~Kevin pov~
Aku tau siapa pelakunya. Ya siapa lagi jika bukan dia. Lihat saja apa yang akan aku perbuat padanya besok. Besok akan menjadi hari terakhirnya menginjakkan kaki dikampus.
"Kak aku pengen pulang.." Ucap Wilona lirih. Sepertinya gadisku tidak betah disini.
"Iyaa ,kita pulang ya." Ucapku yang dibalas anggukan olehnya. Keadaan Wilona memang tidak mengkhawatirkan. Dokter bilang juga dia bisa pulang setelah dia sadar.
*****
Langkahku menuju ke arah kantin. Terlihat dia sedang ketawa ketiwi bersama teman temannya. Benar benar tidak punya rasa bersalah membuatku semakin ingin menghabisinya jika saja aku tidak ingat dia seorang perempuan.
"Ikut gue." Ucapku sambil mencengkram lengannya yang membuat dia tersentak kaget begitu juga dengan teman temannya.
"Kevin apaan sih ,lepasin. Sakit." Ucapnya berusaha melepas cengkramanku. Namun tenagaku jauh lebih besar membuat dia kesulitan untuk melepas cengkramanku. Aku langsung menyeretnya untuk mengikutiku.
Dia terus saja merintih kesakitan namun tak kuhiraukan sama sekali. Aku memang sengaja membawanya ke tempat yang lebih sepi. Aku ingin sekali memakinya namun aku tidak ingin menjadi pusat perhatian. Setelah ku memastikan jika tempat ini lumayan sepi aku langsung melepaskan cengkramanku dengan kasar.
"Awww.. sakit ,Kevin." Rintihnya namun aku tak peduli.
"Lo kan yang ngunciin Wilona ditoilet kemarin?!" Tanyaku membentaknya.
"Apaan sih gausah fitnah deh." Elaknya yang kubalas dengan senyum tipis.
"Denger ya ,Denira. Gue ga peduli lo mau bikin perhitungan sama cewe manapun yang berusaha ngedeketin gue. Gue ga pernah peduli. Tapi kalo soal Wilona gue ga akan tinggal diem." Ucapku yang dibalas tawa sinis olehnya.
"Sebegitu berartinya ya dia buat lo?!" Tanyanya tak suka.
"Iya ,sangat berarti." Ucapku dengan menekan kata terakhir yang membuatnya langsung menatapku tajam.
"Inget ya ,Kevin. Kalo gue gabisa dapetin lo. Ga ada satu orang pun juga yang bisa dapetin lo." Ucapnya yang kubalas dengan senyum sinis.
"Emang udah ga waras lo ya."
"Gue kaya gini karena lo!" Ucapnya dengan nada tinggi.
"Terserah. Tapi hari ini bakalan jadi hari terakhir lo menginjakkan kaki dikampus ini. Dan gue pastiin ga bakal ada kampus manapun yang mau nerima lo." Ucapku yang membuatnya melebarkan matanya.
"Kevin ,lo gabisa kaya gini. Ini ga adil buat gue." Ucapnya.
"Gue ga peduli." Ucapku dan langsung pergi meninggalkannya. Tak kuhiraukan suaranya yang terus memanggil namaku. Kupercepat langkahku untuk segera pergi darinya.
Brukkk
Kulingkarkan tanganku di pinggangnya untuk menahannya agar tak jatuh. Ya yang aku tabrak adalah gadisku. Ceroboh sekali dia bagaimana jika aku tidak menahannya dan dia terjatuh.
"Kak Kevin.." Ucapnya sambil menegakkan posisinya yang membuatku melepas tanganku dari pinggannya.
"Bisa ga sih kalo lagi jalan tuh jangan main hp dulu. Kalo tadi jatuh gimana?" Ucapku sedikit menasihatinya.
"Iyaa ,maaf.." Ucapnya sambil menundukkan kepalanya yang membuatku tersenyum tipis. Lucu sekali dia.
"KEVIN!!!" Teriak seseorang yang sudah ku ketahui siapa pelakunya. Yang membuat Wilona langsung mendongakkan kepalanya.
"Gue ga terima kalo lo ngeluarin gue dari kampus ini. Gue ga akan bisa terima!!" Ucapnya dengan nada tinggi di kalimat terakhir.
"Lo ga denger ya tadi gue bilang apa? Gue ga peduli." Ucapku dengan menekankan kalimat terakhir. Pandangan Denira jatuh pada Wilona yang menatapku dengan tatapan bingung.
"Ini semua gara gara lo tau ga?!!" Ucap Denira membentak Wilona yang membuatnya tersentak kaget.
"Wilona ga salah. Lo yang salah!!" Ucapku membentak balik.
"Heh inget lo ya.. urusan kita belum selesai." Ucap Denira mengancam Wilona lalu dia langsung berlalu pergi. Rahangku mengeras dan tanganku terkepal erat. Demi tuhan aku ingin sekali menghajarnya jika saja aku tidak ingat dia seorang perempuan.
Kulihat Wilona menunduk takut. Tanpa pikir panjang aku langsung merengkuhnya kedalam pelukanku untuk menenangkannya.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan komen.
Thank youuu🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Mine
RomanceTidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Aku harus dijodohkan dengan ketua ospek dikampus baruku sekaligus anak pemilik kampus. Dia digilai banyak wanita dikampus karena parasnya yang tampan. Hal itu membuatku sepakat untuk menyembunyikan perjodohan k...