Mobil ini mendarat sempurna di depan rumahku. Aku pun langsung melepas seatbeld yang ku gunakan.
"Mau mampir dulu ga Kak?" Tanyaku sambil menatap Kak Kevin.
"Gausah ,salam aja buat mama kamu." Ucap Kak Kevin yang kubalas dengan mengganggukkan kepalaku. Aku pun segera turun dari mobil dan mobil itu pun langsung berlalu. Saat hendak memasuki rumah tiba tiba saja ada seseorang yang membekap mulutku setelah itu aku tidak ingat apa apa.
*****
~Kevin pov~
Sekarang aku sedang berada di kamarku hanya sekedar bermain game untuk mengusir kebosananku. Jam sudah menunjukkan pukul 19:00. Tiba tiba ponselku yang satunya bergetar menunjukan adanya panggilan masuk.
Ku lirik dengan ekor mataku hanya untuk mengetahui siapa yang menelponku jika tidak penting aku tidak ingin mengangkatnya. Namun keningku berkerut bingung. Yang menelponku adalah tante Marissa ,mama wilona. Langsung ku geser tombol hijau untuk segera mengangkatnya.
"Hallo ,tante?"
"Kevin ,Wilona masih dirumah kamu?"
"Loh maksud tante? Wilona gaada dirumah? Kevin udah anterin dia dari tadi sore."
"Tapi Wilona belum pulang sampe sekarang. Tante telfon juga ga di angkat angkat. Ya tuhan.. kemana dia."
"Kevin bakalan cari Wilona." Ucapku langsung memutuskan panggilan tersebut. Demi tuhan aku sangat khawatir padanya.
Aku segera mengambil kunci mobil dan berlari menuruni anak tangga.
"Kevin ,mau kemana kamu?" Tanya mama yang tak kuhiraukan sama sekali. Aku tetap berlari untuk segera mencari Wilona.
*****
"Arghhhhh!!!" Teriakku sambil memukul stir mobil.
Aku sudah mencari Wilona kemana mana namun aku tetap tidak menemuinya. Bahkan jam sudah menunjukkan pukul 23:30. Aku benar benar khawatir padanya.
"Kamu dimana ,sayang.." Ucapku lirih.
Dret dret dret
"Halo.."
"Kevin ,gimana? Wilona udah ketemu?" Tanyanya dengan nada khawatir.
"Belum ,tan." Ucapku lirih.
"Ya tuhan.. yaudah mending sekarang kamu pulang aja. Om bram sudah menyuruh anak buahnya untuk mencari Wilona. Besok setelah pulang kuliah kamu bisa mencari Wilona lagi. Tante gamau kamu kenapa napa ,ini udah malem banget Vin."
"Iyaa ,tante."
Panggilan pun terputus aku langsung melajukan mobilku untuk segera pulang.
*****
"Woi ,lo kenapa sih dari tadi bengong mulu. Ntar kesambet baru tau rasa lo." Ucap Fajar sambil melempar tisu yang sudah diremasnya membuatku tersentak kaget.
Aku sedang berada di kantin bersama kedua temanku Fajar dan Rian. Dari tadi aku memikirkan Wilona. Makanan yang kupesan pun hanya ku aduk aduk karena aku benar benar tidak berselera untuk makan.
"Apaan sih lo." Ucapku ketus.
"Lagian dari tadi bengong mulu. Gue ajak ngobrol diem aja." Ucapnya lagi.
"Iyaa Vin lo kenapa sih? Ada masalah?" Tanya Rian. Aku menghembuskan nafas kasar.
"Wilona hilang." Ucapku pelan.
"HAHH?!! Maksud lo hilang gimana? Dia diculik? Siapa yang nyulik?" Tanya Fajar yang membuatku menatapnya kesal.
"Heh pertanyaan lo tuh ga berguna banget tau ga. Kalo gue tau siapa yang nyulik ,udah gue cari terus gue habisin tuh orang." Jawabku ketus yang dibalas cengiran olehnya.
"Tapi emangnya gaada yang lo curigain ,Vin?" Tanya Rian membuatku mengkerut bingung.
"Maksud lo?" Tanyaku.
"Ya siapa gitu yang ga suka sama Wilona." Ucap Rian membuatku berpikir keras.
"Denira.."
"Denira? Lo yakin?" Tanya Fajar.
"Gue yakin banget. Cuman dia yang gasuka sama Wilona." Ucapku sambil mengepalkan kedua tanganku erat dibawah meja. Jika memang benar ini ulah Denira ,aku akan membuat hidupnya lebih menderita.
"Yaudah ,terus kita harus gimana?" Tanya Rian.
"Gue harus ke rumahnya sekarang juga. Lo kirimin alamatnya ke hp gue." Ucapku pada Fajar lalu segera bangkit meninggalkan kedua temanku itu. Teriakkannya yang memanggil namaku tak kuhiraukan. Aku segera berlari untuk menemui wanita gila itu.
*****
Mobilku mendarat sempurna di depan rumah Denira. Fajar sudah mengirimkan alamat rumah Denira ke ponselku. Karena waktu itu Denira sempat memaksaku untuk mengantarnya pulang. Aku tidak mau tentunya ,jadi kusuruh saja Fajar yang mengantarnya pulang.
Aku segera turun dari mobil dan memasuki halaman rumahnya.
"Permisi pak. Denira nya ada?" Tanyaku pada satpam yang menjaga rumahnya.
"Ada ,den. Aden temennya non Denira?" Tanyanya padaku. Malas sekali aku mengakuinya sebagai teman. Dengan sangat terpaksa aku mengganggukan kepalaku.
"Silahkan masuk ,den." Ucapnya mempersilahkan ku untuk masuk.
Aku segera memasuki halaman rumahnya. Lalu memencet bel nya dengan tak sabar. Tak lama muncul wanita paruh baya yang kuyakini adalah asisten rumah tangga dirumah ini.
"Permisi bi. Deniranya ada?" Tanyaku.
"Oh ada den. Mari masuk."
"Gausah bi ,saya tunggu disini aja. Tolong panggilin aja bisa kan?"
"Oh gitu yaudah tunggu sebentar ya." Ucapnya lalu segera masuk ke dalam lagi.
"Kevin.."
"Kamu ngapain kesini? Oh aku tau ,nyesel ya udah ngeluarin aku dari kampus? Pasti mau minta aku buat balik ke kampus lagi ,yakan?" Tanyanya dengan tingkat percaya diri yang sangat tinggi membuatku menatapnya malas.
"Gausah sok sok polos deh lo. Dimana Wilona?!" Tanyaku dengan nada yang sedikit tinggi dikalimat terakhir.
"Apaan sih. Kok dateng dateng nanyain cewe itu ,ya mana aku tau." Jawabnya dengan ketus.
"Gausah ngelak deh. Lo kan yang nyulik Wilona?!" Ucapku membentaknya.
"Nyulik? Heh lo jangan asal nuduh deh. Gue gatau apa apa." Ucapnya yang terlihat mulai kesal denganku.
"Terus kalo bukan lo siapa hah?! Cuman lo yang ga suka sama Wilona." Ucapku membentaknya lagi.
"Ya mana gue tau. Udah deh kalo lo kesini cuma buat nuduh gue gajelas kaya gini. Mending lo pergi dari sini!!" Ucapnya dengan nada tinggi.
"Gue emang mau pergi. Lagian siapa juga yang mau lama lama dirumah cewe sarap kaya lo!" Ucapku tak kalah ketus.
"Tapi awas ya kalo lo sampe boong ,gue bakal bikin hidup lo lebih menderita." Ucapku mengancamnya lalu segera pergi dari sini.
Brukkk
Aku menutup pintu mobil dengan keras. Aku benar benar bingung sekarang. Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku. Lalu memukul stir mobil dengan tanganku.
"Arghhhh!! Kalo bukan Denira ,terus siapa.." Ucapku frustasi.
Dret dret dret
Tiba tiba ponselku bergetar. Sungguh aku tidak ingin berbicara pada siapapun sekarang. Kulirik dengan ekor mataku hanya ingin mengetahui siapa yang menelpon. Namun mataku terbuka lebar saat mengetahui siapa yang menelponku. Segera ku geser tombol hijau untuk mengangkatnya.
"Halo.. Wil ,kamu di--"
"Kak Kevin ,tolong aku.."
Deg!
.
.
.
.
.
Udah panjang belum?😂
Yaudah lah ya aku emg ga bakat nulis panjang panjang wkwk
Jangan lupa vote dan komen.
Thank youuu🖤

KAMU SEDANG MEMBACA
She is Mine
عاطفيةTidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Aku harus dijodohkan dengan ketua ospek dikampus baruku sekaligus anak pemilik kampus. Dia digilai banyak wanita dikampus karena parasnya yang tampan. Hal itu membuatku sepakat untuk menyembunyikan perjodohan k...