,bareng yuk?" Ujar Felly yang kubalas dengan anggukan.
*****
Malam ini aku akan bertemu dengan seseorang yang akan dijodohkan denganku. Aku memakai dress baby pink tanpa lengan dengan pita dipinggang juga menggunakan heels dengan warna yang senada. Dan meng-curly rambutku juga memakai make up yang sangat natural. Sederhana namun tetap cantik.
"Wil cepetan ya mama tunggu dibawah." Ujar mama dibalik pintu kamarku.
"Iyaa ma." Ucapku dan segera beranjak untuk turun ke bawah.
Selama perjalanan menuju kafe tempat pertemuan papa dan temannya itu aku hanya diam merenung sambil menatap keluar jendela. Aku memikirkan nasibku yang harus dijodohkan sama orang yang tidak aku kenal sama sekali. Apakah ini keputusan terbaik?
Setelah sampai di kafe ternyata teman papa belum datang katanya masih dalam perjalanan. Kuputuskan untuk ke toilet sebentar memperbaiki penampilanku. Bagaimana pun juga aku tidak mau membuat papa malu di depan temannya.
Setelah sampai toilet kupandangi diriku didepan kaca lalu mengambil bedak dan lipstik di dalam tas dan memoleskannya di wajahku. Lalu kurapihkan rambutku dengan jari jariku. Dan kembali memandangi diriku dikaca. Setelah kurasa penampilanku sudah perfect ,aku segera keluar dari toilet. Ku perhatikan dari jauh ternyata teman papa sudah sampai. Ku lihat seorang laki laki yang sedang menundukan kepalanya ,aku yakin dia yang akan dijodohkan denganku.
"Maaf pa ,nunggu lama." Ujarku langsung mendudukan diri dikursi. Setelah mendengar suaraku laki laki tersebut langsung mendongakkan kepalanya.
'Deg!'
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote ya karena di chapter 1 banyak bgt yang siders.
Pliss hargai writers👌
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Mine
RomanceTidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Aku harus dijodohkan dengan ketua ospek dikampus baruku sekaligus anak pemilik kampus. Dia digilai banyak wanita dikampus karena parasnya yang tampan. Hal itu membuatku sepakat untuk menyembunyikan perjodohan k...